MOJOK.CO – Setelah Joko Driyono ditangkap Satgas Anti Mafia Bola, Gusti Randa ditunjuk oleh rapat Komite Eksekutif (Exco) menjadi (plt) Ketum PSSI sampai pelaksanaan KLB.
Dan drama pun berlanjut.
Ketika Edy Rahmayadi memutuskan “undur diri” dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI, warga bola Indonesia ditawari babak baru oleh Joko Driyono. Belum lama menjabat sebagai (plt) Ketum PSSI, Joko Driyono sudah diciduk oleh Satgas Anti Mafia Sepak Bola karena mencoba menghilangkan bukti match fixing.
Sempat kosong beberapa saat, akhirnya jabatan (plt) Ketum PSSI kembali terisi. Rapat Komite Eksekutif (Exco) memutuskan bahwa Gusti Randa, sebagai salah satu anggota Exco, ditunjuk sebagai (plt) Ketum PSSI sampai KLB dilaksanakan. Sebuah peristiwa yang kembali membuat lini masa media sosial warga bola Indonesia meletup.
Berbagai respons muncul silih berganti. Kebanyakan bernada heran, merasa lucu, hingga sinis. Salah satu alasannya adalah rangkap jabatan yang kini dijalani oleh Gusti Randa. Jadi, sebelum menjadi (plt) Ketum PSSI, Pak Pengacara cum mantan artis era 90an itu sudah memegang jabatan Komisaris PT Liga Indonesia Baru (LIB) sementara mengggantikan Glenn Sugita.
Warga bola Indonesia punya pengalaman tak enak dengan pemimpin yang rangkap jabatan. Lantaran sudah terbukti bahwa rangkap jabatan membuat kinerja tak maksimal. Sulit menentukan prioritas. Namun, dengan tegas Gusti Randa menjamin warganet bahwa dirinya tak masalah mengemban banyak tanggung jawab. Beliau mengaku bakal tetap profesional.
Perlu diingat, Gusti Randa juga pengacara Marko Simic, penyerang Persija Jakarta yang tersandung kasus pelecehan seksual. “Kalau untuk kasus Simic, itu kan personel lawyer, saya punya tim sendiri ada yang mengurus, misalnya untuk ke Australia. Sementara kalau LIB ini karena memang harus cepat, ada kaitannya dengan pihak ketiga yaitu sponsor, maka harus diisi, maka Exco yang pengendali itu. Tidak masalah karena ini sifatnya sebagai PT,” katanya meyakinkan.
Selain siap mengemban dua tanggung jawab, beliau juga tidak takut dengan hujatan netizen.
“Ini pro dan kontra pasti banyak, apalagi kita bicara netizen. Saya kira itu konsekuensi mengurus sepak bola di Indonesia. Jadi kami siap dengan pro dan kontra itu. Yang saya pastikan: saya mengelola ini sampai dengan KLB, dengan segala macam harapan dan tuntutan. Harapan: bagaimana timnas berprestasi dan manajemen yang baik. Saya orang yang selalu hadir. Saya sih kayak gitu-gitu tidak takut, tidak ada urusan,” tegas Gusti seperti dikutip oleh CNN Indonesia.
Selain tidak takut, Gusti juga sudah siap dengan berbagai tanggapan sinis warganet. Seperti misalnya ketika toto-foto lawas saat masih menjadi aktor dan penyanyi pun beredar dengan maksud untuk meledek.
Tetap semangat, Pak. Nggak usah didengerin itu warganet. Tetap berkarya, ya. Mayan dapat gaji dobel.