[MOJOK.CO] “Di saat banyak cowok bujangan berburu kasih sayang, laki-laki yang berselingkuh dalam posisi sudah menikah artinya jelas punya keunggulan hakiki.”
Musim perebut laki orang (pelakor) ini memang luar biasa. Pelakor sudah kayak difteri yang menyebar ke mana-mana. Keduanya sama berbahayanya. Difteri berujung kematian, sedangkan pelakor kadang-kadang juga menimbulkan kematian, baik oleh serangan jantung maupun pembunuhan, tapi lebih lanjut lagi muncul prahara tanpa ujung karena merambat hingga jauh.
Keberadaan pelakor ini semakin bikin miris ketika di dunia ini masih begitu banyak lelaki jomblo berkeliaran mencari kasih sayang. Apa susahnya sih para pelakor itu meninggalkan laki orang dan memilih pria bujangan—yang sebagian merangkap bajingan—dan hidup bahagia selamanya? Mengapa harus repot-repot menggauli laki-laki yang pasti tidak 100% untuknya?
Begini, pria dengan 1 istri dan 1 anak seperti saya saja tidak bisa 100% mendedikasikan diri untuk istri dan anak. Mereka harus rela berbagi dengan Facebook, game online, media-media kafir seperti Mojok, YouTube, bitcoin, hingga Fantasy Premier League. Lantas bagaimana bisa ada pelakor yang nyaman dengan seorang pria dengan 1 istri, 4 anak, sekian rumah yang butuh diurus, sekian mobil yang kudu diservis, dan bejibun bisnis?
Inilah kestimewaannya, bahwa laki-laki yang memilih untuk memiliki wanita lain dalam hidupnya alias pelakor itu adalah makhluk hidup istimewa dan untuk itulah saya kagum kepada mereka.
Bisa Membagi Dompet
Tahu kenapa istri saya percaya benar bahwa saya tidak akan selingkuh? Pertama, muka saya tidak lebih tampan dari remukan aspal. Kedua, sebagai PNS dengan gaji hanya 3 juta sebulan, sudah bisa dipastikan saya tidak akan mampu berbagi isi dompet dengan wanita lain. Lha, jangankan dengan wanita yang lain-lainnya lagi, sekadar dengan istri dan Asisten Rumah Tangga (ART) saja duit segitu tidak cukup.
Maka, ketika ada laki-laki yang memilih untuk selingkuh, apalagi hidup dengan pelakor, sudah pasti memiliki kemapanan finansial yang mumpuni sehingga merasa layak dan pantas membagikan isi dompet kepada yang berkepentingan, baik istri sendiri, jajan anak-anak, jajan selingkuhan, tips taksi online, hingga sumbangan kepada yang membutuhkan.
Percayalah, tidak semua laki-laki punya kematangan finansial hingga bisa membagi isi dompetnya dengan optimal. Contohnya, mantan suami ART saya adalah laki-laki sehat walafiat yang tidak bekerja, goyang kaki di rumah, dan memasrahkan hidupnya dari kiriman istrinya yang kala itu nguli di Arab.
Tidak Mudah Terlelap
Kita tidak dapat dengan mudah menjustifikasi alasan selingkuh, tetapi seks mungkin adalah salah satunya. Dalam hal ini ada juga perbedaan aliran. Pertama, tentu saja celup sana-sini dengan bayaran yang disepakati, dibayar tunai sesudah kegiatan, dan tidak meninggalkan nama asli. Kedua, memilih seorang wanita yang memang cocok, dibelikan apartemen, diberikan uang bulanan, dan dipenuhi kebutuhannya.
Begini, saya dan teman-teman yang statusnya pahmud dan mahmud sering bertukar cerita. Umumnya, para mahmud curhat tentang suami-suaminya yang ketika disuruh nungguin anak main malah ngorok serta paling demen mendapatkan tugas menidurkan anak karena bisa ikutan tidur. Tidur di mana pun merupakan bukti kelelahan menjadi kehidupan sebagai seorang bapak rumah tangga.
Lantas bagaimana dengan pria berselingkuhan? Bro, tanpa seks setiap hari saja, hidup sudah dipenuhi aktivitas melelahkan seperti berangkat ke kantor, bekerja, dimarahi di kantor, makan siang, dinyinyiri di kantor, pulang ke rumah, momong anak, dan lain-lainnya. Sekarang dengan memberikan aktivitas baru berupa happy-happy sama selingkuhan, apalagi sambil melakukan kegiatan yang melelahkan, sudah bisa dipastikan bahwa laki-laki normal pasti akan jatuh lelap dengan mudah.
Maka, para pria berselingkuhan ini sungguh istimewa dan layak dikagumi, karena dari sederet aktivitas nan melelahkan, mereka tidak mudah jatuh lelap. Mereka masih bisa mampir ke apartemen selingkuhan, nganu, kemudian pulang ke pangkuan anak dan istri dengan riang gembira.
Bisa Membagi Fokus dan Perhatian
Seperti sudah saya jelaskan tadi, saya berulang kali kena komplain istri karena lebih sibuk mengatur formasi Fantasy Premier League alih-alih membantu istri memasak atau juga momong anak. Saya juga begitu terganggu ketika sedang mencoba bikin tulisan agar tidak ditolak oleh Mojok, tiba-tiba istri meminta untuk mengambilkan pemotong kuku. Rata-rata lelaki pada dasarnya adalah orang yang tidak bisa multitasking dan multifokus. Maka, ketika ada yang mengusik mereka ketika fokus, pasti jadinya marah—atau kalau nggak berani marah ya minimal ngomel sendiri.
Pria-pria yang selingkuh, apalagi tidak ketahuan, memiliki skill maut untuk dapat berbagi perhatian dengan pasangan sah maupun selingkuhannya, termasuk dengan anak-anak serta juga game online, bitcoin, dan lain-lainnya dengan sama baiknya. Dengan demikian, dengan sahih dinyatakan bahwa hanya laki-laki dengan kemampuan istimewa ini yang akan dapat berselingkuh dengan bahagia.
Ini belum ditambah konsekuensi logis laki-laki ketika pasangannya menstruasi, misalnya. Sebagian wanita bertambah galak ketika menstruasi dan kegalakan itu harus diterima oleh sang lelaki sepanjang waktu hingga sel telur itu luruh sempurna. Dengan berselingkuh, otomatis ada tambahan teman hidup yang menstruasi yang berarti juga ada tambahan wanita galak di sekitarnya. Bisa selingkuh otomatis bisa menerima hal-hal kecil tapi kadang krusial semacam ini dan tentu saja hal tersebut merupakan kemampuan luar biasa.
Seorang istri, walaupun jumlahnya 1, dipastikan tidak akan habis. Sederhananya, menangani dan memperlakukan seorang wanita saja, saya belum genap. Setiap kali baca-baca tentang kisah perselingkuhan, yang terbayang adalah bagaimana jika baik istri dan selingkuhan sama-sama kesakitan kala menstruasi? Bagaimana ketika baik istri dan selingkuhan sama-sama sedang minta dipeluk? Bagaimana jika baik istri dan selingkuhan sama-sama ingin beribadah bersama lelakinya? Bagaimana ketika baik istri dan selingkuhan sedang sama-sama hobi ngomel?
Membayangkannya saja, saya sudah bergidik ngeri. Untuk itulah, saya menaruh kekaguman kepada para laki-laki yang berselingkuh, semata-mata karena saya tidak akan mampu melakoninya.