Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Saya Bertanya, Kapan Lagu-Lagu SBY Ada Versi Koplonya

Fahmin oleh Fahmin
8 Februari 2017
A A
Saya Bertanya, Kapan Lagu-Lagu SBY Ada Versi Koplonya

Saya Bertanya, Kapan Lagu-Lagu SBY Ada Versi Koplonya

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Saya tidak pernah mendengarkan lagu Pak SBY, tapi jika OM Monata beserta frontman-nya, Shodiq, bersedia menggubah satu-dua lagu Pak SBY ke versi koplo, barangkali dapat dipertimbangkan untuk saya dengarkan dengan saksama.

Tidak usah berprasangka buruk, apalagi bertanya kepada Bapak Presiden dan Bapak Kapolri. Saran saya ini tidak ada maksud untuk melecehkan atau meremehkan lagu-lagu yang dibuat pada waktu senggang saat beliau menjabat sebagai presiden. Lagi pula cuma perspektif subjektif kalian saja yang menganggap kalau musik koplo itu kampungan nan ndeso.

Jangan salah, justru musik yang mulai booming pada medio 2000-an itu memiliki estetika menarik dan memrepresentasikan wajah “asli” Indonesia. Bukan rock atau jaz apalagi gambus. Riuh gendang yang ditabuh, alunan ketipung, suara suling yang aduhai, ritmis kecrekan, melebur jadi satu. Plural dan majemuk.

Melalui versi koplo lagu-lagunya pula, menurut hemat saya, Pak SBY yang dulunya tampak begitu jauh dengan rakyat bisa menjadi SBY yang dekat dan identik dengan kalangan bawah yang beberapa tahun belakangan gambaran itu diklaim sendirian oleh Pak Jokowi melalui struktur tulang tubuhnya dan gaya blusukannya. Ini potensi yang dipunyai Pak SBY yang jarang dimiliki politikus lain (kecuali Wak Haji Rhoma): kemampuan menciptakan lagu.

Tentu ini bergantung pada bagaimana keputusan Pak SBY selaku pemilik lagu: bersedia atau tidak. Kalau soal menggubah sebuah lagu menjadi koplo sih gampang. Tapi yang harus menjadi pertimbangan Pak SBY ialah rakyat Indonesia adalah penggemar lagu koplo. Konser-konser musik selalu ramai dikunjungi masyarakat.

Jika sudah begitu, Pak SBY tak perlu lagi berkeluh kesah di Twitter atau mengundang wartawan untuk melakukan konferensi pers cuma untuk menarik simpati masyarakat. Pak SBY cuma perlu membuat konser dengan tajuk satu jam bersama Monata ft. SBY atau SBY ft. Monata. Oh ya, sekalian pula ajak sang putra sulung. Jangan mau kalah sama kandidat sebelah yang gandeng Slank untuk menarik massa.

Jangan salah loh ya, ketika kampanye umbar-umbar janji sudah tidak kompatibel dan tidak dipercayai lagi oleh rakyat, konser musik diperkirakan masih menjadi ajang kampanye yang efektif untuk menarik massa. Tidak lupa kan bagaimana Pak Jokowi merebut kursi RI 1 dengan mengadakan konser 2 jari setelah rangkaian kampanye yang melelahkan tiga tahun lalu?

Dengan mendompleng nama Pak SBY, barangkali aliran musik yang muncul pertama kali di Jawa Timur ini bisa tidak cuma eksis di kalangan sopir dan pemuda tak kerja, namun juga diharapkan dapat masuk dan diputar di rumah masyarakat elit menengah atas tanpa merasa risih dan malu.

Pak SBY dan keluarga besarnya yang mewakili wajah aristokrat Indonesia adalah orang yang tepat untuk mengubah stigma masyarakat terhadap musik koplo. Bukan Jokowi atau Agus Mulyadi.

Saya percaya, mendengarkan musik koplo cuma perihal gengsi-gengsian. Sebab terkadang orang yang menyuruh kita menghentikan lagu koplo yang kita putar justru orang yang jempol dan kakinya diam-diam bergoyang menikmati alunan. Kalau tidak percaya, tanyakan saja sama Mas Agus Mulyadi ketika dulu ia berada satu kantor dengan Eddward. S Kennedy. Berapa kali Mas Ken menitikkan air mata ketika diperdengarkan lagu “Sebujur Bangkai” koplo versio? Beberkan, Gus, biar khalayak tahu.

Saya tidak habis pikir lo, kenapa sih banyak orang yang terus memaksakan untuk mendengarkan lagu jaz yang bikin ngantuk, atau orang-orang yang teriak-teriak tak keruan ala rockstar hanya karena ingin tampak keren dan kekinian, sementara telinga mereka yang kampungan itu lebih bisa menerima dangdut koplo yang bisa membuat kita bangga jadi orang Indnesia?

Tidak usahlah dulu ngomong nasionalis kalau mendengarkan musik koplo saja masih sembunyi-sembunyi seperti pasukan Jenderal Sudirman mau pergi bergerilya.

Nah, untuk Pak SBY, kira-kira berminat tidak untuk dibuatkan versi koplo untuk lagu-lagu Bapak? Lagi pula sebuah lagu itu belum benar-benar populer kalau belum dibuatkan versi koplonya. Sampeyan bisa tanyakan itu sama Mbakyu Adele atau Kangmas Bruno Mars yang lagunya sudah ada versi koplonya. Atau jangan-jangan lagu Bapak terlalu bagus untuk dibuat versi koplonya?

Terakhir diperbarui pada 29 Juli 2021 oleh

Tags: Agus Mulyadidangdut koplofeaturedlaguOM MonatasbyShodiq Monatatwitter
Fahmin

Fahmin

Artikel Terkait

Dangdut Lawas OM Lorenza Melawan Hegemoni Dangdut Koplo MOJOK.CO
Esai

Dangdut Lawas OM Lorenza Obat Kejenuhan Dangdut Koplo: Wayahe Wong Lawas Tampil

11 Februari 2025
Mempertanyakan ‘Marriage is Scary’ Bersama Lya Fahmi dan Agus Mulyadi di Festival Mojok 2024
Video

Mempertanyakan ‘Marriage is Scary’ Bersama Lya Fahmi dan Agus Mulyadi di Festival Mojok 2024

26 Oktober 2024
Katharina Stögmüller Belajar Sirkus Pernikahan dari Agus Mulyadi
Video

Katharina Stögmüller Belajar Seni Memahami Kekasih dan Sirkus Pernikahan dari Agus Mulyadi

3 September 2024
Penonton Dangdut Koplo, Fans NDX & Guyon Waton SDM Rendah MOJOK.CO
Esai

Penonton Dangdut Koplo dan Fans Guyon Waton & NDX Dianggap SDM Rendah, Tukang Kisruh, dan Tukang Rusak Festival

2 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.