Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Fokus Pemerintah Terus Berubah-Ubah, dari Ekonomi-Kesehatan, Kesehatan, dan Balik Lagi ke Ekonomi-Kesehatan

Redaksi oleh Redaksi
5 Oktober 2020
A A
pemerintah
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Dari fokus ke ekonomi-kesehatan, kesehatan, dan kembali lagi ke ekonomi-kesehatan 

Salah satu aktivitas yang paling melelahkan di masa-masa sekarang ini boleh jadi adalah mendengarkan pidato Presiden tentang penanganan pandemi corona. Bukan apa-apa, namun dalam beberapa waktu terakhir, pernyataan-pernyataan Presiden memang terus memberikan arah yang berubah-ubah dan terkesan mencla-mencle.

Pada akhir Juni lalu, misalnya, Jokowi menyatakan bahwa pemerintah menggunakan metode rem dan gas dalam menangani pandemi. Metode ini mengacu pada keseimbangan kepentingan ekonomi dan kesehatan.

“Dalam mengelola manajemen krisis ini, rem dan gas ini harus betul-betul seimbang,” terang Jokowi saat itu. “Tidak bisa kita gas di urusan ekonomi, tetapi kesehatannya menjadi terabaikan. Tidak bisa juga kita konsentrasi penuh di urusan kesehatan, tetapi ekonominya menjadi sangat terganggu.”

Imbasnya, pemerintah kemudian dinilai setengah hati dalam menghadapi pandemi karena masih dianggap masih terlalu mempertimbangkan kepentingan ekonomi.

Per tanggal 3 September lalu, jumlah penambahan angka positif harian corona selalu di atas angka 3 ribu. Jumlah total kasus positif per hari ini pun sudah tembus 200 ribu kasus, tepatnya 200.035. Tentu saja itu jumlah yang sangat mengkhawatirkan. Butuh 5 bulan untuk mencapai 100 ribu kasus pertama dan hanya butuh 1,5 bulan untuk menambah 100 ribu berikutnya.

Hal tersebut tampaknya cukup mengubah pemikiran pemerintah terkait metode yang mereka pakai. Pemerintah pun kemudian mulai terang-terangan akan fokus pada kesehatan dan tak lagi membagi fokus penanganan pada sektor ekonomi. Hal tersebut dikatakan oleh Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Paripurna untuk Penanganan Kesehatan dan Pemulihan Ekonomi Tahun 2021 yang disiarkan secara langsung di akun Youtube Sekretariat Presiden pada Senin, 7 September 2020.

“Kunci dari ekonomi kita agar baik adalah kesehatan yang baik. Kesehatan yang baik akan menjadikan ekonomi kita baik. Artinya fokus kita tetap nomor satu adalah kesehatan,” terang Jokowi. “Sekali lagi saya ingin perintahkan jajaran komite penanganan covid dan pemulihan ekonomi, menkes, TNI/Polri, betul-betul agar yang berkaitan dengan urusan covid menjadi fokus kita, ekonomi akan mengikuti. Jangan sampai kita urusan kesehatan, urusan covid belum tertangani dengan baik, kita sudah men-starter, restart di bidang ekonomi. Ini sangat berbahaya.”

Namun pada akhirnya, omongan tinggallah omongan. Harapan para ahli dan epidemiolog yang sempat mengira pemerintah akan benar-benar melakukan pengetatan yang serius seiring dengan pernyataan presiden yang akan mengutamakan kesehatan alih-alih ekonomi ternyata bertepuk sebelah tangan.

Kini pemerintah secara terang-terangan menyatakan akan kembali mencari titik keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi.

Hal tersebut disampaikan oleh Jokowi melalui sebuah video yang diunggah di akun YouTube Sekretariat Presiden mengenai strategi penanganan Covid-19 pada Minggu, 4 Oktober 2020 kemarin.

“Saya paham masih banyak tantangan, namun tidak sedikit yang telah kita kerjakan. Singkatnya, strategi pemerintah sejak awal adalah mencari titik keseimbangan,” terang Jokowi, “Jika kita korbankan ekonomi, sama saja kita mengorbankan puluhan juta orang. Ini bukan opsi yang kita ambil, kita harus cari keseimbangan yang pas.”

Pernyataan Jokowi tersebut tentu saja sangat membingungkan, sebab ia seakan menghapus pernyataan Jokowi sebelumnya tentang fokus pemerintah terhadap kesehatan masyarakat.

Kebijakan lockdown yang sempat disarankan berulang-ulang oleh para epidemiolog pun kemungkinan besar tak akan diambil oleh pemerintah.

Iklan

“Tidak perlu sok-sok-an akan me-lockdown provinsi, me-lockdown kota, atau me-lockdown kabupaten, karena akan mengorbankan masyarakat. Kita serius mencegah wabah supaya tidak meluas,” ujar Jokowi.

Ah, selayaknya angin, pemerintah pun mudah sekali berubah arah.

jokowi

BACA JUGA Epidemiolog Usulkan Indonesia Lockdown Demi Menekan Angka Penyebaran Corona dan artikel KILAS lainnya. 

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2020 oleh

Tags: coronapemerintah
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Parkir Liar Susah Diberantas, Siapa yang Membekingi?
Video

Parkir Liar Susah Diberantas, Siapa yang Membekingi?

10 Juni 2024
ilustrasi Mural Jokowi 404: Not Found dan Penilaian Otoriter yang Kembali Menguar mojok.co
Kilas

Mural Jokowi 404: Not Found dan Penilaian Otoriter yang Kembali Menguar

14 Agustus 2021
Bikini Dinar Candy VS Pemerintah yang Nafsuan
Esai

Bikini Dinar Candy VS Pemerintah yang Nafsuan

9 Agustus 2021
Brutalnya Hidup di Negara kayak Indonesia: Negara ‘Survival of The Fittest’
Esai

Brutalnya Hidup di Negara kayak Indonesia: Negara ‘Survival of The Fittest’

15 Juli 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sarjana nganggur digosipin saudara. MOJOK.CO

Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

22 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025
Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Warteg Singapura vs Indonesia: Perbedaan Kualitas Langit-Bumi MOJOK.CO

Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi

22 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Atlet pencak silat asal Kota Semarang, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, raih medali emas di SEA Games 2025 Thailand MOJOK.CO

Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

22 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.