Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Sengketa Siti Badriah, Inces Syahrini, dan Mimi Peri Berebut Kata Syantik

Haris Firmansyah oleh Haris Firmansyah
10 Juli 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Lagu Lagi Syantik diprotes oleh Inces Syahrini. Mantan Mas Anang Hermansyah ini nggak terima kata “syantik” dipakai orang lain. Kalau nggak laku sih nggak masalah, lha masalahnya ini laku keras, cuy.

Jargon “Syantik” sudah bikin hujan uang bagi beberapa orang. Pertama, tentu saja Siti Badriah yang namanya ada nuansa-nuansa Orde Baru. Soalnya nama Siti Badriah kan disingkat jadi “Sibad” ala-ala akronim Pak Harto jaman dulu gitu.

Nama Sibad melejit setelah menyanyikan lagu Lagi Syantik. Dengan bantuan kekuatan magis Tik Tok, video musik berisi sekumpulan cewek pakai baju akmil joget-joget di pantai tersebut menuai ratusan juta views di YouTube. Bahkan sampai mengalahkan lagu-lagu Sabyan Gambus. Ramadan berlalu, ternyata pemirsa YouTube mulai ninggalin salawatan dan kembali ke dangdutan.

Kedua, Nurrani, istri sah Iqbaal Ramadhan. Gara-gara nyanyi Lagi Syantik ala Tik Tok, Nurrani jadi viral dan kebanjiran endorse. Insta story Nurrani jadi titik kecil berderet-deret kayak jahitan usus buntu, tapi isinya iklan semua. Banyak dari kita yang iri dengan kesuksesan Nurrani dalam mendulang rezeki berbekal fangirling. Namun kita berprasangka baik saja. Barangkali apa yang didapat Nurrani adalah ganjaran untuknya yang sabar menjalani ujian hidup selama ini. Bagaimana tidak, sejak lahir Nurrani sudah dipalu. Palu Ibukota Sulawesi Tengah maksudnya.

Eh, seharusnya ditulis “di Palu” dong, bukan “dipalu”. Halo, halo, Ivan Lanin?

Sebagaimana hukum kepopuleran, pada saat sesuatu lagi terkenal pasti jadi rebutan. Nurrani sempat jadi rebutan Majelis Lucu Indonesia (MLI) dan manajer artis lainnya. Begitu juga dengan jargon “Syantik”.

Perlu diketahui sebelumnya, Inces Syahrini sempat mendaku sebagai sosok pertama yang mencetuskan jargon “syantik” dari bibir lincahnya. Lantas Inces merasa kata-katanya tersebut diplagiat oleh Mas Yogi RPH, pencipta lagu Lagi Syantik, gara-garanya tidak izin dulu menggunakan kata “syantik”. Tentu saja ini aneh, sebab perlakuan Inces Syahrini agak berbeda kepada Rina Nose yang jelas-jelas menyanyikan lagu dari jargonnya, “Maju Mundur Cantik”.

Tentu ini bukan kali pertama pernak-pernik budaya populer jadi sengketa. Sebelumnya, ada vokalis Payung Teduh yang mangkel karena cover Akad versi Hanin Dhiya lebih banyak views-nya dari video aslinya di YouTube. Sudah tidak izin dulu ke penyanyi asli untuk cover lagu, videonya di-monetize pula.

Yang lebih old school, adalah kasus Shinta Jojo. Jauh sebelum Tik Tok dan Musical.ly nge-hits, Shinta Jojo mampu meraup popularitas dengan bermodal lipsing lagu dangdut Keong Racun. Perjuangan video mereka menjadi buah bibir masyarakat tidaklah semudah sekarang; senggol dikit langsung viral. Video tersebut beredar dari hengpon jadul ke hengpon jadul melalui bluetooth, bahkan infra merah. Sampai akhirnya duo-mojang-Bandung tersebut dicari-cari wartawan gosip, masuk tipi, lalu berakhir jadi bintang iklan sosis.

Anehnya, penyanyi asli lagu Keong Racun malah tidak terima lagunya meledak. Pasalnya, dia yang nyanyi, orang lain yang untung. Memang hidup adalah ladang subur untuk ironi. Sampai-sampai saya saja tidak tahu siapa nama penyanyi asli lagu Keong Racun.

Namun, nasib pelantun Keong Racun berbeda dengan Inces Syahrini. Inces tetaplah seorang diva manja yang cetar membahana di khatulistiwa. Kendati Mas Yogi, selaku pencipta lagu Lagi Syantik tidak tahu jika pelopor jargon “syantik” adalah Princess Syahrini. Mas Yogi malah lebih dulu tahu dari media sosialnya Mimi Peri Rapunchelle. Nah, lho.

Tidak salah jika Mas Yogi tahu jargon “syantik” bukan dari tangan pertama. Namun, dari kasus ini, Inces Syahrini mendapatkan kesimpulan bahwa bibir lincahnya banyak menginspirasi orang lain. Alhamdulillah yah.

Namun, di antara Princess Syahrini dan Mimi Peri, siapakah yang lebih mencerminkan kata syantik? Baeqlah, mari, kita bedah bersama.

Gubrak gubrak gubrak jeng jeng jeng.

Iklan

Syahrini adalah diva pop tanah air yang sempat menjadi teman duet Anang Hermansyah. Bersama Mas Anang, Syahrini melantunkan tembang berjudul Jangan Memilih Aku. Lagu tersebut adalah sindiran untuk Krisdayanti yang jatuh ke pelukan Bang Raul Tremos Lemos.

Reff lagu itu adalah: “Jangan memilih aku bila kau tak sanggup setia.” Benar-benar sebuah ungkapan traumatis Mas Anang karena sebelumnya ada penyanyi yang membawakan lagu berjudul Pilihlah Aku. Ya, Krisdayanti pernah meminta Mas Anang untuk memilihnya; “Pilihlah aku jadi pacarmu. Yang pasti setia menemanimu.”

Sayangnya, hubungan Anang-Krisdayanti kandas diterpa prahara. Anang pun pindah ke lain hati, yaitu Syahrini. Eh, ternyata dengan Syahrini pun tidak bertahan lama. Anang kembali berganti teman duet, muncul kemudian Ashanti yang sekarang resmi jadi istrinya. Memandang dari itu semua, Syahrini hanya bisa bernyanyi sendiri, “Kau yang telah memilih aku, kau jugalah yang sakiti aku.” Yup, benar, itu sindiran untuk Mas Anang.

Keren ya jadi musisi. No mention pakai lagu aja bisa disiarkan di acara musik.

Setelah itu, Syahrini bertransformasi menjadi sosok yang manja yang syantik. Syahrini pun dikenal sebagai selebriti yang sering memamerkan kemewahan di Instagram. Bikin orang-orang julid.

Berbanding terbalik dengan Syahrini, Ahmad Jaelani alias Mimi Peri memamerkan desain pakaian dari bahan-bahan sederhana yang bisa didapatkan dari alam secara gratis. Bahkan Mimi Peri bisa menyulap sampah jadi pakaian. Wadaaaaw, ternyata ini jawaban untuk masalah limbah yang makin tahun makin melimpah dari umat manusia.

Maka jelas sudah Indonesia butuh lebih banyak orang seperti Mimi Peri. Kemenakertrans alias Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi harus sudah mulai mencanangkan program bedol desa, mendatangkan peri-peri dari kahyangan ke bumi pertiwi. Untuk apa? Nyulap sampah jadi barang berguna.

Dari sampah jadi busana, Mimi Peri bisa dapat duit dari endorse. Membuat peri mungil itu makin syantik 17 kali syantik. Dengan bibir tembem dan make up porak-poranda, Mimi Peri bisa makin percaya diri menebar salam sapa manja.

Skor akhir kesyantikan: Inces Syahrini 1 – Mimi Peri 17.

Berbeda dengan Mimi Peri yang kreatif mengubah sampah menjadi uang, Syahrini menganggap uang seperti sampah; dibuang-buang begitu saja untuk beli barang-barang mewah yang sebenarnya bisa beli di Miniso dengan harga murah.

Lalu Syahrini ke-trigged, “Anda jangan julid!”

Terakhir diperbarui pada 10 Juli 2018 oleh

Tags: Ahmad JaelaniAnang Hermansyahashantihartoiqbaal ramadhanivan laninKeong RacunKrisdayantilagi syantikMaju Mundur CantikMenakertransMimi PeriNurraniOrde BarupaluRina Nosesibadsiti badriahSulawesi TengahSyahriniSyantiktik tokYoutube
Haris Firmansyah

Haris Firmansyah

Pegawai Bank Ibukota. Selain suka ngitung uang juga suka ngitung kata.

Artikel Terkait

Suara Marsinah dari Dalam Kubur: 'Lucu! Aku Disandingkan dengan Pemimpin Rezim yang Membunuhku'.MOJOK.CO
Ragam

Suara Marsinah dari Dalam Kubur: ‘Lucu! Aku Disandingkan dengan Pemimpin Rezim yang Membunuhku’

10 November 2025
Alasan Soeharto tak layak dapat gelar pahlawan, referensi dari buku Mereka Hilang Tak Kembali. MOJOK.CO
Aktual

Buku “Mereka Hilang Tak Kembali”, Menyegarkan Ingatan bahwa Soeharto Tak Pantas Dapat Gelar Pahlawan, tapi Harus Diadili Mantan Menantunya

1 November 2025
Rahasia di Balik “Chindo Pelit” Sebagai Kecerdasan Finansial MOJOK.CO
Esai

Membongkar Stigma “Chindo Pelit” yang Sebetulnya Berbahaya dan Menimbulkan Prasangka

29 Oktober 2025
Sejarah Indonesia Berisi Kekerasan dan Negara Paksa Kita Lupa MOJOK.CO
Esai

Sejarah Indonesia Berisi Luka yang Diwariskan dan Negara Memaksa Kita untuk Melupakan Jejak kekerasan itu

30 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.