Ngaku Cinta Allah padahal Cuma Nafsu Kepingin Masuk Surga-Nya doang - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai Khotbah

Ngaku Cinta Allah padahal Cuma Nafsu Kepingin Masuk Surga-Nya doang

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
24 Mei 2019
0
A A
gus dur hmi akbar tandjung connection jusuf kalla golkar menjerat gus dur virdika rizky utama mojok.co

gus dur hmi akbar tandjung connection jusuf kalla golkar menjerat gus dur virdika rizky utama mojok.co

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Koar-koar ngaku merasa cinta Allah, tapi sehari-hari gampang ngamuk. Jangan-jangan kamu bukannya cinta Allah, tapi emang kesemsem sama surga-Nya doang tuh.

Sore hari, masih puasa Ramadan, Fanshuri dan Gus Mut memilih menghabiskan main catur di teras rumah Gus Mut. Baru juga dua putaran permainan catur Mas Is datang.

“Gus, udah denger kabar belum kalau Jalan Kabupaten tadi rusuh?” tanya Mas Is.

“Hah? Rusuh?” tanya Fanshuri terkejut. “Rusuh kenapa Mas Is?”

“Anu, ormas yang nggak terima lagi sweeping eh ternyata dilawan sama yang punya warung,” kata Mas Is.

“Sweeping apaan lagi sih?” tanya Fanshuri.

Baca Juga:

Nafsu Dunia Juga Ada Gunanya, makanya Tuhan Menciptakannya

Nafsu Dunia Juga Ada Gunanya, makanya Tuhan Menciptakannya

7 Januari 2022
Kalimat Tauhid Burung Beo dan Iman yang Tersembunyi

Kalimat Tauhid Burung Beo dan Iman yang Tersembunyi

24 Desember 2021

“Ya sweeping Ramadan,” kata Mas Is.

“Sweeping Ramadan? Apaan tuh?” tanya Fanshuri.

“Ya sweeping warung-warung yang buka siang hari agar segera tutup. Disuruh menghormati Bulan Puasa,” kata Mas Is.

“Haduh, masih jaman ya begituan? Masih ribut sekarang Mas Is?” tanya Fanshuri sambil geser sedikit agar Mas Is dapat tempat duduk.

“Kalau sekarang sih udah selesai. Tadi kok ributnya, dari jam 10-an pagi, sampai siang. Wah, ramai. Seru,” kata Mas Is sambil dudul di samping Fanshuri.

“Mas Is emang di lokasi ya? Kok tahu banyak?” tanya Gus Mut tiba-tiba.

“Iya, kebetulan ikut temen yang anggota ormas sweeping juga, Gus,” kata Mas Is.

Fanshuri dan Gus Mut terlihat langsung berubah air mukanya. Agak terkejut juga mendengar Mas Is ternyata salah satu orang yang ikut sweeping.

“Terus sekarang gimana?” tanya Fanshuri, mencoba tetap biasa saja.

“Ya udah kelar, mereka yang punya warung yang lain akhirnya mau tutup,” kata Mas Is.

“Lha yang punya warung yang ngelawan tadi gimana? Mau tutup juga?” tanya Fanshuri.

“Ya harus dong, orang lapaknya udah rusak sama anak-anak. Aku sih nggak ikut-ikut, cuma nganterin temen doang kok,” kata Mas Is biasa saja.

“Kok gitu sih Mas? Kan itu namanya ngerusak rezeki orang?” tanya Fanshuri.

“Lho, kamu itu gimana sih, Fan, harusnya orang yang punya warung menghormati orang puasa dong. Orang lagi nggak puasa gitu, malah difasilitasi, didenger, sedangkan kita yang muslim beneran, puasa beneran malah nggak dihormati sama sekali,” kata Mas Is.

“Lah kok jadi rusuh, emang ceritanya gimana?” tanya Gus Mut.

“Ya si pemilik warung ngotot, ya dilawan lah sama anak-anak. Perintah Allah kok dilawan. Disuruh puasa kok malah buka warung buat orang yang nggak puasa,” kata Mas Is.

“Lha kamu itu sendiri puasamu itu emang tujuannya buat siapa, Mas?” tanya Gus Mut tiba-tiba.

Mas Is agak kaget mendengarnya.

“Ya buat Gusti Allah to, Gus. Masa buat yang lain,” jawab Mas Is.

“Lah kalau kamu puasa buat Gusti Allah kenapa tujuanmu malah ke warung makan?”

Mas Is terdiam sejenak.

“Kan warung makannya buka. Kami ini ingin mengajarkan ke masyarakat itu agar terbiasa berpuasa. Caranya ya dengan tidak menyediakan fasilitas untuk membatalkan puasa, Gus. Jadi warung-warung itu sebaiknya juga nggak usah buka dulu. Nanti malamnya kan bisa. Soal rusuhnya sih ya karena kami terprovokasi sama pedagangnya yang marah-marah. Kalau yang jual di warung santai langsung mau tutup ya kami nggak bakal ngerusak apa-apa kok,” kata Mas Is.

Gus Mut terdiam. Cuma geleng-geleng.

“Apanya yang salah, Gus?” tanya Mas Is lagi.

“Kamu itu apa ya nggak mikir, dia si pemilik warung itu bisa aja punya keluarga yang harus dihidupi, dikasih nafkah, Mas,” kata Gus Mut.

“Ya seharusnya mereka ya mikir dulu, Gus, buka warung kok di siang hari bulan puasa. Justru kami ini sedang menunjukkan rasa cinta kepada Allah, membela keagungan bulan Ramadan,” kata Mas Is membela diri.

“Lah kok malah sampeyan merendahkan bulan Ramadan gitu, Mas,” kata Gus Mut.

Mas Is terkejut mendengar kata-kata Gus Mut. “Merendahkan gimana, Gus?” tanya Mas Is.

“Bulan Ramadan Allah itu udah pasti agung. Mau sampeyan bela atau nggak, nggak bikin Ramadan jadi lebih nggak agung atau nggak,” kata Gus Mut.

“Itu memang benar, Gus. Tapi kan ini kami yang membutuhkan mengagungkan bulan Ramadan ini. Kami yang butuh melakukannya sebagai bukti mencintai Allah. Karena barang siapa mencintai Allah akan dijamin masuk ke surga-Nya,” kata Mas Is.

Gus Mut membenarkan letak duduknya sejenak.

“Yakin sampeyan melakukan itu atas dasar cinta?” tanya Gus Mut.

“Iya, dong. Janjinya surga jeh,” kata Mas Is.

“Sampeyan itu cinta sama Allah, atau kepingin masuk surga-Nya, Mas Is?” tanya Gus Mut.

“Ya surga-Nya dong, Gus,” kata Mas Is percaya diri.

“Berarti sampeyan melakukan semua itu masih pakai dorongan nafsu sampeyan, Mas,” kata Gus Mut.

Mas Is merasa tersinggung dengan ucapan Gus Mut.

“Maksudnya gimana, Gus. Enak aja bilang kami masih pakai nafsu,” kata Mas Is.

“Ya kalau nggak pakai nafsu, seharusnya sampeyan nggak perlu merusak barang-barang orang lain gitu, Mas. Cinta itu tanpa syarat, tulus, nggak berharap apa-apa kecuali bisa disayangi oleh sosok yang dicintai. Kalau sampeyan masih berharap sesuatu, memikirkan timbal balik, ya itu namanya bukan cinta, itu nafsu. Melakukan sesuatu karena merasa bakal dapat ganti yang lebih bagus,” kata Gus Mut.

Mas Is terdiam, begitu juga dengan Fanshuri. Di tengah hening suasana tersebut, Fanshuri memberanikan diri bertanya.

“Memangnya salah ya, Gus? Kalau ada umat mengharap surga-Nya?” tanya Fanshuri.

“Nggak salah sih, cuma itu sebenarnya bisa jadi pertanda mana umat yang gampang ngamukan sama yang nggak gampang ngamuk. Ya kayak wujud cinta. Cinta itu sifatnya tulus, kayak hubungan ibu dengan anaknya. Benar-benar nggak berharap apa-apa ketika seorang ibu merawat anak. Beda dengan nafsu, sifatnya selalu timbal-balik, kayak kamu sama istrimu. Ya nggak apa-apa, itu halal, nafsu memang ada jalur pemuasnya sesuai agama, tapi jangan berlebihan. Soalnya kalau berlebihan, sifatnya pasti merusak.”

“Contohnya sifatnya merusak itu gimana, Gus?” tanya Fanshuri lagi. Mas Is masih diam saja.

“Ya kayak teman-temannya Mas Is ini, agama itu wujud cinta hamba kepada Tuhannya, bukan wujud nafsu pakai nama Tuhannya. Ngaku cinta sama Allah, cinta sama Tuhan kok mencak-mencak, marah-marah, ngamuk, ya itu bukan cinta namanya, itu nafsu. Kalaupun bukan nafsu duniawi, ya itu nafsu akhirat. Padahal agama itu memakai salat, puasa, zakat, itu buat mengurangi nafsu manusia. Lha ini kok malah dipakai buat memfasilitasi nafsu yang lain,” kata Gus Mut panjang lebar.

“Dan ketika dipakai untuk memfasilitasi nafsu yang lain, pasti ada sesuatu yang rusak,” tambah Gus Mut.

Mas Is cuma terdiam. Fanshuri juga. Agak lama keduanya hening, sampai tiba-tiba Fanshuri bersuara lagi.

“Gus,” kata Fanshuri.

“Iya?” kata Gus Mut.

“Ngomong-ngomong, ini catur kita kok malah nggak jalan-jalan ya?” tanya Fanshuri.

Gus Mut baru sadar lalu terkekeh.

Terakhir diperbarui pada 24 Mei 2019 oleh

Tags: Allahcinta AllahKhotbahnafsu
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Nafsu Dunia Juga Ada Gunanya, makanya Tuhan Menciptakannya
Khotbah

Nafsu Dunia Juga Ada Gunanya, makanya Tuhan Menciptakannya

7 Januari 2022
Kalimat Tauhid Burung Beo dan Iman yang Tersembunyi
Khotbah

Kalimat Tauhid Burung Beo dan Iman yang Tersembunyi

24 Desember 2021
Khotbah

Tak Rela Terima Sedekah karena Tak Mau Lihat Orang Lain Lebih Mulia

17 Desember 2021
Cara Bikin Uang Haram Jadi Uang Halal MOJOK.CO
Khotbah

Cara Bikin Uang Haram Jadi Uang Halal

3 Desember 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Mengamati Duet Sopir dan Kernet Bus Sugeng Rahayu dalam Perjalanan Semarang-Solo

Mengamati Duet Sopir dan Kernet Bus Sugeng Rahayu dalam Perjalanan Semarang-Solo

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
gus dur hmi akbar tandjung connection jusuf kalla golkar menjerat gus dur virdika rizky utama mojok.co

Ngaku Cinta Allah padahal Cuma Nafsu Kepingin Masuk Surga-Nya doang

24 Mei 2019
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka MOJOK.CO

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka

15 Maret 2023
Samsung Galaxy A Series Android Terbaik MOJOK.CO

Samsung Galaxy A Series: Seri Terbaik untuk Kelas Midrange Android

21 Maret 2023
Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah. MOJOK.CO

Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah 

23 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023

Terbaru

Duduk perkara penutupan patung Bunda Maria di Kulon Progo. MOJOK.CO

Duduk Perkara Penutupan Patung Bunda Maria di Kulon Progo

24 Maret 2023
alan Sunyi Kiai Bonokeling di Banyumas yang Sengaja Dibuat Menjadi Misteri Abadi. MOJOK.CO

Jalan Sunyi Wangsa Bonokeling di Banyumas yang Sengaja Menjadikan Leluhur Sebagai Misteri Abadi

24 Maret 2023
sekolah kedinasan kemenhub mojok.co

5 Sekolah Kedinasan di Bawah Kemenhub yang Paling Favorit

24 Maret 2023
bola timnas israel mojok.co

Bola Pembawa Malapetaka

24 Maret 2023
mimpi basah mojok.co

Apakah Mimpi Basah di Siang Hari Membuat Puasa Batal?

24 Maret 2023
5.000 Mahasiswa UMY Berburu Takjil Gratis, Dianggarkan Rp125 Juta Setiap Hari. MOJOK.CO

5.000 Mahasiswa UMY Berburu Takjil Gratis, Dianggarkan Rp125 Juta Setiap Hari

24 Maret 2023
kritik feminis muslimah tentang perempuan sumber dosa utama

Muhasabah Muslimah Feminis: Kok Bisa, Perempuan Jadi Sumber Dosa Utama Laki-Laki?

24 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In