MOJOK.CO – Kasus kekerasan seksual berupa pencabulan kembali terjadi di lingkungan kerja Aparatur Sipil Negara (ASN). Kali ini, pelaku merupakan seorang kepala seksi di lingkungan pemerintah Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul. Sementara korban, tercatat sebagai siswi SMK Swasta di wilayah tersebut, yang tengah menjalani praktik kerja lapangan (PKL) di instansi tempat pelaku bekerja.
Berdasarkan sejumlah informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, diketahui bahwa korban sendiri total berjumlah tiga orang siswi yang semuanya masih di bawah umur. Mereka mengaku mengalami tindak pencabulan pada akhir bulan September lalu.
“Saat itu saya dipanggil ke ruangan pelaku. Diminta membersihkan lantai katanya,” ujar Mawar (17 tahun, bukan nama sebenarnya), menceritakan kronologi kejadian.
“Meski agak curiga, soalnya lantai masih bersih, tapi saya lakukan saja perintah itu,” sambungnya.
Sujurus kemudian, ketika tengah sibuk mengepel, Mawar mengaku mendapat perlakuan tidak senonoh dari pelaku. Pajabat ASN itu dengan sengaja meraba-raba tubuh Mawar. Korban yang terkesiap kemudian berontak dan meninggalkan ruangan tersebut.
Selanjutnya Mawar menceritakan peristiwa yang ia alami kepada dua teman PKL-nya. “Ternyata, mereka juga mengalami tindakan yang sama. Di ruangan yang berbeda,” kata Mawar.
Alhasil, ketiga korban ini menceritakan yang mereka alami ke orang tua masing-masing. Bersama orang tua, para korban pun mendapat mediasi antara pihak sekolah dan pelaku. Namun, dalam mediasi tersebut, pelaku mengelak dari segala tuduhan korban.
“Bisa dikatakan berakhir damai. Kami cuma dipindah [lokasi PKL] saja,” papar Mawar.
Salah seorang Guru Bimbingan Konseling (BK) tempat sekolah korban, sebut saja Yogi, membenarkan akhir damai dari permasalahan tersebut. Menurutnya, mereka sepakat damai setelah ada permintaan maaf dari pelaku.
Ia juga mengklaim bahwa pemindahan lokasi PKL korban bertujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. “Pak Panewu [camat] juga sudah mempertemukan kedua belah pihak. Ada permintaan maaf terduga pelaku,” terang Yogi, Jumat (7/10/2022).
Sementara itu, Panewu Girisubo Slamet Winarno membenarkan bahwa pihaknya telah memediasi korban dan ASN yang jadi pelaku. Ia juga mengaku telah melakukan langkah-langkah menindaklanjuti peristiwa tersebut. Terkait tindakan terhadap pelaku, lanjut Winarno, sedang dalam proses pembinaan.
“Ini sudah kita lakukan langkah-langkah untuk yang terbaik semuanya,” kata Winarno, dalam keterangannya kepada Kumparan.
Sebelumnya, tindak pencabulan dengan pelaku pejabat PNS di Gunungkidul juga pernah terjadi pertengahan tahun. Saat itu, seorang penjaga sekolah berinisial GN (35) melakukan tindakan asusila kepada sejumlah siswa. Parahnya lagi, selama ini GN diketahui juga kerap mengajar agama di lingkungannya.
Rumah pelaku sendiri, yang berada di Kalurahan Mulo, Kapanewon Wonosori, Gunungkidul, sempat digeruduk warga. Mereka diduga geram karena tindakan pelaku telah dianggap mencoreng nama baik desa. Video penggerudukan berdurasi 35 detik tersebut sempat viral di media sosial.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA: Ragam Solidaritas Internasional untuk Tragedi Kanjuruhan