Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Jembatan Lempuyangan Jogja: Jembatan yang Dibangun untuk Merekam Kebahagiaan Sekaligus Kebencian Warga Kota Jogja

Moddie Alvianto W. oleh Moddie Alvianto W.
5 Februari 2024
A A
Kolong Flyover Janti adalah Tempat Terbaik untuk Menikmati “Kehidupan Malam” Jogja.MOJOK.CO

Ilustrasi Kolong Flyover Janti adalah Tempat Terbaik untuk Menikmati “Kehidupan Malam” Jogja (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Jembatan Lempuyangan Jogja adalah sumber kebahagiaan, sekaligus menjadi sumber kebencian warga Kota Jogja karena kemacetannya.

Jembatan Lempuyangan Jogja, mungkin, menjadi salah satu landmark, di mana berbagai kenangan melebur menjadi satu. Ada yang mengenangnya sebagai sumber kegembiraan, piknik sederhana, anak-anak masa lalu sambil melihat kereta api melintas. Lalu, ada juga yang membencinya karena kereta api itu sendiri. Saya selalu tersenyum ketika mengingat 2 kenangan itu.

Jembatan Lempuyangan Jogja menjadi pertemuan 4 ruas jalan yang masing-masing punya cara untuk membuat pengendara semakin kesal. Empat jalan yang saya maksud adalah Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo, Jalan Komisaris Polisi Bambang Suprapto, Jalan Dr. Sutomo, dan Jalan Lempuyangan. 

Adalah pemerintah pusat yang membangun jembatan tersebut. Pembangunan berlangsung dari tahun 1988 hingga 1989. Jembatan ini lahir karena kemacetan dan kepadatan lalu-lintas di daerah tersebut sudah semakin tidak tertahankan. Jogja memang luar biasa, sekitar tahun 1988 saja sudah ada kemacetan. Istimewa.

Jembatan Lempuyangan Jogja, sumber kebahagiaan anak kecil

Setiap orang tua mempunyai strategi tersendiri supaya si buah hati mau makan dengan lahap. Salah satunya adalah dengan membuat distraksi. Misalnya dengan mengajak si buah hati jalan-jalan, melihat pemandangan yang masih asing. Dulu, dan hingga sekarang, Jembatan Lempuyangan Jogja menjadi jujugan favorit banyak orang tua.

Sore hari, ketika langit Jogja bersih dan tidak ada mendung menggelayut, adalah saat yang tepat untuk melihat kereta api melintas di Jembatan Lempuyangan Jogja. Para balita sudah mandi, wangi, bedak di muka coreng-moreng, dan mengenakan pakaian terbaik. Sementara itu, para orang tua sibuk membawa tas perkap bayi yang isinya pakaian ganti, popok, botol air minum, kotak makan, tisu kering, dan uang tunai ala kadarnya.

Mulai pukul 16:00, orang tua dan anak-anak terkasih sudah siap di pinggir rel, di bawah Jembatan Lempuyangan Jogja. Mereka, orang-orang tua dan balita itu akan sama-sama tertawa lebar, bahkan ada yang berjingkrak, ketika kereta api melintas. Masinis tersenyum melihat tingkah orang tua dan anaknya. Mungkin, mereka adalah cikal bakal railfans yang kini tersebar di penjuru bumi.

Menjelang Magrib, orang-orang tua yang lega dan anak-anak berbahagia, berkemas pulang. Tidak lupa, mereka jajan sate-lontong yang sudah mangkal di sana bahkan sejak saya masih kanak hingga kini saya sudah beranak dua.

Piknik sore yang sungguh membahagiakan. Murah dan terjangkau. Sungguh ramah dompet orang miskin Jogja yang sudah romantis dengan upah rendah sejak Jembatan Lempuyangan Jogja belum berdiri kokoh.

Baca halaman selanjutnya: Dari makian pengendara sampai gambar kelamin pria.

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 8 Februari 2024 oleh

Tags: Flyover LempuyanganJalan LempuyanganJembatan LempuyanganJembatan Lempuyangan JogjaJogjakuliner dekat Stasiun LempuyanganLempuyanganPasar LempuyanganStasiun Lempuyangan
Moddie Alvianto W.

Moddie Alvianto W.

Analis di RKI. Tinggal di Yogyakarta.

Artikel Terkait

Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO
Esai

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO
Liputan

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO
Bidikan

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Raja Dirgantara “Mengudara”, Dilepasliarkan di Gunung Gede Pangrango dan Dipantau GPS

13 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025

Video Terbaru

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

10 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.