Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai Kepala Suku

Terbakar Api yang Mereka Nyalakan Sendiri dalam Aksi 22 Mei

Puthut EA oleh Puthut EA
22 Mei 2019
A A
KPAI

KPAI

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Aksi 22 Mei 2019 yang sedang berlangsung sesungguhnya adalah wujud api yang dinyalakan oleh elite politik.

Untuk sebuah proses “pertikaian” yang berumur 5 tahun, dengan jumlah pendukung kubu yang kalah pilpres berjumlah puluhan juta orang, maka apa yang terjadi di Jakarta, aksi 22 Mei 2019, tidak mencerminkan ekspresi mayoritas di kotak suara mereka sendiri.

Tapi kalau tidak terjadi apa-apa justru anomali. Perlu letupan kecil, atau semacam lubang kecil untuk mengeluarkan nanah dan mata bisul sosial.

Terhentinya aksi massa pun bukan berarti akan berakhirnya pertikaian. Mustahil berhenti sama sekali dan seketika. Kalau di medsos, sih, sudah pasti. Akan terjadi “skirmish” dengan peleton-peleton kecil. Ini, kalau di tahun ’98, mirip posko rakyat PDIP, walaupun tak semasif itu.

Menurut saya, satuan-satuan kecil itu mengincar simbol-simbol dan figur publik yang dianggap musuh mereka. Para jubir lembaga survei, pengamat politik, dan mereka yang acap tampil di televisi dan medsos, yang dianggap di kubu tertentu, akan menjadi bagian dari target penyerangan.

Elite politik tidak bisa lagi menjadi jaminan. Apa yang telah mereka nyalakan dalam aksi 22 Mei ini tidak bisa mereka padamkan dengan mudah. Dengan demikian, perlu inisiatif dari bawah yang lunak, lama, dan persuasif.

Tentu saja, campur tangan politik dari pihak pemenang akan dominan sebab mereka mengendalikan power. Semoga saja, kita tidak keliru mengambil tindakan politik, jangan sampai seperti yang dulu-dulu: yang penting dilawan. Strategi pro-kontra, tolak-dukung, tidak akan berhasil, bahkan akan memperuncing dan memperparah keadaan. Semua orang sedang butuh dipangku. Diayomi. Diapresiasi. Nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake.

Sebaiknya, hilangkan saja itu jargon-jargon: kita bangsa damai, NKRI harga mati, kalah terhormat, dan lain-lain. Kita tidak sedang perlu jargon. Unggun itu menyala bukan semata ada api yang memercik, tapi ada kayu kering yang ikut ditumpuk oleh banyak pihak.

Dan ketika Anda ikut menumpuknya, Anda telah kehilangan legitimasi untuk memadamkannya. Memang begitu hukum sosialnya.

Kita semua, orang-orang biasa inilah yang akan mencoba memadamkan api yang dinyalakan oleh ulah elite politik dan para pendukung mereka, tepat ketika mereka sendiri justru mulai khawatir terbakar bersama.

Terbakar api yang mereka nyalakan sendiri. Dalam aksi 22 Mei yang kini tengah berlangsung.

Terakhir diperbarui pada 22 Mei 2019 oleh

Tags: aksi 22 Meielite politikkerusuhanmassapilpres
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

Keluarga Berkuasa: Betapa Ngerinya Jokowi Menyemai Dinasti Politik di Tingkat Daerah. MOJOK.CO
Ragam

Keluarga Berkuasa: Betapa Ngerinya Warisan Dinasti Politik Jokowi di Tingkat Daerah

26 November 2024
Kerja di Lembaga Quick Count Pemilu Ternyata Sama Capeknya dengan Anggota KPPS.mojok.co
Aktual

Cerita Petugas Quick Count Pemilu: Hasil Sering Diremehkan Meski Saat Bekerja Sama Capeknya dengan Anggota KPPS

15 Februari 2024
Memang Kenapa Kalau Prabowo Subianto Jadi Presiden? MOJOK.CO
Esai

Memang Kenapa Kalau Prabowo Subianto Jadi Presiden Indonesia?

18 Desember 2023
Kenapa Mahasiswa Tidak Bergerak?
Kepala Suku

Kenapa Mahasiswa Tidak Bergerak?

13 Desember 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.