Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai Kepala Suku

Saatnya Presiden Jokowi Merombak Kabinetnya

Puthut EA oleh Puthut EA
20 April 2020
A A
es teh es kopi reshuffle kabinet gibran rakabuming adian napitupulu erick thohir keluar dari pekerjaan utusan corona orang baik orang jahat pangan rencana pilpres 2024 kabinet kenangan sedih pelatihan prakerja bosan kebosanan belanja rindu jalan kaliurang keluar rumah mudik pekerjaan jokowi pandemi virus corona nomor satu media kompetisi Komentar Kepala Suku mojok puthut ea membaca kepribadian mojok.co kepala suku bapak kerupuk geopolitik filsafat telor investasi sukses meringankan stres
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kondisi sekarang sudah sangat memungkinkan Presiden Jokowi untuk mereformasi kabinet dan instrumen politiknya. Dua nama yang paling banyak disebut masyarakat untuk segera diganti adalah Menteri Kesehatan Terawan dan Menkumham Yasonna Laoly.

Sekalipun di awal terasa bahwa pemerintah lambat dalam mengantisipasi pandemi corona, namun sebulan terakhir kinerja pemerintah tampak mulai kentara. Tentu, itu tidak bisa dipisahkan dengan kecepatan para pemimpin daerah, dari level gubernur sampai bupati/wali kota, dan jangan lupa kontribusi terbesar tetap ada pada masyarakat kita. Terbukti untuk kesekian kali, solidaritas sosial masyarakat Indonesia selalu menjadi modal paling fundamental dalam menghadapi berbagai syok dan krisis, termasuk dalam menghadapi pandemi ini.

Kita semua tentu tahu bahwa perlawanan terhadap pandemi corona ini memerlukan napas panjang. Selain korban masih terus berjatuhan, dampak ekonomi dan sosialnya sangat berat. Dengan begitu, sudah saatnya Presiden Jokowi melakukan serangkaian keputusan politik. Kabinet dan instrumen kekuasaan yang dia susun bukan untuk menghadapi kondisi seperti ini. Kalau di masa awal pandemi, tentu tidak bijak jika Presiden Jokowi mereformasi kabinet dan instrumen politiknya. Karena itu akan membuat kegaduhan yang tidak perlu. Kondisi sekarang sudah sangat memungkinkan. Mesin kekuasaan sudah bekerja. Pengalaman mengatasi pandemi juga sudah ada. Masyarakat juga sudah tahu mesti melakukan apa. Selain itu, Presiden Jokowi perlu menggeser pola komunikasi ke publik. Ini akan memberikan kesegaran dan menimbulkan efek psikologis yang baik buat masyarakat.

Hal pertama yang seyogianya dilakukan tentu saja adalah mengganti beberapa menteri yang tidak kompatibel dalam situasi seperti ini. Dua nama yang paling banyak disebut masyarakat untuk segera diganti adalah Menteri Kesehatan Terawan dan Menkumham Yasonna Laoly. Presiden juga mesti segera memutuskan apakah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sudah dapat bekerja atau perlu rehat lebih lama lagi. Kalau memang perlu butuh waktu rehat lebih panjang lagi, sebaiknya juga diganti. Tidak semua hal harus dipasrahkan kepada Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. Selain memang dalam penanggulangan pandemi corona ini Kementerian Perhubungan begitu strategis, juga untuk menghindari stigma Menteri Luhut terlalu dominan dan bicara apa saja, sampai seakan dialah menteri segala urusan.

Kedua, seyogianya Presiden Jokowi cepat menimbang ulang soal stafsus milenial yang membuat gaduh situasi. Masyarakat tidak tahu apa guna dan fungsi mereka. Tidak juga merasakan manfaat mereka. Kalau memang energi dan pikiran mereka memang dibutuhkan, mungkin bisa diperbantukan langsung di bawah koordinasi BNPB, terutama membantu lembaga tersebut memproduksi materi dan memperluas komunikasinya ke semua elemen masyarakat.

Ketiga, program Kartu Prakerja yang ternyata adalah kursus dengan sistem online, sebaiknya ditinjau ulang dari sisi relevansi dan daya gunanya. Selain kursus semacam itu bisa didapat di internet dengan gratis, masyarakat sekarang lebih butuh dukungan ekonomi langsung. Uang yang nisbi besar di program tersebut bisa dialokasikan untuk membantu perekonomian masyarakat yang terdampak pandemi corona. Sekaligus bisa makin maksimal ikut mendinamiskan pasar di tingkat bawah.

Keempat, menurut hemat saya, Presiden Jokowi perlu memperbanyak sesi bicara langsung kepada masyarakat, untuk mendengar apa keluhan mereka. Terutama para juru medis, keluarga dan korban corona, para gubernur dan bupati/wali kota, rakyat jelata (peternak, petani, nelayan), serta para relawan masyarakat sipil. Dengan bicara langsung kepada mereka, Presiden Jokowi akan mendapatkan gambaran lebih nyata apa yang terjadi di masyarakat. Bicara langsung kepada mereka juga akan membuat masyakarat merasa lebih tenang dan lebih diperhatikan, juga bisa mendapatkan jawaban dan arahan dari Presiden secara langsung. Sehingga masyarakat tahu persis bahwa pemerintah sedang bekerja keras dan sudah punya desain yang baik untuk menanggulangi ini semua. Ketenangan, dalam situasi seperti ini, mesti didapat secara langsung dari pucuk pimpinan tertinggi pemerintah.

Kelima, memastikan beberapa isu penting seperti mudik Lebaran, persoalan PHK, bantuan langsung pemerintah, dll., segera bisa diputuskan dan diterima oleh masyarakat. Mudik, misalnya, seyogianya langsung saja diputuskan untuk dilarang. Bukan sekadar diimbau untuk tidak mudik. Karena itu akan membuat banyak lapisan masyarakat dan pemerintah daerah bingung. Semua prasyarat untuk tidak mudik dalam kondisi sekarang ini sudah sangat terang. Pemerintah bisa langsung membuat keputusan, mumpung bulan Ramadan belum tiba.

Saya secara pribadi setuju dengan apa yang dinyatakan oleh Prof. Yusril Ihza Mahendra dalam sebuah wawancara panjang di sebuah saluran televisi, bahwa Presiden Jokowi tentu sedang mengalami situasi yang berat. Seberat-beratnya apa yang kita bayangkan dipanggul oleh seorang presiden dalam situasi seperti ini, tentu yang senyatanya dialami oleh presiden pasti lebih berat lagi. Saya kira semua masyarakat tahu, tidak mungkin seorang presiden ingin menyengsarakan warganya. Tinggal bagaimana presiden memutuskan. Karena hanya presidenlah yang punya instrumen kekuasaan yang nyata.

Dengan begitu, setiap keputusan presiden, apalagi jika didasari oleh masukan elemen masyarakat sipil, pasti akan mendapatkan dukungan nyata. Presiden bukan sekadar menemani masyarakat di saat menghadapi badai pandemi, tapi juga memimpin dengan keputusan yang tepat. Ini saatnya membuat lompatan sekian kali ke depan. Kondisi yang tidak normal memang membutuhkan keputusan dan tindakan yang tidak biasa. Berbekal pengalaman memimpin negara ini selama enam tahun, saya yakin Presiden Jokowi bisa melakukannya. Keputusan sepenuhnya ada di tangan Bapak Presiden, tentu saja.

BACA JUGA Kenangan Bergema Lebih Keras dari Sebelumnya dan esai Puthut EA lainnya di KEPALA SUKU.

Terakhir diperbarui pada 13 Juli 2020 oleh

Tags: jokowikabinetterawanwabah coronaYasonna Laoly
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi.MOJOK.CO
Aktual

Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi

7 Maret 2025
3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini MOJOK.CO
Esai

3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini

26 Februari 2025
Afnan Malay: Membedah Hubungan Prabowo-Jokowi Setelah Pemilu dan Janji Program MBG
Video

Afnan Malay: Membedah Hubungan Prabowo-Jokowi Setelah Pemilu dan Janji Program MBG

18 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.