Konspirasi Yahudi di Balik Harga Rokok 50.000 Perbungkus - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Konspirasi Yahudi di Balik Harga Rokok 50.000 Perbungkus

Puthut EA oleh Puthut EA
22 Agustus 2016
0
A A
Konspirasi Yahudi di Balik Harga Rokok 50.000 Perbungkus
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Sebetulnya tidak ada yang aneh di balik isu harga rokok yang rerata 13.000 rupiah, lalu melejit menjadi 50.000 rupiah perbungkus. Ini taktik pertempuran yang biasa saja.

Alurnya begini. Kaum antirokok membuat studi, di harga berapakah para perokok akan berhenti merokok? Didapatlah harga 50.000 perbungkus. Kemudian penelitian ini didesiminasikan ke beberapa situsweb abal-abal. Diperbesar dengan tim buzzer di dunia maya, plus segala gimmick nan kreatif.

Ketika mulai ramai, maka langkah selanjutnya, mereka melakukan placement di media-media besar yang seakan-akan berita. Taktik yang dipakai berupa tanggapan tokoh lewat teknik doorstop. Para tokoh diwawancara dengan pertanyaan: ‘Apa tanggapan Bapak/Ibu dengan usulan masyarakat bahwa harga rokok sebaiknya dinaikkan menjadi 50.000 perbungkus?’

Dasar elit politik di negeri pencitraan, bukannya bertanya balik untuk mengkritisi, kebanyakan dari mereka berkomentar mendukung naiknya harga rokok. Politikus-politikus macam begitulah yang banyak menjadi korban para pakar hoax dunia maya. Malu bertanya, ancur muka kemudian.

Jawaban-jawaban itu kemudian dipelintir, ditambah dengan penguatan dari para opinion leaders yang sudah digalang sebelumnya. Jadi itu barang. Isunya terbungkus rapi. Siap dihadiahkan ke ‘leading sectors’ untuk diberi tanggapan.

Baca Juga:

Mantan Penghuni Lapas Bercerita Bagaimana Rokok Menjadi Mata Uang di Penjara

Kiat Bagi Orangtua Agar Bisa Merokok di Rumah

Memaknai Cinta dalam Selinting Tembakau

Para jubir di leading sectors ini bukan politikus. Mereka menjawab normatif. Jadilah isu yang semula berasal dari ‘kajian’, berubah menjadi ‘usulan’, bergeser menjadi ‘seakan-akan mau terjadi’, lalu matang dalam isu: ‘sudah pasti terjadi’. Masuk itu barang. Ngeri-ngeri sedap. Elok tenan!

Isu makin legit karena para politikus prorokok juga ikut latah menanggapi. Menari di atas gendang yang dipukul lawan. Plus, perang netizen di dunia maya yang terus berkobar. Sepintas semua berjalan dengan sempurna. Isu yang ‘sudah pasti terjadi’ ini tinggal digiling di ‘mesin akhir tim’ yang sudah siap di Pemerintah. Para kaum antirokok pasti tahu yang saya maksud…

Tapi ternyata isu dunia maya berikut pelintirannya, berbalik cepat seketika. Pasalnya ada dua.

Pertama, bagi para intelektual tertentu, tahu persis bahwa harga rokok naik menjadi 50.000 perbungkus itu tidak akan bisa terjadi. Karena komponen cukai, yang menyebabkan harga rokok selalu naik, punya hukum, aturan, dan perhitungan tersendiri. Ketika para pakar ini mulai berkomentar, arus mulai berbalik.

Kedua, di dunia nyata, para pakar pemasaran dan ahli-ahli strategi pasar setiap pabrik dan toko-toko ritel justru senang dengan isu tersebut.

Fakta di lapangan, dalam kurang-lebih seminggu isu ini bergulir, toko-toko mulai merasakan dampaknya. Para pembeli rokok yang rata-rata membeli sebungkus, kini berubah menjadi dua bungkus. Permintaan pasar naik menjadi dua kali lipat.

Datanglah ke gerai-gerai minimarket, dan tanyalah ke para penjaga maka muka mereka penuh senyum. “Tidak sekalian beli tiga, Pak. Mumpung harga rokok belum naik jadi 50.000 perbungkus, lho…” ucap mereka dengan muka manis sembari menyimpan sejenis senyum tipis, dan membatin, “Bego banget orang ini, ganteng-ganteng mudah kena hoax…”

Mbak-mbak SPG yang semula lebih banyak tersenyum daripada menjelaskan soal rokok jualan mereka, mulai minggu kemarin mulai menutup penjelasan dengan kalimat, “Mumpung harga rokok belum naik jadi 50.000 lho, Pak…” ujar mereka sambil tersenyum penuh kegelian kalau kemudian menyaksikan ada orang yang merasa panik dengan kalimat ancaman itu.

Afiliasi antara para jagoan marketing rokok di lapangan dengan para manajer toko inilah yang membuat rokok laku makin menggila. Isu di dunia maya yang seakan para antirokok menang, justru dipelintir orang-orang marketing pabrik rokok yang memang teruji matang di lapangan.

Arus berbalik dua kali lipat. Di kepala mereka, seolah ada doa: “Semoga isu ini bertahan lama… Laris. Laris. Laris, beib!”

Jauh hari sebelum para pakar hoax menjadi profesi, orang-orang marketing pabrik rokok ini sudah diuji dengan perang dagang sesungguhnya, menguasai toko demi toko, kampung demi kampung. Ukuran karier mereka jelas. Tidak ada istilah suka atau tidak suka. Tidak ada tempat bagi orang yang lebih suka bicara dibanding bekerja.

Semua berhenti di satu kata: Omzet.

Mereka sejak dulu sudah terlatih menangani isu-isu. “Rokok Marlboro itu bukan dari tembakau, tapi dari kertas. Kalau tidak percaya, rendamlah sebatang rokok Marlboro di dalam gelas. Nanti dia akan berubah menjadi kertas.”

Bagi orang yang mendalami dunia rokok, ini sangat menggelikan. Rokok putih memakai jenis tembakau virginia. Karakter tembakau virginia memang mirip kertas. Apalagi kalau basah. Sudah pasti mirip kertas.

Mereka, para jagoan marketing pabrik rokok, sudah biasa anjlok bersama isu. Djarum pernah diterpa isu: ‘Demi Jesus Aku Rela Untuk Mati’. Omzet langsung jatuh. Tapi kemudian mereka bisa bangkit lagi.

Contoh lain. Salah satu produk Gudang Garam yang semula tumbuh, tiba-tiba ambruk. Gudang Garam tahu persis kalau salah satu kelemahan rokok saat itu adalah mudah patah. Mereka kemudian menciptakan produk yang dibuat sedemikian rupa sehingga tidak bisa patah. Produk premium itu langsung laris di pasar.

Tapi terhenti tiba-tiba hanya karena satu isu: “Tidak bisa patah karena ada plastiknya.” Begitu isu itu beredar, produk itu langsung wasalam.

Bayangkan, orang-orang macam ini, yang sudah biasa tiap tahun kena isu ‘rokok mengandung babi’, bertarung siang malam dengan para kompetitor, mendapati hoax ‘harga rokok naik menjadi 50.000 perbungkus’, hati mereka bukannya sedih malah merasa riang gembira.

Isu itu diambil alih oleh mereka. Isu yang mestinya bakal bikin orang tidak lagi merokok malah membuat perokok mengonsumsi rokok dua kali lipat. Bajilak, bukan?

Hal seperti inilah yang membuat para aktivis antirokok selalu kemut-kemut. Pusing.

Sebagian dari mereka memang lulusan dari ilmu komunikasi, tapi mereka gagap berkomunikasi dengan masyarakat, dan gagal memahami logika masyarakat. Sebagian dari mereka lagi adalah para wartawan yang gagal membangun karier kewartawanan mereka. Kalau membangun karier saja gagal, apalagi membangun rumahtangga? Eh, membangun isu, maksud saya.

Sebagian dari mereka yang lain adalah para dokter, tapi sudah lama mereka tidak praktek.  Soalnya lebih enak makan uang perdiem daripada uang layanan kesehatan dari pasien. Sudah lupa caranya menyuntik, karena lebih mudah disuntik program dari funding. Ups!

Nah, sekarang saatnya tulisan ini masuk ke bagian yang sesuai dengan judul. Bagian yang paling Anda tunggu: Konspirasi Yahudi.

Oke, jadi begini. Saya hanya mau ngecek saja sih. Di badan tulisan ini sudah saya tanam kode-kode digital. Saya hanya sedang ingin tahu, bagaimana sebuah tulisan disebarkan hanya cukup dengan membaca judulnya saja. Tanpa perlu membaca isinya. Atau disebarkan dulu, baru dibaca kemudian.

Jangan kecewa, ya…

*tersenyum culas*

Terakhir diperbarui pada 2 Agustus 2019 oleh

Tags: 50.000Anti rokokCukai RokokHarga rokokPerokokRokok
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

rokok jadi mata uang di penjara

Mantan Penghuni Lapas Bercerita Bagaimana Rokok Menjadi Mata Uang di Penjara

8 Mei 2022
Kiat Bagi Orangtua Agar Bisa Merokok di Rumah

Kiat Bagi Orangtua Agar Bisa Merokok di Rumah

17 Maret 2022
Festival Tembako Indonesia mojok.co

Memaknai Cinta dalam Selinting Tembakau

24 Februari 2022
NGOBROLIN NICOTINE WAR BERSAMA SABRANG LETTO, HAIRUS SALIM, DAN MPROP PICUZ

Ngobrolin Nicotine War bersama Sabrang Letto, Hairus Salim, dan Mprop Picoez

15 Februari 2022
Etalase Tobeko Cigarettes Shop mojok.co

Tobeko dan Anak Muda yang Memilih Melinting Tembakau Sendiri

28 Januari 2022
Maraknya Klitih Hingga Kenaikan Cukai Rokok

Maraknya Klitih Hingga Kenaikan Cukai Rokok

5 Januari 2022
Pos Selanjutnya
5 Kegagalan Hoax Naiknya Harga Rokok

5 Kegagalan Hoax Naiknya Harga Rokok

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Konspirasi Yahudi di Balik Harga Rokok 50.000 Perbungkus

Konspirasi Yahudi di Balik Harga Rokok 50.000 Perbungkus

22 Agustus 2016
Garuda Pancasila, Sudharnoto

9 Fakta Pencipta Lagu Garuda Pancasila yang Tersingkir dari Sejarah

26 Juni 2022
baskara aji mojok.co

Soal Jam Malam, Sultan Minta Menyeluruh di Jogja

24 Juni 2022
Kasman Singodimedjo tagih janji ke Sukarno sial Piagam jakarta

Kasman Singodimedjo, Menagih Janji 7 Kata Piagam Jakarta pada Sukarno

26 Juni 2022
kecurangan SBMPTN

Polisi Amankan 15 Pelaku Kecurangan SBMPTN di UPN Veteran Yogyakarta

28 Juni 2022
Teror Pulung Gantung: Air Mata dan Seutas Tali Pati di Pohon Jati MOJOK.CO

Teror Pulung Gantung: Air Mata dan Seutas Tali Pati di Pohon Jati

23 Juni 2022
Makan Bersama di Tepikota, kuliner jawa timur di Yogyakarta

Minggu Bersama di Tepikota, Menikmati Kuliner Jawa Timur di Jogja

25 Juni 2022

Terbaru

holywings jogja mojok.co

Holywings Jogja Ditutup Satpol PP, Buntut Kasus di Jakarta

29 Juni 2022
Kekerasan seksual

Lakukan Pelecehan Seksual, Pelaku Tak Boleh Naik Kereta Api Seumur Hidup

29 Juni 2022
Boikot Holywings, Polemik ETLE, dan Politik Tukang Bakso

Boikot Holywings, Polemik ETLE, dan Politik Tukang Bakso

29 Juni 2022
pertalite mojok.co

KSP Sebut Peraturan Beli Pertalite dan Solar Demi Ketahanan Nasional

29 Juni 2022
petilasan ratu kalinyamat mojok.co

Menyusuri Jejak Cinta Kalinyamat, Ratu Pemberani dari Jepara

29 Juni 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In