Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Jalan Satu Arah Stasiun Lempuyangan Jogja Gagal, Makin Macet dan Terjadi Banyak Pelanggaran

Moddie Alvianto W. oleh Moddie Alvianto W.
28 Desember 2024
A A
Hindari Jalan Satu Arah Stasiun Lempuyangan Jogja Macet Parah! MOJOK.CO

Ilustrasi Hindari Jalan Satu Arah Stasiun Lempuyangan Jogja Macet Parah! (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sistem satu arah dan tempat parkir

Rizky Prasetya, salah satu kru Terminal Mojok, menulis bahwa sistem satu arah itu ironis. Niatnya bikin lancar, tapi biasanya malah jadi runyam karena keberadaan “parkir liar” di kiri dan kanan jalan. Pada derajat tertentu, saya setuju dengan pendapat Mas Rizky ini.

Adalah Stasiun Lempuyangan yang menjadi contoh ironi itu. Sistem satu arah ingin membuat jalanan jadi lega. Sehingga, kendaraan bisa melaju dengan nyaman. Namun, yang terjadi justru “ironi” itu. Kiri dan jalan Jalan Lempuyangan, bahkan pas di depan pintu masuk, menjadi arena tempat parkir.

Di depan stasiun persis, kamu bisa menemukan tukang parkir menata motor dengan rapi. Bahkan bisa sampai 2 lapis ketika ramai. Sementara itu, di sisi selatan, sudah sejak dulu menjadi barisan warung, parkir, dan penyewaan kendaraan. Jadi maklum kalau sisi selatan pasti penuh oleh motor yang berjejer. Yang bikin saya risih adalah “tempat parkir liar” di depan stasiun persis.

Saya katakan “liar” karena sisi jalan itu seharusnya steril. Kalau ada yang menumpuk motor di sana sampai 2 baris, jalanan pasti tersendat. Apalagi para pengantar yang naik mobil juga berhenti di sana. Alhasil, pemandangan serba kacau terjadi.

Sampai di sini, para pemangku kebijakan dan pihak stasiun seharusnya segera membenahi tata ruang Stasiun Lempuyangan. Kasihan mereka yang menggantungkan hidup dari menjadi tukang parkir. Namun, aktivitas mereka malah menjadi gangguan bagi pengendara.

Memaklumi Stasiun Lempuyangan

Sebetulnya saya ingin memaklumi kondisi ini. Beneran. Saya maklum kalau “kekacauan” ini terjadi. Pertama, tempat parkir yang “resmi”, yang berada di lingkungan Stasiun Lempuyangan, memang super kecil. Padahal, animo KRL di stasiun ini sangat besar. Masuk akal kalau parkir resmi tidak mampu menampung motor.

Sementara itu, di sisi selatan Stasiun Lempuyangan juga lama-lama penuh juga. Nasibnya sama seperti tempat parkir resmi. Dan sudah sejak lama kondisi ini terjadi. Apakah pihak stasiun dan PT KAI tidak memprediksi hal ini?

Seharusnya para pemangku kebijakan itu bisa memprediksi. Masyarakat pasti akan beradaptasi demi bertahan hidup. Kalau parkir resmi dan parkir di selatan penuh, seperti air mengalir ke curahan, motor-motor itu akan memenuhi ruang kosong: di depan pintu masuk stasiun!

Dua hal terakhir dari saya. Pertama, kondisi jalanan di depan Stasiun Lempuyangan bukti kegagalan sistem satu arah. Ada “dosa” pemerintah di sana. Namun, masyarakat juga ada andil. Jadi, supaya sama-sama enak, kalian duduk bersama, lah. Cari jalan keluar paling enak, menguntungkan semua pihak, termasuk pengguna jalan yang hanya ingin melintas.

Kedua, ini menjadi bukti kegagalan transportasi publik di Kota Jogja dan sekitarnya. Kalau sistem transportasi publik sudah ideal (yang mana saya pesimis bakal kejadian), orang nggak perlu bawa motor atau mobil kalau mau ke Stasiun Lempuyangan. Sesederhana itu, kan? Iya, lah, sederhana. Ngapain dibuat ribet?

Dan pada akhirnya, yang menempati posisi “paling rugi” atau “menjadi korban” pasti masyarakat. Karena masyarakat pasti akan sampai titik di mana mereka akan bilang: “Mau gimana lagi?”

Ya karena kami, warga negara, nggak mendapat pilihan yang enak. Nektar warga bernama pajak terus mengucur, tapi kemudahan jauh dari kata subur.

Penulis: Moddie Alvianto W.

Editor: Yamadipati Seno

Iklan

BACA JUGA Kasta Miskin Stasiun Lempuyangan Jogja yang Sudah Lebur dan Nggak Lagi Kalah dari Stasiun Tugu Jogja dan analisis menarik lainya di rubrik ESAI.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 28 Desember 2024 oleh

Tags: Jalan LempuyanganLempuyangansatu arah Stasiun LempuyanganStasiun LempuyanganStasiun Lempuyangan Jogja
Moddie Alvianto W.

Moddie Alvianto W.

Analis di RKI. Tinggal di Yogyakarta.

Artikel Terkait

3 Hal Menyebalkan di Perlintasan Kereta Api Bawah Flyover Lempuyangan Jogja, Mesti Ekstra Kesabaran Mojok.co
Pojokan

3 Hal Menyebalkan di Perlintasan Kereta Api Bawah Flyover Lempuyangan Jogja, Mesti Ekstra Kesabaran

2 November 2025
KA Logawa Jogja Jember Tiket Mahal, Bikin Menyesal MOJOK.CO
Otomojok

Penyesalan Saya Menggunakan KA Logawa Ekonomi dari Jogja ke Jember: Sudah Harga Tiketnya Mahal, Badan Remuk Sakit Semua

16 September 2025
Porter di Stasiun Lempuyangan Jogja, menanti rezeki dari penumpang kereta api MOJOK.CO
Bidikan

Porter Stasiun Lempuyangan Jogja, Mencoba Cukup di Tengah Menanti yang Tak Pasti

3 September 2025
Pengalaman traumatis di KA Sri Tanjung dan Stasiun Lempuyangan Jogja MOJOK.CO
Ragam

Naik KA Sri Tanjung ke Stasiun Lempuyangan bikin Orang Surabaya Trauma ke Jogja

9 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.