MOJOK.CO – Kepada semua fresh graduate, kegelisahan kamu memang valid. Realitas UMR Jogja 2025 memang sangat menyiksa di era in this economy.
Saya mencoba mengingat kembali perasaan yang muncul setelah resmi lulus S1 dari sebuah kampus di Malang. Yang pasti rasanya campur aduk. Ya, antara bangga dan lega. Namun, seiring dua perasaan itu, muncul juga rasa gelisah. Mau sekolah lagi S2 atau kerja.
Saya sendiri akhirnya memutuskan untuk lanjut S2. Kali ini bukan di Malang melainkan di Jogja. Sebuah keputusan yang saya ambil, salah satunya, karena biar dekat sama keluarga setelah 6 tahun sekolah di Malang.
Nah, soal perasaan dan kegelisahan, beberapa hari yang lalu saya sempat ngobrol panjang dengan salah satu teman. Singkat cerita, teman saya punya keponakan yang barusan banget wisuda S1, jurusan sejarah, salah satu kampus swasta di Jogja.
Jadi, si keponakan ini lagi bimbang. Apakah lanjut S2 atau kerja. Dia sendiri pengin tetap kerja di Jogja. Masalahnya, cita-citanya ini berbenturan dengan kenyataan. Apalagi kalau bukan kondisi UMR Jogja 2025 yang memang terkenal punya “prinsip kekeluargaan” alias kecil.
Kegelisahan si keponakan berlanjut. Kalau memang bertahan dan siap menantang kecilnya UMR Jogja 2025, apa rencana dia? Kita seharusnya bisa sepakat kalau kerja itu bukan cuma dapat uang. Kerja adalah usaha supaya bisa hidup sejahtera, bisa menabung, dan menyiapkan masa depan.
Maka, kalau fresh graduate, bagaimana strateginya? Salah satu yang menjadi obrolan panjang kami adalah soal double job. Nah, berikut saya sarikan obrolan kami dengan pengetahuan saya yang terbatas dan hitungan kasar saja.
Realitas finansial: Antara UMR Jogja 2025 dan biaya hidup
Sebelum membahas solusi double job demi menantang UMR Jogja 2025, kita harus punya patokan yang jelas. Khususnya mengenai realitas gaji di Jogja 2025 ini (ini namanya proyeksi, ya).
#1 Proyeksi UMR Jogja 2025
Mari kita ambil data UMP/UMK Jogja dari BPS saat ini sebagai acuan. Kita tahu bahwa kenaikan UMR cenderung konservatif.

Angka ini, meski di atas UMP nasional, tetap tergolong rendah. Apalagi jika kita membandingkannya dengan kota besar lainnya di Pulau Jawa. Dengan UMR Jogja 2025 sekitar Rp2,6 juta, mari kita menengok yang namanya kebutuhan dasar.
#2 Kebutuhan Hidup Layak (KHL) fresh graduate di Jogja
Kebutuhan hidup di Jogja memang relatif lebih rendah dibandingkan Jakarta atau Surabaya. Namun, kita tetap harus mempertimbangkan inflasi dan gaya hidup. Namanya saja era in this economy.

#3 Kesimpulan
Jika kita hanya mengandalkan UMR Jogja 2025, atau Rp2,6 Juta (proyeksi 2025), kita hanya bisa memenuhi KHL batas bawah. Jangankan menabung untuk dana darurat atau melanjutkan pendidikan, sekadar untuk memberi reward kepada diri sendiri saja sudah wajib “mengencangkan ikat pinggang”.
Menentukan gaji ideal: Targetnya adalah hidup nyaman dan bisa menabung
Untuk bisa “agak” hidup nyaman dan menabung di hadapan lucunya UMR Jogja 2025, kita harus menetapkan target gaji realistis. Berikut hitungan kasarnya.
Target minimal yang realistis menurut saya: KHL batas atas + alokasi tabungan atau investasi.
Kita tetapkan KHL batas atas: Rp3.500.000
Target tabungan: Menabung minimal 10% dari total gaji, ya idealnya 20%, lah

Hitungan di atas, saya tahu, mungkin terbaca terlalu optimis. Pasalnya, sangat sedikit entry-level atau fresh graduate di Jogja (terutama di bidang non-teknologi) yang mendapatkan gaji awal di atas Rp4 Juta. Oleh karena itu, double job hampir menjadi suatu keharusan di hadapan UMR Jogja 2025.
Double job demi menghadapi kejamnya UMR Jogja 2025: Kombinasi pekerjaan dan gaji ideal
Ingat, target kita di sini adalah Rp4,4 Juta. Jadi, kita harus merancang strategi double job yang efektif, memadukan pekerjaan utama (dengan jenjang karier) dan pekerjaan sampingan (fleksibel dan cashflow cepat) demi meladeni lucunya UMR Jogja 2025.
Job 1: Pekerjaan utama (stabilitas gaji dan jenjang karier)
Untuk pekerjaan utama, mari kita sesuaikan dengan keponakan teman saya, yaitu Ilmu Sejarah. Lulusan baru ini, minimal, punya skill set umum. Ya menulis, riset, atau komunikasi). Jam kerja kita atur normal (8 jam/hari) dan gaji di atas UMR Jogja 2025.

Asumsi: Si fresh graduate yang sebelumnya bimbang ini berhasil mendapatkan pekerjaan utama (Job 1) dengan gaji Rp3.250.000.
Job 2: Pekerjaan sampingan (gaji fleksibel dan tambahan)
Untuk mengejar target Rp4.375.000, kita perlu tambahan Rp1.125.000 dari Job 2. Pekerjaan sampingan yang lumayan ideal demi melawan UMR Jogja 2025 harus fleksibel waktu, memanfaatkan skill yang sudah dimiliki atau mudah dipelajari, dan punya tingkat peminat tinggi. Misal, masuk ke niche kota pelajar atau pariwisata.

Melihat tabel di atas, pilihan ideal (bukan terbaik ya) untuk fresh graduate Ilmu Sejarah adalah kombinasi penulis konten freelance dan/atau tutor privat sejarah/sosial. Targetnya adalah Rp1.200.000 per bulan.
Jika rata-rata dibayar Rp120.000 per artikel, kamu hanya perlu menyelesaikan 10 artikel per bulan (sekitar 2-3 artikel per minggu) di luar jam kerja utama. Agaknya Ini sangat realistis untuk lulusan Ilmu Sosial demi lari dari UMR Jogja 2025.
Hasilnya kayak gini:

Dengan skema double job ini, kamu berhasil melampaui target gaji ideal Rp4.375.000 dan mencapai stabilitas finansial di Jogja. Amin. Saya hanya bisa meng-amin-kan.
Apakah fresh graduate di Jogja harus double job karena UMR Jogja 2025 yang menyiksa?
Jawabannya sih “hampir” pasti IYA. Ini jika kamu punya standar hidupmu hidup nyaman dan bisa menabung. Ingat, alokasi tabungan 20% dari gaji, ya.
Tapi, jika kamu hanya ingin survive di batas UMR Jogja 2025, single job sudah cukup. Ini kalau menurut saya. Kamu bisa frugal living, misalnya. Namun, untuk mencapai gaji ideal Rp4,4 Juta bahkan lebih, double job adalah jalur realistis.
Tantangan dan saran dari saya yang pengetahuannya terbatas
Saya menyimpan beberapa saran. Pertama, kamu harus bisa mengatur waktu. Tantangan terbesar double job adalah kelelahan dan pengaturan waktu. Prioritaskan Job 2 yang fleksibel dan bisa dikerjakan dari rumah (remote).
Kedua, manfaatkan betul koneksi kampus: Lulusan Ilmu Sejarah bisa memanfaatkan koneksi dengan dosen untuk Job 2 sebagai Asisten Peneliti atau editor buku, kalau ada. Ini sangat spesifik, tapi gajinya cukup lumayan per proyek. Syaratnya ya kamu sudah investasi srawung dengan dosen dan kolega lainnya.
Ketiga, investasi ke skill dunia digital. Walaupun background kamu adalah sejarah, nggak ada salahnya tingkatkan skill di bidang SEO, copywriting, atau data entry dasar. Ini akan menaikkan nilai jual Job 1 dan membuka lebih banyak peluang di Job 2.
Terakhir, kepada semua fresh graduate, kegelisahan kamu memang valid. Realitas UMR Jogja 2025 memang memaksa kita untuk berpikir out-of-the-box.
Double job bukan berarti kita gagal di satu pekerjaan, melainkan bukti bahwa kita pekerja keras dan punya visi finansial yang jelas untuk masa depan kita. Entah itu untuk modal S2, menikah, atau sekadar menabung.
Semoga artikel ini bisa menjadi pencerahan dan panduan dalam mengambil keputusan karier di Jogja! Good luck untuk kamu semua!
Penulis: Moddie Alvianto
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Begini Cara agar Hidup Selamat di Jogja dengan Gaji UMR Jogja 2025: Harus Siap Menderita karena Itu Satu-satunya Pilihan dan catatan menarik lainnya di rubrik ESAI.












