Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Surat untuk Mbak Octa Viantary

Alexander Arie oleh Alexander Arie
12 April 2015
A A
Surat untuk Mbak Octa Viantary

Surat untuk Mbak Octa Viantary

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Halo, Mbak. Eh, ehm, seharusnya saya menyapa dengan ‘Dik’, karena secara usia–dan bukan kematangan–saya lebih tua dari Ibu Ketua RW. Logikanya gampang, pas Mbak Octa Viantary masuk kuliah di Universitas Sanata Dharma, saya sudah lulus dari kampus yang sama.

Namun, mengingat pada umumnya Ibu-Ibu Birokrat sungguh ingin dipanggil dengan layak dan pantas, maka saya panggil ‘Mbak’ saja. Adapun surat ini bukan untuk nembak Mbak Vian yang kata beberapa portal berita masih jomblo, padahal jelas-jelas bahwa Mbak Vian sudah punya kekasih hati. Surat ini semata-mata suara hati saya sebagai bagian dari keluarga Mbak Vian. Ingat kalimat pertama hymne Sanata Dharma “Seluruh Sanata Dharma satu keluarga…”.

Oh, ya, ihwal Mbak Vian adalah mahasiswa psikologi Sadhar itu sepenuhnya saya peroleh dari media mainstream. Saya sudah berusaha mengecek ke adek saya yang anak psikologi Sadhar juga dan ndilalah kok dia nggak ngerti, mungkin dia terlalu sibuk untuk cari pacar dan bikin makalah.

Jadi, kalau salah, sudah tentu saya yang salah, karena saya adalah lelaki, yang selalu salah. Mbak Vian yang budiman, Sungguhpun reformasi Indonesia semakin geje, namun sosok Mbak Vian adalah bukti bahwa reformasi itu punya hasil. Selain bakul mebel yang jadi Presiden, kita toh juga menemukan banyak anak-anak muda masa kini berhasil menjadi kepala daerah, sebagian diantaranya menggantikan bapaknya.

Hal semacam itu jangan harap bisa terjadi di orde baru. Pun dengan keberhasilan seorang gadis 23 tahun menjadi ketua RW, itu juga adalah produk reformasi dan manifestasi demokrasi sesungguhnya ketika si demos itu benar-benar bekerja. Kita mungkin juga harus bersyukur bahwa balada Pilkada DPRD berhasil tuntas secara mbelgedhes.

Kalau tidak, mungkin pemilihan ketua RW juga akan balik lagi ke era penak-jamanku-to dan, ya, tidak akan ada anak muda yang jadi ketua RW. Satu hal yang sudah pasti harus dilakoni oleh Mbak Vian adalah ngopeni warganya. Ngopeni warga sudah barang tentu bukan hal yang mudah, ngopeni bojo siji wae kadang sulit dan pelik–boleh tanya sama Om Nody Arizona.

Mbak Vian tentu sudah belajar dari ayahanda yang sudah malang melintang di ranah RT-RW-an. Akan ada dokumen-dokumen kependudukan yang harus dibaca serta ditandatangani oleh ketua RW. Pesan saya cuma satu, Mbak, tolong sebelum tanda tangan, semua dokumen dibaca dulu.

Bukan apa-apa, sekarang seluruh PNS yang salah tanda tangan surat telah berhasil mendapatkan alasan terbaik untuk asal tanda tangan tanpa membaca terlebih dahulu surat yang dibuat. Sekarang salah tanda tangan atau tanda tangan tanpa baca isi surat telah mendapatkan justifikasi, sama halnya para cokokan KPK meniru langkah Pak Polisi untuk praperadilan, kali-kali dapat yurisprudensi bernama Sarpin Effect.

Jangan sampai ketika ada warga yang dokumen kependudukannya salah, Mbak Vian malah bilang, “Loh, saya nggak ngerti. Itu kan harusnya yang ngecek Sekretaris”, padahal ada tanda tangan Mbak di dokumen itu. Selain itu, Mbak, ini yang paling penting, anak muda yang jelas-jelas generasi Y itu kurang disukai lho sama kalangan baby boomers. Generasi Y itu sering didamprat manja, tidak sopan, kurang ajar, nggak tahu aturan, nggak bisa menghormati, nggak mau melayani yang lebih tua, dan segala tetek bengek yang relevan.

Kebayang bagaimana Mbak Vian akan menghadapi para RT yang pasti seumuran ayahanda, atau para RW lainnya, hingga para lurah dan camat, berikut perangkatnya. Hati-hati, Mbak. Mungkin dalam menghadapi warga, pesona dan kedekatan Mbak Vian sudah moncer karena telah dibangun bertahun-tahun, namun menghadapi pria dan wanita ber-NIP mungkin lebih sulit bahkan bila dibandingkan dengan ujian Biopsikologi atau ujian skripsi. Sebagai enterpreneur, Mbak Vian juga pasti telah bertemu dengan banyak orang. Semoga hal itu benar-benar menjadi modal menghadapi kalangan baby boomers ini. Yang muda dan ingin maju serta bergerak itu banyak, Mbak, tapi kebanyakan mental ketika kepentok. Dah, yah, sebagian pada akhirnya ikut arus dan ujung-ujungnya tidak berubah.

Makanya negeri ini nggak maju-maju. Mbak Vian yang cerdas dan humanis, Sebagai remah-remah roti di dunia perbirokrasian yang pernah ditodong uang rokok sukarela di kelurahan, saya sadar bahwa ada banyak benang kusut di negeri ini. Dan untuk membenahi itu, tidak cukup sekadar mengganti Presiden atau Menteri.

Mengganti Menteri tapi pejabat hingga kroco penggerak di bawahnya mampet ya sama saja dengan pacaran tapi tidak cinta. Supra sistem negeri ini masih menyimpan banyak lubang untuk dibenahi dan pembenahan paling mendasar sejatinya justru di satuan terkecil masyarakat. Ya RT, ya RW.

Bagaimana masyarakat dibiasakan membuang sampah pada tempatnya, menghargai waktu, menaati peraturan dan hukum, menghargai perbedaan, semuanya itu pasti bisa disasar oleh Mbak Vian yang tentu sudah dididik sisi-sisi humanis selagi sekolah dan kuliah. Pernah sekolah di negeri dan swasta adalah bekal bagus, Mbak, untuk jadi pemimpin nan mumpuni. Sebagai mahasiswa psikologi yang baik, sudah tentu Mbak Vian tahu bahwa jomblo itu adalah problematika psikologi yang terkadang termanifestasi psikosomatis misalnya pura-pura opname cuma biar ada yang nungguin di Rumah Sakit.

Kalau sudah sampai semacam ini, bahkan RW pun harus bergerak, Mbak. Sungguh nggak kebayang kalau masalah sosial jombloisme ini menjadi semakin besar dan memungkinkan terjadinya revolusi. Kepada kaum minoritas seujung kuku saja negeri ini begitu takut akan menjadi benih-benih perusak agama dan tatanan masyarakat madani, apalagi kepada kaum jomblo yang jumlahnya jauh lebih mumpuni? Maka, peran RW tentu sangat penting dalam pengendalian kaum jomblo, termasuk upaya meminimalkan jomblo-jomblo baru dengan jalan merukunkan pasangan-pasangan yang bermasalah. Ini sepele tapi penting, lho, Mbak.

Iklan

Satu hal lagi, Mbak. Sebagai ketua RW pasti akan menemukan mahasiswa-mahasiswa entah yang KKN, entah yang mau skripsi dengan survei. Tolonglah mereka-mereka ini dibantu, jangan lalu dicueki karena bukan satu kampus, ingat slogan keluarga kita yang Man For Others. Jangan juga ditemui, dijamu dengan senyuman, tahu-tahu ujug-ujug minta administrasi beberapa ribu.

Saya yakin integritas Mbak Vian tidak serendah itu karena pasti sudah diajari 7 Habits saat PPKM di semester 2. Dan sebagai sebuah teladan, kurang lebih setahun yang lalu di Jogja digelar Kejuaraan Kempo Piala Christina. Mbak Vian pasti kenal nama Christina di kejuaraan itu karena beliau adalah Christina Siwi Handayani, dosen yang pernah jadi dekan di Psikologi Sadhar.

Begitulah kiranya, Mbak, ketika seorang pemimpin perempuan lantas dikenal dan dikenang karena karya serta semangatnya. Selamat bekerja, Mbak RW! Tuhan memberkati.

Terakhir diperbarui pada 18 Juli 2017 oleh

Tags: Octa ViantaryRW CantikUniversitas Sanata Dharma
Alexander Arie

Alexander Arie

Universitas Indonesia. Tinggal di Jakarta. Asli Bukittinggi.

Artikel Terkait

Dari Pakistan, Menemukan Cinta di Universitas Sanata Dharma MOJOK.CO
Esai

Kisah Seorang Pengelana dari Pakistan yang Menemukan Indahnya Toleransi di Universitas Sanata Dharma

19 November 2025
Curahan Hati Mahasiswa Papua yang Kesulitan 'Mengetuk Pintu' Pemilik Kos di Jogja.MOJOK.CO
Kampus

Curahan Hati Mahasiswa Papua yang Kesulitan ‘Mengetuk Pintu’ Pemilik Kos di Jogja

23 September 2024
Perjuangan Mahasiswa USD Jogja Kuliah dari Hasil Jualan Oleh-Oleh di Tempat Ziarah, Kini Sukses Jadi Fotografer MOJOK.CO
Kampus

Perjuangan Mahasiswa USD Jogja Kuliah dari Hasil Jualan Oleh-Oleh di Tempat Ziarah, Kini Sukses Jadi Fotografer

11 September 2024
Warung Mak Uti Beri Kehangatan bagi Perantau di Jogja. MOJOK.CO
Kuliner

Warung Mak Uti Perlakukan Perantau di Jogja Layaknya Keluarga Sendiri, Bahkan Jadi Tempat Curhat Mahasiswa

23 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal. MOJOK.CO

Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal

26 Desember 2025
Wisata Pantai Bama di Taman Nasional Baluran, Situbondo: Indah tapi waswas gangguan monyet MOJOK.CO

Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

25 Desember 2025
Safari Christmas Joy jadi program spesial Solo Safari di masa liburan Natal dan Tahun Baru (libur Nataru) MOJOK.CO

Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

20 Desember 2025
Melalui Talent Connect, Dibimbing.id membuat bootcamp yang bukan sekadar acara kumpul-kumpul bertema karier. Tapi sebagai ruang transisi—tempat di mana peserta belajar memahami dunia kerja MOJOK.CO

Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier

24 Desember 2025
Sarjana nganggur digosipin saudara. MOJOK.CO

Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

22 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.