ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

Karena Susi Pudjiastuti adalah Kunci

Arlian Buana oleh Arlian Buana
27 Oktober 2014
0
A A
Karena Susi Pudjiastuti adalah Kunci
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Bagi para ultras Jokowi, sejarah umat manusia dibagi ke dalam dua periode: masa prabowo dan masa pascabowo. Periode pascabowo secara resmi mereka masuki pada tanggal 22 Juli lalu, setelah KPU mengumumkan pemenang pilpres 2014.

Bagi mereka, dunia pascabowo adalah sebuah dunia baru yang penuh harapan, tanpa fitnah, kebencian, kampanye hitam dan quick qount. Dan pengumuman Kabinet Kerja adalah tonggak baru untuk perubahan.

Tapi ternyata, tidak semua pendukung garis kerasnya suka dengan pilihan menteri Presiden Jokowi. Beberapa kelompok, yang tadinya memuja-muja Jokowi setinggi Menara Dubai, mengungkapkan nada kekecewaan yang tak kalah tinggi atas dipilihnya beberapa nama, dengan berbagai alasan. Persis ulah pendukung Manchester United yang kecewa atas pembelian pemain yang dilakukan David Moyes.

Salah satu nama yang langsung menjadi percakapan di forum-forum gelap adalah Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan. Ada yang mebicarakan gaya berpakaiannya, ada yang menggunjingkan kedatangannya yang tiba-tiba di dunia politik, dan yang paling banyak, cibiran tentang sikapnya yang cuek saja merokok di Istana Negara. Di depan gerombolan wartawan pula.

Soal gaya, meminjam istilah Agus Mulyadi, Susi memang sosok yang selow, aseek, gahol, dan fangkeh. Ketika namanya dipanggil Jokowi, meski mengenakan sepatu dengan hak setinggi 5 cm, ia langsung berlari. Rambutnya dicat kemerahan, di lehernya dikalungkan syal—seperti yang biasa dipakai Ariel Noah—berwarna merah-biru, anting-antingnya besar dan panjang, dipadukan dengan kemeja putih yang lengannya dilipat tiga perempat. Banyak yang mencibir, menteri masa gitu. (Semoga cibiran ini nggak jadi judul sinetron, baik judul dengan cibiran yang sama maupun yang diplesetkan jadi menteri-menteri serigala)

Lagipula tidak ada yang salah dengan gaya. Alay juga punya hak hidup yang dilindungi konstitusi di negeri ini. Syaiful Jamil bebas menyanyikan setiap perkataannya. Ahok pun boleh marah-marah jika bawahannya tidak melakukan tugas dengan baik atau menyelewengkan wewenang.

Sepuluh tahun terakhir, cukup kita menyaksikan sebuah pemerintahan yang serba rapi, halus-lembut dan santun. Kita tahu ada banyak pejabat publik yang merokok di masa itu, kebanyakan malah laki-laki, yang memilih merokok diam-diam demi baiknya pencitraan. Kita cukup tahu apa yang ada di dalam dan dihasilkan rezim itu. Lebih banyak PHP daripada jadian.

Susi tampil apa adanya, blak-blakan, tidak perlu mematut-matutkan diri sebagai pejabat tinggi. Karena ia tahu, yang dibutuhkan sebagai pembantu Presiden Jokowi sudah sejak dulu ada pada dirinya: kerja, kerja, kerja. Dan sejauh ini ia berhasil. Dengan keberhasilannya itu, ia tentu berhak menikmati hidup dengan menghisap kretek paling enak dan memasang tato paling estetik di kakinya.

Susi tidak lulus SMA. Kehidupan rumah-tangganya jatuh-bangun. Tapi masalah pribadi bukan hantu yang menggangu kinerjanya. Tidak didramatisasi dan jadi galau kayak kamu dan Arman Dhani. Buktinya ia berhasil membangun bisnis di dunia yang tidak lazim bagi seorang perempuan, bisnis ikan dan transportasi udara.

Lebih dari itu, Susi Pudjiatuti muncul di saat yang tepat. Ketika presiden terpilih punya visi yang sama dengan passion-nya selama ini, peradaban maritim. Ia datang bukan karena kedekatan atau sulapan politik. Tapi karena prestasinya. Dengan orang seperti Susi menjabat Menteri Kelautan, pameo “ke laut aja lo!” bukan tidak mungkin akan berubah maknanya menjadi positif.

Pada Akhirnya, Jokowi memang mustahil membahagiakan dan memuaskan semua orang. Bahkan Muhammad, manusia terbaik dalam sejarah umat manusia menurut Michael H. Hart, yang hidup di abad ketujuh itu tak bisa membuat semua orang senang. Apalagi kamu, membuat gebetanmu berbunga-bunga saja kamu sulit.

Nah, kalau kamu masih mau bengak-bengok karena Rini Soemarno dan Ryamizard Ryacudu dipilih jadi menteri, coba periksa lagi, jangan-jangan itu Wiranto yang sedang menyamar.

Selamat menikmati era pascabowo.

Terakhir diperbarui pada 11 Agustus 2021 oleh

Tags: jokowiKabinet JokowiSusi Pudjiastuti
Iklan
Arlian Buana

Arlian Buana

Artikel Terkait

Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi.MOJOK.CO
Aktual

Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi

7 Maret 2025
3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini MOJOK.CO
Esai

3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini

26 Februari 2025
Afnan Malay: Membedah Hubungan Prabowo-Jokowi Setelah Pemilu dan Janji Program MBG
Movi

Afnan Malay: Membedah Hubungan Prabowo-Jokowi Setelah Pemilu dan Janji Program MBG

18 Februari 2025
Herlambang P. Wiratraman: Sebab Akibat Kekuasaan yang Antisains dan Dunia Akademik yang Memburuk di Era Jokowi
Movi

Herlambang P. Wiratraman: Sebab Akibat Kekuasaan yang Antisains dan Dunia Akademik yang Memburuk di Era Jokowi

28 Januari 2025
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Ajakan Ngopi untuk Bu Susi Pudjiastuti

Ajakan Ngopi untuk Bu Susi Pudjiastuti

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Senyum Lebar Petani Kopi Gunung Puntang dan Kaghomasa Bajawa di World of Coffee MOJOK.Co

Senyum Lebar Petani Kopi Gunung Puntang dan Kaghomasa Bajawa di World of Coffee 2025

15 Mei 2025
10 Tahun Derita, Kecamatan Kandangan Dibuang Temanggung MOJOK.CO

Ribuan Warga Kecamatan Kandangan Dibiarkan Menderita Selama 10 Tahun Lebih oleh Temanggung

17 Mei 2025
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi bantu perbaiki rumah Wagiman dan Samiyem di Boyolali MOJOK.CO

Kisah Sepasang Lansia di Boyolali Puluhan Tahun Tinggal di Rumah Mungil dan Reyot, Kini akan Diperbaiki Gubernur Jateng

16 Mei 2025
Sisi suram kos pasutri di Sleman Jogja MOJOK.CO

Sisi Suram Kos Pasutri Jogja, Tetangga Tak Tahu Batasan hingga Jadi Kedok “Hubungan Terlarang”

17 Mei 2025
Sesal bapak saat anak menjadi mahasiswa di kampus Bandung MOJOK.CO

Sesal Bapak usai Anak Kuliah dan Kerja di Bandung karena Jadi Liar, Kena HIV AIDS hingga Meregang Nyawa sebab Narkoba

16 Mei 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.