MOJOK.CO – Kawan yang baik bukan hanya bisa memberikan semangat, namun juga suplai rokok di masa-masa kritis dan genting.
Tahun 2020 adalah tahun yang penuh dengan cobaan. Sedangkan tahun 2021 adalah tahun yang penuh ancaman. Begitu kata orang-orang.
Salah satu pihak yang akan sangat terancam di tahun 2021 mendatang tentu saja adalah para perokok. Maklum saja, Pemerintah, melalui Kementerian Keuangan, secara resmi sudah menentukan kenaikan tarif cukai rokok untuk tahun 2021. Itu artinya, tahun depan, harga-harga rokok akan ikut naik.
Kenaikan tarif cukai rokok ini berlaku untuk kategori sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM). Untuk kategori SKM cukainya naik 13,8% – 16,9%, tergantung golongan. Sementara untuk SPM naik antara 16,5% – 18,4%.
Penetapan kenaikan tarif cukai ini salah satunya demi memenuhi target penerimaan negara dari cukai yang dipatok di angka Rp 173 triliun.
Seiring dengan naiknya tarif cukai rokok, kenaikan harga rokok tentu bakal menjadi hal yang tak dapat dihindarkan. Kendati demikian, menurut survei dari Bahana Sekuritas, kenaikan harga rokok ini tak akan lebih dari 20,5%.
Walau kenaikannya mungkin tidak brutal-brutal amat, namun tetap saja kenaikan tersebut bakal menjadi kegelisahan struktural bagi para perokok.
Dalam kondisi demikian, para perokok dituntut untuk lebih cerdas dalam bermanuver agar tetap bisa bertahan dalam iklim per-kebal-kebul-an.
Salah satu strategi yang bisa diambil oleh para perokok untuk menghadapi kenaikan harga rokok ini adalah dengan beralih dari rokok kemasan ke rokok tingwe. Ini adalah langkah yang butuh pembiasaan. Maklum saja, tidak semua orang bisa langsung cocok dan nyaman menjadi seorang pelinting.
Beruntung, di jaman sekarang, budaya tingwe sudah sangat kental di dalam pergaulan anak-anak muda, sehingga tak perlu khawatir dianggap tua hanya karena rokoknya melinting sendiri. Yang penting ngebul, Buooos.
Strategi lainnya tentu saja adalah dengan mulai mengatur konsumsi rokok. Jika sebelumnya sehari bisa habis satu bungkus, maka di tahun 2021 mendatang, usahakan untuk lebih bisa menghemat, sehari jadi 3/4 bungkus, misalnya.
Nah, strategi yang paling ampuh dan paling tokcer dalam menghadapi iklim rokok yang semakin kejam ini tentu saja adalah dengan memanfaatkan energi perkawanan.
Harga rokok yang mahal hanya akan menjadi masalah bagi mereka yang berkantong tipis. Sedangkan bagi mereka yang makmur dan sentosa, kenaikan harga rokok hanyalah kerikil kecil dalam kehidupan mereka.
Nah, di sinilah pentingnya seorang perokok untuk memilih teman bergaul. Semakin banyak teman yang makmur dan sentosa, semakin terjamin pula ketahanan kebal-kebul-nya.
Ingat, harta yang paling berharga adalah keluarga. Nomor dua adalah teman. Dan yang nomor tiga adalah rokoknya.
BACA JUGA Subhanallah, Inilah Rahasia Kecerdasan Kaum Perokok dan artikel KILAS lainnya.