[MOJOK.CO] “Karaktermu ditentukan oleh jurusan kuliah.”
Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, banyak hal yang harus dipersiapkan. Salah satunya kata-kata perpisahan kepada pacar karena harus LDR beda kampus dan beda kota atau malah beda negara, tapi tidak mau LDR. Harus namun enggan, ini nggak ada obatnya. Daripada bela-belain tetap bersama tapi tidak kuliah, lebih baik putus tapi menjadi mahasiswa dan cari gantinya.
Nah, kalimat putus yang tidak bikin sakit hati-sakit hati amat jelaslah susah dikarang. Jujur pun sulit. Apalagi jika selama memadu kasih hanya saling menyakiti meski tanpa niat menyakiti. Gambaran kasarnya, selama pacaran saja tanya jawab tentang ukuran tubuh bisa menyebabkan perang antargalaksi berepisode-episode banyaknya, bagaimana kalau sampai membicarakan wacana pembubaran panitia? Hancur Minah pastinya.
Syukur-syukur jika dua-duanya mengerti dan berpikiran terbuka, lalu menyadari betul jika LDR adalah ujian terberat setelah ujian tulis SNMPTN. Jadilah keduanya bisa saling melepaskan tanpa tangis. Tak perlu ada percekcokan, pertumpahan darah, dan saling adu lightsaber di ending. Namun, harta gono-gini ya tetap perlu dibagi dan dibicarakan baik-baik. Apalagi kalau sebelum pacaran, sudah teken kontrak kerja sama kayak Dilan dan Milea di muka warung Bi Eem. Kalau sudah begitu, pesangon harus diberikan sesuai lama masa pacaran. Paklaring juga perlu dibuatkan untuk bekal melamar hati berikutnya, dan tentu saja untuk mencairkan dana Jamsostek.
Bunyi “Surat Pengalaman Kerja”-nya begini contohnya:
“Selama menjadi bagian dalam kehidupan percintaan saya, nama di atas sangat rajin dan dapat bekerja sama dengan baik selama kurang lebih 3 tahun. Serta kemampuan dan kreativitasnya banyak memberi solusi masalah asmara. Alasannya mengundurkan diri karena terpaksa masalah tempat tinggal yang terlalu jauh.”
Setelah melepas kekasih semasa sekolah, keputusan berat tingkat lanjut adalah memilih jurusan kuliah. Dalam memilih jurusan kuliah perlu banyak pertimbangan dan pemikiran yang matang, jangan asal keren-kerenan atau cuma ngikut pilihan calon mahasiswi cantik yang ketemu di depan kampus. Selain itu, pengambilan keputusan perlu melibatkan saran dan masukan orangtua sebagai investor merangkap konsultan, kadang juga komentator dan kritikus dadakan. Pilihlah jurusan dengan bijak, agar nantinya tidak sampai “salah jurusan”. Putar baliknya perlu ongkos lagi, soalnya. Bisa kering kantong Semar.
Masih berkaitan dengan paragraf pertama, latar belakang pendidikan sangatlah berpengaruh terhadap tindakan seseorang dalam merespons masalah. Contoh kasusnya, ketika diputusin pacar. Beda jurusan, beda juga reaksinya untuk menggambarkan pedihnya patah hati. Berikut, reaksi orang ketika diputusin berdasarkan latar belakang jurusannya:
Administrasi: nangis sampai tutup buku.
Kebidanan: nangis bersama bayi yang baru lahir.
Teknik Informatika: update status, “Guys, gue jomblo sekarang.”
Manajemen: malah ngatur-ngatur, “Harusnya kamu mutusinnya nanti. Aku sekarang lagi sibuk. Nggak sempet buat putus.”
Tata Usaha: langsung menata hati.
Sejarah: ungkit-ungkit masa lalu.
Matematika: pusing.
Fisika: hilang gravitasi.
Kimia: larut dalam kesedihan.
Farmasi: tenggak obat patah hati.
Biologi: bermetamorfosis jadi pribadi baru.
Segala Jurusan Pendidikan: tidak diputusin karena tidak pernah pacaran. Fokus mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kedokteran: nanya, “Kenapa? Apa yang dirasa? Udah berapa lama?”
Sosial: curhat sambil pelukan sama teman.
Public relation: pelukan sama orang sekampung.
Hubungan Internasional: pelukan sama bule.
Kehutanan: pelukan sama pohon.
Teater: tertawa seperti Buto Cakil pada awalnya. Ketika sendiri di kamar, menangis seperti Juliet ditinggal mati Romeo.
Geologi: lempar batu.
Geografi: lempar globe.
Arkeologi: lempar fosil dinosaurus.
Perhotelan: lempar sandal hotel.
Teknik Sipil: lempar sak semen.
Ilmu Komputer: lempar CPU.
Pariwisata: langsung pergi liburan.
Astronomi: pergi ke luar angkasa.
Olahraga: pergi ke jogging track, lari dari kenyataan.
Sastra: bikin puisi perpisahan.
DKV: bikin tugas sampai begadang.
Tata Boga: bikin tumpeng.
Broadcasting: bikin pengumuman cari jodoh.
Desain Grafis: bantuin anak Broadcasting bikin pengumuman cari jodoh.
Keperawatan: cabut kateter keras-keras. (Pacaran sama pasiennya sendiri, red.)
Dokter gigi: cabut gigi tanpa dibius.
Arsitektur: cabut ke tepi gedung.
Hukum: bawa mantan ke meja hijau.
Perpajakan: bawa mantan ke kantor pajak.
Psikologi: bawa mantan ke psikiater.
Perkebunan: bawa mantan ke kebon.
Peternakan: bawa mantan ke kandang.
Perikanan: bawa mantan ke empang penangkaran kepiting bakau.
Komunikasi: minta kesempatan kedua dan negosiasi.
Filsafat: minta penjelasan dan filosofi.
Akuntansi: minta reimburse biaya kencan dengan melampirkan nota-nota restoran, struk belanja, bensin, dll.
Bahasa Inggris: ngomong, “Are you kidding me?”
Jurnalistik: nanya-nanya alasan putus sambil direkam.
Ilmu Politik: ngaku, “Sebenernya, aku udah lama punya selingkuhan.”
Ilmu Pemerintahan: langsung ngerasa disalahin.
Perbankan: teler.
Pertanian: langsung bercocok tanam ke hati yang lain.
Teknik Elektro: hatinya langsung korslet.
Teknik Otomotif: ganti oli.
Ekonomi Syariah: bagi hasil.
Periklanan: bagi brosur.
Ilmu Agama: bagi hikmah.
Kampung Rambutan—Merak: ngemut permen jahe sambil memandang hampa ke luar jendela bis.
Ada yang mau nambahin atau rikues? Kasih tahu di komen ya.