MOJOK.CO – Seorang pelajar SMK di Jogja mengisi waktu luangnya saat pandemi dengan jualan bebek frozen atau bebek beku. Usahanya bukan hanya menambah uang saku, ia bahkan pernah meraup omzet hingga Rp1 miliar dalam sebulan.
Pandemi COVID-19 bagi membuat para pelajar tak banyak memiliki aktivitas selain belajar online di rumah. Apalagi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sempat digelar secara daring selama dua tahun lebih.
Bingung tak punya pekerjaan selain belajar, Valensi Surya Permana, salah seorang siswa SMK BOPKRI 1 Yogyakarta mencoba bekerja sambilan. Iseng mencoba membantu orang tuanya mendapatkan tambahan pendapatan. Valensi membuka usaha bebek frozen atau bebek karkas saat pulang ke Wonogiri karena sekolahnya harus daring.
“Saya memulai usaha itu dari awal korona karena iseng-iseng bosan di rumah, nggak ada kerjaan. Saya iseng membuka usaha bebek karkas untuk membantu keuangan orang tua saya,” papar Valensi usai menerima beasiswa dari Pemda DIY dalam Wisuda Wirausaha Belia DIY di Inna Malioboro, Jumat (26/08/2022).
Dibantu orang tuanya, Valensi mencoba mencari bebek dari para pedagang di Jawa Timur. Dengan modal awal sekitar Rp30 juta, dia mengumpulkan bebek-bebek tersebut di freezer untuk dijual secara online.
Tak disangka, pesanannya bebek frozen-nya laris manis. Keterbatasan mobilitas masyarakat saat kasus COVID-19 masih tinggi membuat pemesanan secara online membludak.
Valensi sempat menjual bebeknya hingga 100 ribu ekor bebek hingga ke luar Jawa. Penghasilannya pun tak main-main. Ia sempat meraup omzet hingga Rp1 miliar lebih hanya dalam waktu sebulan.
“Pernah sampai 100 ribu bebek sampai luar pulau seperti Kalimantan dan Sumatra. Kalau luar Jawa pakainya kapal jadi menjaga frozen-nya,” jelasnya.
Tingginya pemesanan bebek frozen, menurut Valensi dikarenakan harganya yang bersaing. Dia menjual bebek frozen seberat 1 kg dengan harga Rp42 ribu.
Selain itu minat masyarakat untuk mengkonsumsi bahan pangan tersebut juga sangat tinggi saat ini. Apalagi harga jualnya yang relatif lebih murah meski kualitasnya terjaga.
Tak hanya mendapatkan keuntungan yang besar, Valensi yang tahun ini melanjutkan pendidikannya di Amikom ini bisa mempekerjakan enam karyawan.
“Kalau saat ini penghasilan saya stabil antara Rp100 juta per bulan,” jelasnya.
Wirausaha Belia
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (disdikpora) DIY, Didik Wardaya mengungkapkan, pihaknya menggagas Program Wirausaha Belia bagi para siswa SMK di DIY. Program kali pertama di Indonesia untuk mewadahi potensi kewirausahaan para pelajar sekaligus mengurangi angka pengangguran lulusan SMA/SMK di DIY.
“Kita memberikan motivasi teknik cara jualan, mengembangkan usaha, merintis dari kecil. Kita juga beri bantuan permodalan, nah ketika lulus mereka bisa berusaha. Lulusan ini akan dikembangkan melalui sentra wirausaha,” paparnya.
Didik menambahkan, program wirausaha belia tersebut diharapkan bisa dikembangkan di semua SMK di DIY. Disdikpora pada tahun ini memberikan beasiswa pada 10 siswa terpilih yang dinilai berhasil mengembangkan wirausahanya. Dengan demikian lulusan SMK tidak hanya mencari kerja namun juga menciptakan lapangan pekerjaan.
“Program ini diharapkan bisa diterapkan juga di tingkat nasional,” tandasnya.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengungkapkan anak muda di DIY diharapkan mampu mengembangkan potensinya dalam berwirausaha. Hal itu penting agar saat lulus, mereka tak melulu mengandalkan bekerja pada orang lain namun justru menciptakan pekerjaan.
“Kalau [wirausaha] itu bisa dilakukan ya tumbuh semua. Pionirnya ya anak anak muda ini,” imbuhnya.
Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Agung Purwandono