Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

7 Fakta Olive Fried Chicken, Oleh-oleh Khas Jogja yang Rasanya Nggak Kalah dari KFC

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
13 Juli 2022
A A
Daftar menu di Olive Fried Chicken

Daftar menu di Olive Chicken

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Olive Fried Chicken jenama ayam goreng asal Jogja ini disebut-sebut cita rasanya nggak kalah dari Kentucky Fried Chicken (KFC). Bahkan ada potongan ayam goreng yang pemiliknya nggak ngambil untung. Katanya ini sebagai wujud terima kasih mereka kepada Jogja. 

Yogyakarta itu bisa dibilang gudangnya ayam goreng anak. Bahkan ayam geprek pertama di Indonesia itu juga awalnya hanya di Jogja, namanya Ayam Geprek Bu Rum. Ada juga ayam goreng Rocket Chicken, ayam goreng tepung yang sudah punya ribuan cabang, kantornya ada di Jogja. Banyak lagi ayam-ayam goreng khas Jogja.

Kali ini kami ingin mengulas, Olive Fried Chicken, ayam goreng tepung yang jadi kesayangan mahasiswa. Bahkan jenama merek ayam ini disebut sebagai oleh-oleh khas Jogja layaknya bakpia. Berikut 9 fakta tentang Olive Fried Chicken yang dihimpun Mojok dari wawancara dengan pendirinya:

1# Olive Fried Chicken berdiri tahun 2011

Kun Sastrawijaya (46) mendirikan Olive Chicken pada tahun 2011. Sebelumnya, ia juga sudah punya usaha fried chicken yang disokong investor, tapi prinsip bisnis mereka berseberangan. Bagi Pak Kun, berbisnis itu bukan semata mencari keuntungan, tapi juga harus punya nilai bagi orang lain dalam hal ini mitra dan karyawan. Ia memutuskan menyerahkan brand yang ia buat ke investor dan membuat jenama baru dengan nama Olive Chicken. Baginya tak masalah, karena sebagai pendiri dia yang tahu resep ayam goreng yang enak. 

#2 Tak mau buka franchise

Jika orang lain berlomba-lomba membuka franchise atau waralaba, Olive Chicken justru tidak mau. Olive Chicken adalah Jogja dan sekitarnya. Ada alasan tersendiri mengapa Pak Kun tidak mau membuka franchise. Karena, orang yang membeli franchise pasti punya keinginan untuk mengejar keuntungan, balik modal cepat. Padahal prinsip Pak Kun dalam berbisnis tidak seperti itu. Ia tidak ingin terbebani harus menguntungkan investor, karena baginya yang penting dalam berbisnis itu bersenang-senang. Jadi meski gerai Olive Chicken akan berkembang lebih cepat jika diwaralabakan, ia memilih tidak melakukannya. Ia lebih memilih membuka cabang satu demi satu.

#3 Nggak beli rumah sampai punya 20 cabang

Pak Kun sangat fokus membangun usahanya. Ia bahkan punya prinsip untuk bersakit-sakit dulu, bersenang-senang kemudian. Kata istrinya, Aurora Sri Rahayu (45), Pak Kun bahkan belum mau beli rumah sebelum punya 20 cabang. Keuntungan dikumpulkan untuk mendirikan cabang-cabang Olive Chicken di Jogja dan Jawa Tengah. Ia juga tidak bau berutang di bank. Saat ini Olive Chicken punya 100 cabang lebih di Jogja dan Jateng. 

#4 Sepotong sayap ayam sebagai bentuk terima kasih pada Jogja

Masa kecil hingga remaja Pak Kun ia habiskan di Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sejak kecil, ia bersama enam saudaranya sudah digembleng untuk mandiri. Untuk mendapatkan uang jajan, ia sudah bekerja sejak kecil.

“Saya itu pernah kerja nyuci genteng, ngangkut pasir, nyangkul sawah orang, jadi pemulung juga pernah, tukang jahit sepatu, keliling kampung jualan kue. Kami terbiasa bekerja,” kata Pak Kun.

Olive Fried Chicken
Sepotong sayap Olive Chicken, nasi, dan es teh saat ini harganya Rp8000. (Agung Purwandono/Mojok.co)

Sampai di Jogja, ia hidup hemat. Untungnya makanan di Jogja sangat terjangkau, sehingga ia merasa perlu berterima kasih pada Jogja melalui sepotong sayap ayam yang jadi menu di Olive Chicken. Satu paket sayap ayam dengan nasih dan es teh hanya dijual Rp7000 (tahun 2021). Di  bulan Juli 2022, harga sayap, nasi, dan es teh, harganya naik jadi Rp8000.  Ia tidak mengambil keuntungan dari sepotong saya ayam tersebut. Itu dilakukan sebagai bentuk rasa terima kasihnya pada Jogja, sekaligus agar semua orang bisa merasakan fried chicken dengan harga terjangkau.

#5 Alasan rasa ayam Olive Chicken seperti KFC

Saat pacaran, Pak Kun dan Bu Aurora kerap menghabiskan malam minggunya di KFC. Mereka memesan sepotong ayam untuk dimakan berdua. Bukan karena romantis, tapi ngirit uang jajan. Selama tiga tahun, mereka berdua rutin makan disitu. Bahkan pelayan di tempat makan tersebut sampai hafal menu yang mereka pesan. 

Mungkin karena seringnya makan di KFC, banyak orang bilang cita rasanya mirip. Pak Kun sendiri mengatakan, produk Olive Chicken dibuat dengan standar seperti yang dilakukan ayam goreng tepung merek dari luar negeri. Daging ayam yang digunakan selalu segar. Itu mengapa, salah satu ciri khasnya, daging ayam Olive Chicken itu selalu juicy. 

#6 Rutin gelar pengajian

Bagi Pak Kun, ia percaya apa yang diperolehnya ini tidak lepas dari berkat Tuhan. Ia menganggap semua titipan Tuhan. Olive Chicken memiliki karyawan lebih dari 1.000 orang. Sebanyak 90 persennya adalah muslim. Meski ia pemeluk Kristen, sebelum pandemi ia rutin mengadakan pengajian untuk karyawannya. Alasannya,  karenanya ia percaya, Olive Chicken bisa bertahan dan berkembang atas izin Tuhan. “Ini yang mungkin disebut rida Tuhan. Karyawan juga akan mengingat, dalam bekerja, saya mungkin tidak selalu bisa mengawasi, tapi Tuhan akan selalu melihat apa yang kita kerjakan,” katanya.

#7 Selalu gunakan pemasok yang sama sejak berdiri

Pak Kun  percaya bahwa Olive Chicken bukan soal bisnis, tapi juga berbagi. Ketika awal pandemi ia membagikan Olive Chicken secara gratis. Bukannya kolaps, usahanya justru lebih berkembang. Ia juga memegang prinsip untuk tidak melupakan jasa orang-orang yang memuat Olive bisa berkembang. Karena itu sampai sekarang pemasok bahan Olive Chicken mulai dari ayam, beras, hingga saos masih sama dengan pertama kali saat ia membuka usaha ayam goreng. Bagi Pak Kun, orang-orang yang mempercayai mimpinya punya hak untuk diangkat dan diberi kesempatan berkembang.

Kini, Pak Kun bukan hanya mengembangkan Olive Chicken di Jogja dan sekitarnya. Ia juga membangun jenama baru bernama Karen Chicken. Rencananya jenama ini yang akan dibawa ke luar Jogja. Karena Olive Chicken memang hanya ada di Jogja dan sekitarnya. 

Iklan

BACA JUGA: Jogja di Sepotong Sayap Olive Fried Chicken

 

Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono

Terakhir diperbarui pada 14 Juli 2022 oleh

Tags: ayam gorengfried chickenolive chickenOlive Fried Chicken
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Harga Paha Atas Olive Chicken Naik, Warga Jogja Resah (Unsplash)
Pojokan

Keresahan Warga Jogja di Balik Kabar Kenaikan Harga Menu Paha Atas Olive Chicken

12 Desember 2025
Nasib miskin di masa kecil: Cuma bisa ngiler saat tetangga kaya beli seember ayam goreng dari restoran cepat saji KFC cuma buat pamer MOJOK.CO
Kuliner

Pertama Tahu KFC, Ngebet Pengen Makan Ayam Goreng Tanpa Nasi Berakhir Menelan Kecewa

4 Oktober 2025
Cerita owner Olive Fried Chicken yang juga suka menikamati resepnya sendiri MOJOK.CO
Kuliner

Bagian Ayam Goreng Paling Disukai Owner Olive Fried Chicken dan Gerai di Jogja yang Kerap Dia Kunjungi

5 Desember 2024
4 Ayam Goreng Terbaik di Dunia Ada di Jogja, Olive Nggak Termasuk MOJOK.CO
Kuliner

4 Ayam Goreng Terbaik di Dunia Ada di Jogja, Olive Nggak Termasuk

6 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat "Suami" bahkan "Nyawa" Mojok.co

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.