Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

KKN Sudah Usang. Tidak Mendapat Pengalaman, Tidak Juga Membangun Desa, Mending Diganti Magang

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
23 Juli 2024
A A
mahasiswa KKN.MOJOK.CO

Ilustrasi Warga Desa Sebenarnya Kasihan dengan Mahasiswa KKN: Duit Tipis, Hidup Susah, tapi Dituntut untuk “Mengentaskan Kemiskinan” (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Membangun desa bukan ajang uji coba

Tanpa harus berdebat panjang, logika KKN untuk membangun desa ini sudah patah bawah. Selain karena dilaksanakan mandiri, aktivitas memang tidak jadi bagian program pembangunan desa dari pemerintah. Tugas dari kampus ini tidak memiliki instrumen yang cukup untuk membangun desa.

Urusan pembangunan desa bukan barang sederhana. Tidak bisa terus menerus trial and error. Apalagi tanpa mengkaji lebih dalam kebutuhan desa dengan pembangunan yang dilakukan. Urusan ini juga seharusnya jadi kewenangan pemerintah.

Oleh sebab itu sering terjadi beda pandangan antara warga dengan mahasiswa peserta. Warga berharap adanya pembangunan infrastruktur. KKN menawarkan implementasi sistem manajemen desa, dan seringkali berbasis digital. Ya wajar saja aktivitas ini dipandang tidak memuaskan. Sedangkan mahasiswa merasa tidak dapat berbuat banyak di desa. Paling aman kalau bukan plangisasi ya membuat lomba 17-an. Karena itu saja yang bisa dilakukan.

Perbedaan kebutuhan desa dan kemampuan KKN seharusnya tidak perlu terjadi. Tapi ketika dipaksakan sebagai pemenuhan SKS, perbedaan ini dibiarkan jadi polemik. Bukan hanya tidak memuaskan warga desa, namun juga mahasiswa. Karena para mahasiswa peserta juga sedang terjebak.

Mahasiswa KKN terjebak jas almamater

Jangan dikira mahasiswa dalam posisi nyaman di program KKN ini. Mereka juga sama-sama terjebak dalam situasi ruwet karena sistem yang usang. Apalagi untuk mahasiswa yang harus membiayai sendiri program mereka. Jas Almamater akhirnya menjadi sekat yang menambah masalah.

Banyak mahasiswa yang kesulitan membawa program bermanfaat bagi desa. Selain perkara kebutuhan, jurusan kuliah juga membatasi karya mereka. Tuntutan untuk bekerja nyata sesuai keilmuan sering berbenturan dengan ekspektasi warga.

Misal Anda kuliah di jurusan Sastra Prancis. Kira-kira program apa yang bisa Anda tawarkan pada desa yang masih punya isu perkara wajib belajar? Memberi les Bahasa Prancis? Anda saja tidak dibekali basis ilmu mengajar. Siapa juga yang membutuhkan les Bahasa Prancis, ketika pendidikan dasar saja belum terpenuhi? Akhirnya program yang dilakukan pasti di luar jurusan.

Program yang kelewat ketat akhirnya menjadi masalah. Diperparah dengan tidak adanya riset mendalam tentang situasi dan kebutuhan desa tujuan. Warga desa belum butuh program tersebut, tapi mahasiswa peserta harus melakukan.

Padahal para mahasiswa ini sedang didesak untuk mengumpulkan pengalaman. Terutama agar siap jadi roda gigi penggerak industri. KKN tidak memberi pengalaman yang cukup bagi mereka. Akhirnya, seperti biasa, kegiatan ini dilaksanakan hanya sebagai syarat lulus semata. Tanpa ada semangat ataupun harapan mendapat pengalaman.

Waktunya berpikir lebih cerdas daripada sekadar KKN

Akhirnya kita harus kembali menilik apa tujuan KKN. Merangkum dari berbagai universitas, saya menemukan beberapa poin. Pertama adalah menghubungkan pendidikan tinggi dengan kebutuhan masyarakat. Berikutnya adalah mendorong pemberdayaan masyarakat. Lalu untuk memberikan ruang adaptasi bagi mahasiswa dalam kehidupan masyarakat. Terakhir adalah menumbuhkan rasa empati mahasiswa pada kondisi masyarakat.

Apakah rangkuman poin di atas dijawab oleh KKN? Jika iya, sudah pasti polemik ini tidak akan muncul. Pelaksanaan yang terkungkung dalam mindset perguruan tinggi memunculkan dinding tak kasat mata. Menghalangi pertemuan organik antara mahasiswa dengan masyarakat.

Nama KKN sendiri terlanjur disemati stigma yang keliru. Maka suka tidak suka, perlu diberangus. Model program baru perlu diwujudkan untuk menjawab poin di atas. Sembari melepaskan mahasiswa dari tuntutan tidak masuk akal dari stigma KKN  selama ini. Saya yakin, para civitas academica masing-masing universitas bisa menemukan solusinya. Masak harus saya juga yang mencari solusi?

Tapi jika masih dipertahankan, maka gambaran di paragraf pertama akan terus ada. Warga tidak puas dengan KKN. Mahasiswa bingung menerapkan ilmunya. Mereka terpisah oleh sekat yang mempersempit gerak. Semata-mata hanya demi pemenuhan kewajiban belajar.

Penulis: Prabu Yudianto

Iklan

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Warga Desa Sebenarnya Muak dengan Mahasiswa KKN: Nggak Bantu Atasi Masalah Desa, Cuma Bisa bikin Les dan Acara 17 Agustusan dan analisis menarik lainnya di rubrik ESAI.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 23 Juli 2024 oleh

Tags: KKNkkn dibenci wargakkn tidak membawa manfaatproker kkn
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Jika artikel saya menyinggung Anda, saya tidak peduli.

Artikel Terkait

Mahasiswa KKN.MOJOK.CO
Kampus

KKN Bikin Warga Muak Kalau Program Kerja Template dan Kelakuan Mahasiswanya Tak Beretika

17 Oktober 2025
KKN UMY Tidak Hanya Bisa Bikin Papan Nama MOJOK.CO
Esai

Mahasiswa UMY Atasi Sampah di Laut Wakatobi dengan Stove Rocket, Bukti KKN Tidak Hanya Bikin Papan Nama

6 Oktober 2025
Kesombongan mahasiswa KKN: tak sapa warga dan sok pintar bikin warga kesan dan berniat jahat MOJOK.CO
Ragam

Kesombongan Mahasiswa KKN bikin Warga Tak Segan “Berniat Jahat”: Tak Mau Nyapa dan Sok Pintar, Tak Tulus “Kerja Nyata” karena Niat Lain

21 Agustus 2025
anggota karang taruna lebih baik daripada mahasiswa KKN saat 17 Agustus. MOJOK.CO
Ragam

Warga Desa Sebetulnya Miris dengan Mahasiswa KKN: Nggak Menghargai Waktu dan Kerja Asal-asalan, Cuma Merugikan

19 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Safari Christmas Joy jadi program spesial Solo Safari di masa liburan Natal dan Tahun Baru (libur Nataru) MOJOK.CO

Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

20 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025
Teknisi dealer Yamaha asal Sumatera Utara, Robet B Simanullang ukir prestasi di ajang dunia WTGP 2025 MOJOK.CO

Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

16 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.