MOJOK.CO – Pemandangan sepeda motor, sepeda ataupun becak yang dituntun melewati perlintasan rel Kereta Api (KA) Stasiun Tugu Yogyakarta tampaknya tidak lagi bisa ditemui. Sepekan terakhir, PT KAI Daop 6 dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta memasang portal di perlintasan tersebut.
Sejak itu kendaraan bermotoro dan becak tidak lagi bisa melewati perlintasan Stasiun Tugu dari arah Jalan Mangkubumi menuju Jalan Malioboro. Bukan hanya kendaraan bermotor, tapi juga becak kayuh yang biasanya memanfaatkan perlintasan tersebut untuk memangkas jarak.
Alasan penutupan perlintasan Tugu
Pemasangan portal tersebut bukan tanpa alasan. Penutupan perlintasan karena banyak kendaraan bermotor, terutama roda dua yang melintas di kawasan tersebut. Padahal sudah ada tanda larangan melintas. Karenanya, saat ini hanya pejalan kaki maupun pesepeda yang bisa melewati perlintasan tersebut.
Kebijakan ini pun membuat becak kayuh kesulitan untuk masuk ke kawasan Malioboro. Mereka harus memutar jalan melewati jalan turun dan menanjak di Jalan Abu Bakar Ali untuk bisa masuk ke Malioboro.
“Capek, harus ngalang (memutar-red) lewat jembatan kewek kalau masuk Malioboro. Padahal tenaga saya hanya kaki dan tangan untuk narik becak,” ungkap Maryadi (46), salah seorang tukang becak yang mangkal di Jalan Mangkubumi, Senin (23/04/2023).
Laki-laki asal tinggal di Badran tersebut mensinyalir, pemasangan portal karena banyak pengemudi kendaraan bermotor yang mengendarai perlintasan rel KA dengan mesin menyala. Pemandangan tersebut sering Maryadi lihat setiap pagi dan sore hari saat jam berangkat sekolah dan pulang kerja.
Ulah pengendara sepeda motor yang tidak menuntun kendaraannya tersebut yang akhirnya merugikan orang lain seperti tukang becak kayuh ataupun pesepeda yang membawa beban berat. Pasalnya ada pembatas jalan masuk yang seukuran tubuh manusia di portal tersebut yang menghalangi sepeda motor dan becak.Â
“Kayaknya ditutup karena banyak motor yang bablas [lewat] palang [tanpa dituntun], yang kena imbas kami jadinya,” ujarnya.
Becak kayuh keberatan jika penutupan permanen
Maryadi menyebutkan, ada sekitar sepuluhan becak kayuh yang mangkal di sepanjang Tugu hingga Jalan Mangkubumi. Mereka menggantungkan hidup dari penumpang yang ingin ke Malioboro. Belum lagi becak-becak ontel yang mangkal di beberapa hotel di kawasan Tugu Jogja dan Jalan Jenderal Sudirman yang biasanya juga membawa penumpang ke kawasan wisata di Malioboro.
Penutupan perlintasan rel KA Stasiun Tugu dengan portal membuat mereka bekerja lebih keras karena harus memutar jalan untuk menuju Malioboro. Belum lagi bila kondisi macet di perempatan Abu Bakar Ali yang menyulitkan tukang becak kayuh karena jalan yang menanjak.
Karenanya tukang becak yang sudah lebih 20 tahun menjadi tukang becak ini berharap penutupan portal perlintasan rel KA Stasiun Tugu tidak permanen dan hanya saat libur Lebaran. Namun, bila terus, Maryadi berangan-angan ada solusi bagi para tukang becak kayuh.
Sebab selama Ramadan kemarin, mereka seringkali tidak dapat satupun penumpang meski seharian mangkal. Baru pada libur Lebaran ini, ada beberapa wisatawan luar kota yang menggunakan jasa mereka.
Para penumpang pun tidak protes meski dia terpaksa menaikkan tarif becak kayuh. Kalau biasanya dari Tugu menuju Titik Nol Km tarifnya Rp25 ribu hingga Rp30 ribu, maka Maryadi menaikkan tarif jadi Rp40 ribu hingga Rp50 ribu untuk sekali jalan karena harus memutar jalan ke arah Malioboro.
“Puasa saja kemarin mlempem, ndak ada penghasilan. Ini baru liburan dapat rejeki sudah ada aturan lagi. Tapi ya gimana, terserah PJKA (KAI-red),” tandasnya.
Manager Humas PT KAI DAOP 6 Yogyakarta, Franoto Wibowo secara terpisah mengungkapkan, pemasangan portal untuk meningkatkan keselamatan masyarakat yang melintas di rel tersebut.
“Perlintasan teteg Malioboro hanya boleh dilintasi oleh orang dan orang yang melintas membawa sepeda kayuh roda dua tapi di tuntun. Meski sampai saat ini tidak pernah ada kecelakaan di rel Stasiun Tugu,” imbuhnya.
Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Gantikan Becak Kayuh, Becak Listrik Mulai Mengaspal di Malioboro dan tulisan menarik lainnya di kanal Kilas.