MOJOK.CO – Kehidupan masa tua Tok Dalang di Upin Ipin benar-benar kebalikan dari gambaran umum kehidupan masa tua. Untuk bisa hidup seperti itu, setidaknya ada tiga resep.
Serial Upin dan Ipin bukanlah sekadar tayangan hiburan bagi anak-anak. Produksi Les’ Copaque, Malaysia itu agaknya juga ditujukan kepada orang dewasa. Bukan saja karena ia membangkitkan kenangan masa kecil, tentang bagaimana mestinya bersikap pada anak-anak, tapi juga tentang bagaimana menikmati masa tua yang bahagia.
Selain Opah yang sabar dan bijak, tokoh tua lain yang punya peran penting adalah Tok Dalang. Usia Tok Dalang mungkin sekitar 60-an lebih sedikit. Ia terlihat lebih tua dari Uncle Muthu dan tidak terpaut jauh dari Ah Tong. Dari tampilan rumahnya, Tok Dalang tidak terlihat dilimpahi banyak harta. Istrinya sudah lama meninggal dan anak-cucunya tinggal jauh darinya. Ia sendirian di rumah.
Namun demikian, pemilik nama Senin bin Kamis tetap terlihat selalu ceria hidupnya. Ia tidak pernah terlihat murung dan mengeluh. Tok Dalang tetap beraktivitas normal. Ia masih bisa membawa motor sendiri untuk pergi ke ladang atau pasar; ngopi ke warung Uncle Muthu; merawat Rembo; dan meladeni beragam permintaan Upin dan Ipin serta kawan-kawannya.
Saya sering membayangkan bagaimana masa muda Atok Dalang sehingga ia bisa menjalani kehidupan tuanya dengan begitu gembira. Sebab menjadi tua yang gembira tidak datang tiba-tiba. Ada yang perlu dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya.
Jika soal persiapan itu ditanyakan kepada para konsultan keuangan mungkin nasihat mereka adalah tentang asuransi kesehatan, dana pensiun, dana darurat, proteksi aset, dan sejenisnya.
Faktor-faktor finansial itu tentu penting untuk membuat hidup nyaman dan pikiran tenang. Kita tidak lagi perlu merisaukan soal utang dan kebutuhan lainnya. Tapi sejauh pengalaman saya selama mengikuti Tok Dalang, sedikitnya ada tiga hal lain yang menjadi kunci untuk memasuki masa tua yang bahagia.
Pertama, menjaga kesehatan
Kita sering membayangkan akan menjalani masa tua di rumah yang nyaman, dengan kebun dan bunga-bunga. Jauh dari kebisingan dan polusi. Dikelilingi anak dan cucu, berjalan-jalan ke tempat baru atau rumah sahabat. Juga, tentu saja, dapat beribadah dengan tenang.
Namun semua impian luhur itu pasti akan susah diwujudkan kalau tubuh kita tidak sehat. Sedikit-sedikit masuk angin. Jangankan menemani cucu atau jalan-jalan, bukan tidak mungkin hari-hari kita lebih banyak di atas ranjang dan dirawat, kalau kita tidak sehat.
Saya kira resep Tok Dalang tetap enerjik di hari tua adalah menjalani hidup sehat sejak muda. Tubuhnya pun tetap atletis, perutnya tidak jadi buncit dan pinggangnya tidak melar. Dan coba lihat, sekalipun kancing-kancing bajunya lebih sering dibiarkan terbuka, ia terlihat tidak pernah masuk angin.
Kedua, punya banyak keterampilan
Tok Dalang adalah orang yang multitalenta. Kecuali mengoperasikan internet, Tok Dalang kayaknya hampir bisa melakukan apa saja. Memperbaiki atap, memainkan wayang kulit, menerbangkan layang-layang, bermain hadrah, memancing, menyervis sepeda, membuat terompah, memasak kue dodol, dan lainnya.
Gudang rumahnya ibarat kantong Dorameon yang penuh perabot dan alat yang siap pakai. Mulai palu, gergaji, hingga perlengkapan las ia punya. Dalam sebuah episode bahkan saya lihat ia pernah memiliki proyektor, meski sudah rusak.
Memliki keterampilan dan hobi yang beragam selain manjur untuk mengurangi stres juga membantu seseorang menjadi pribadi yang mandiri. Terbukti Tok Dalang bukan sosok orang tua manja yang selalu bergantung pada orang lain dan suka memerintah. Berkat keahliannya pula keberadaan Tok Dalang justru selalu menjadi solusi bagi generasi muda.
Ketiga, memiliki banyak teman
Tok Dalang bisa berkawan dengan siapa saja. Ia akrab dengan Uncle Muthu yang India, berkarib dengan Ah Tong yang Cina, bisa bekerja sama dengan Salleh yang masih muda, dan tidak canggung bermain dengan anak-anak seusia Upin-Ipin dan kawan-kawan.
Dalam beberapa episode kita juga jadi tahu bahwa lingkaran pergaulan Tok Dalang lebih luas dari Kampung Durian Runtuh. Tok Dalang juga bersahabat dengan sejumlah tokoh penting, seperti Tok Mad sang legenda wayang kulit dan lainnya.
Memiliki banyak teman membuat Tok Dalang tidak kesepian. Kita tahu kesepian memiliki efek besar bagi kesehatan fisik dan psikis. Semakin tua seseorang semakin butuh kehadiran seorang teman. Bagaimana Tok Dalang bisa memiliki banyak teman, tentu karena pembawaannya yang supel, ramah, riang, dan baik hati. Tok Dalang bukan sosok yang menyebalkan.
Sekiranya itulah hal-hal penting yang telah diinvestasikan oleh Tok Dalang sejak muda sehingga ia bisa menikmati masa tuanya dengan bahagia. Ia tidak pernah berbicara soal uang. Ya, mungkin Tok Dalang punya banyak uang, saya tidak pernah tahu isi rekeningnya.
Walau begitu, setidaknya dari beliau saya bisa tahu bahwa ada investasi lain yang juga penting bagi kehidupan di masa tua selain uang. Saya makin percaya setelah membaca twit dari Syekh Ahmad Isa al-Masharawi dari Mesir.
Uang bisa membeli kasur tapi tidak tidur nyenyak
Uang bisa membeli jam tapi tidak waktu
Uang bisa membeli obat tapi tidak kesembuhan
Uang bisa membeli buku-buku tentang etika tapi tidak akhlak
Uang bisa membeli makanan tapi tidak selera.
Nah!
BACA JUGA Jangan Hujat Mereka yang Membiarkan Orang Tuanya Tetap Bekerja di Usia Senja dan esai-esai Muhammad Zaid Su’di lainnya.