ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai Khotbah

Sunnah Rasul dan Bid’ah Buah Kurma

Buah kurma itu buah impor. Rantai pemasarannya jauh. Kenapa tidak berbuka pakai buah lokal saja sih?

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
14 Januari 2022
0
A A
Sunnah Rasul dan Bid’ah Buah Kurma

Ilustrasi Kurma. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Sunnah Rasul berbuka puasa dengan buah kurma itu untuk ngasih tahu bahwa yang baik itu justru yang dekat-dekat, bukan yang jauh-jauh.

Sudah beberapa pekan ini Fanshuri puasa Senin-Kamis. Kebiasaan ini diketahui karena Fanshuri kerap kali mencari buah kurma untuk persiapan buka puasa.

Masalahnya, hari itu Fanshuri sudah kehabisan buah kurma dan ingin meminta Gus Mut. Siapa tahu gurunya itu selalu sedia buah kurma. Minta dua atau tiga biji sepertinya bukan suatu hal besar.

Anehnya, ketika diminta buah kurma begitu, Gus Mut malah agak heran. Oleh Gus Mut, Fanshuri ditawari buah salak.

“Ah, nggak mau, Gus. Saya carinya buah kurma kok malah ditawari salak,” kata Fanshuri.

“Kok tumben kamu minta buah kurma? Buat apa, Fan?” tanya Gus Mut.

“Buat buka puasa nanti, Gus,” kata Fanshuri.

“Hah?” Gus Mut semakin kaget.

“Kok Gus Mut malah kaget sih. Kan bagus dong, Gus. Puasa ini saya ngikut sunnah Rasul, buka puasanya pun saya sedang berupaya ikut sunnah Rasul, berbuka dengan buah kurma,” kata Fanshuri.

Gus Mut terkekeh mendengarnya. Fanshuri heran melihat reaksi gurunya.

“Kok malah ketawa sih, Gus. Orang mau menjalani sunnah Rasul kok.”

Fanshuri protes.

“Bukan gitu, Fan. Aku ini ketawa sama pola pikirmu kalau makan buah kurma di waktu berbuka itu ngikuti Sunnah Rasul, sampai kamu jadi agak maksain begitu,” kata Gus Mut.

“Maksain? Maksain gimana, Gus?” tanya Fanshuri.

“Ya itu, maksain. Kamu kehabisan buah kurma, lalu minta ke aku. Aku tawarin salak malah nggak mau,” kata Gus Mut.

“Ya nggak maksain dong, Gus. Kalau Gus Mut memang nggak punya kurma ya nggak apa-apa,” kata Fanshuri.

Gus Mut kini tersenyum.

“Aku kagumi upayamu mengejar sunnah Rasul itu, Fan. Itu baik. Aku apresiasi. Tapi, sebagai gurumu, aku harus kasih tahu ke kamu, bahwa yang baik-baik itu kalau tidak dilandasi ilmu yang cukup bisa salah kaprah. Meski niatnya sudah baik,” kata Gus Mut.

Fanshuri bingung.

“Salah kaprah gimana? Cuma urusan nyari kurma untuk sunnah Rasul kok,” kata Fanshuri.

“Begini, Fan,” kata Gus Mut mencoba menjelaskan.

“Sunnah Rasul berbuka puasa pakai buah kurma untuk itu landasannya kesalehan sosial, bukan kesalehan individu,” kata Gus Mut.

“Ma-maksudnya, Gus?” tanya Fanshuri.

“Ya kurma itu buah lokal. Lokal versi Arab sana. Nabi Muhammad berbuka dengan buah lokal daerahnya. Selain karena urusan itu makanan yang manis, Nabi berbuka kurma karena rantai pemasarannya pendek, murah, dan secara langsung membantu ekonomi lokal juga,” kata Gus Mut.

Fanshuri terdiam sejenak. “Jadi…?” tanya Fanshuri.

“Jadi yang kamu lakukan dengan mencari kurma ke mana-mana itu justru salah kaprah. Niat hati ingin mengikuti sunnah Rasul, tapi malah mengabaikan esensinya. Ditawari salak nggak mau. Padahal buah kurma itu rantai pemasarannya lebih panjang ketimbang salak yang di kampung kita ada kebunnya. Kurma kan buah impor, harganya juga lumayan mahal, kadang-kadang dikemas sebegitu rupa pakai embel-embel agama segala biar laku,” kata Gus Mut.

Fanshuri melongo.

“Be-berarti saya malah bid’ah ya, Gus?” tanya Fanshuri.

“Ya aku nggak sampai bilang kamu itu bid’ah, Fan. Cuma dalam ngejar sunnah Rasul itu pendekatannya jangan cuma emosional, tapi ya pakai rasional dikit lah. Buah salak di kampung kita juga manis-manis kok. Rantai pemasarannya dekat, ada di sekitar kita, dan kalau semua orang sini pakai pola sunnah Nabi secara substansi, bukan cuma bentuknya doang, kan semua jadi enak,” kata Gus Mut terkekeh.

Fanshuri kini tersenyum mendengar penjelasan Gus Mut.

“Hehe, oalah gitu ternyata ya, Gus. Ya sudah deh, Gus. Saya minta buah salaknya aja kalau gitu,” kata Fanshuri.

Gus Mut tersenyum.

“Mau minta berapa kilo?” tanya Gus Mut sambil masuk ke gudang penyimpanan salaknya.

Fanshuri tertawa.

“Saya nggak niat jualan, Gus. Beberapa biji aja cukup,” kata Fanshuri yang diselingi tawa Gus Mut dari dalam gudang.

*) Diolah dari penjelasan Dr. Abdul Gaffar Karim.

BACA JUGA Cara Bikin Uang Haram Jadi Uang Halal atau kisah-kisah Gus Mut lainnya.

Terakhir diperbarui pada 14 Januari 2022 oleh

Tags: Bidahbuah kurmakurmasalaksunnah rasul
Iklan
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Senjakala Petani Salak Banjarnegara, Dulu Makmur Kini Tersungkur. MOJOK.CO
Liputan

Senjakala Petani Salak Banjarnegara, Dulu Makmur Kini Tersungkur

6 September 2023
salak pondoh mojok.co
Liputan

Ketika Salak Pondoh Tak Lagi Istimewa

10 Februari 2022
Kami Menemui Para Demit Terdampak Pandemi Korona
Pojokan

Dikira Bisa Ngusir Demit Hanya Gara-gara Dikenal sebagai Orang NU: Emang Kami Ormas Dukun?

19 September 2021
Benarkah Salaman Usai Salat itu Bidah?
Khotbah

Benarkah Salaman Usai Salat itu Bidah?

23 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Makam Mbah Precet Solo mojok.co

Makam Mbah Precet, Makam Misterius Tanpa Nama di Pinggir Jalan Kota Solo

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Hal-hal menyebalkan yang melekat pada mahasiswa UIN MOJOK.CO

Jadi Mahasiswa UIN Merasa Rendah Diri karena Kena Banyak Label Menyebalkan

13 Mei 2025
Slipi Jakarta Barat, Kawasan Elite yang Bikin Lulusan S2 Sengsara.MOJOK.CO

Ironi di Balik Perkantoran Mewah Slipi Jakarta Barat: Ijazah S2 Dianggap Tak Berguna, Pekerjanya Sengsara

16 Mei 2025
Jurusan Sistem Informasi di kampus swasta Jogja. MOJOK.CO

Sulitnya Jadi Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi, Disuruh Servis Laptop hingga Dituduh Hacker

17 Mei 2025
Xpander Disayang Dunia, Nissan Livina Hidupnya Semakin Merana MOJOK.CO

Xpander vs Nissan Livina: Anak Kembar Beda Nasib karena Xpander Disayang dan Lebih Nyaman, Nissan Livina Hidup Merana

12 Mei 2025
Sinar Jaya Suite Class, Sleeper Bus yang Bikin Saya Menyesal MOJOK.CO

Setelah Tidak Pernah Naik Bus, kini Saya Menyesal Mencoba Naik Sleeper Bus Sinar Jaya Suite Class

14 Mei 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.