Sebaiknya SNSD Pakai Ulos Agar Tak Dianggap Simbol Seks - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Sebaiknya SNSD Pakai Ulos Agar Tak Dianggap Simbol Seks

Arman Dhani oleh Arman Dhani
2 Agustus 2017
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Saat psikolog Elly Risman nge-tweet bahwa grup band asal Korea Selatan SNSD atau Girls’ Generation “penuh dengan simbol seks dan pelacuran”, saya kira ada yang salah dari cara kita berpikir tentang perempuan.

Kita ini bukan cuma untuk laki-laki. Rupanya, perempuan juga bisa sediskriminatif itu kepada sesama perempuan.

Memang masih banyak orang yang berpikir bahwa perempuan berpakaian seronok adalah hal yang salah. Masih banyak juga orang yang berpikir, berpakaian minim sama dengan mengundang kejahatan. Misal, pelecehan seksual atau pemerkosaan. Atau seperti logika Elly, berpakaian minim sama dengan prostitusi.

Cara pikir seperti itu membuat penentangan atas undangan pemerintah Indonesia pada SNSD (yang masih simpang siur untuk merayakan hari kemerdekaan atau hitung mundur Asean Games 2018 di Palembang) bukan lagi karena alasan nasionalisme (“kok nggak ngundang band dalam negeri?”), tapi jadi soal moral: ngapain sih ngundang band cewek yang merusak moral?

Rapuh amat moral kita sampai harus setakut itu.

Baca Juga:

Arti PNS dan ASN Itu Beda, Nggak Bisa Disama-samain

Super Junior dan Jokowi Kolaborasi Goyang Dayung di Seoul

Ada Jokowi dan Erick Thohir, Andi Arief Sebut Kubu Petahana Penuh Superstar

Kebencian terhadap perempuan-perempuan dalam grup idol ini mengerikan. Mereka disebut sebagai perempuan yang menjual paha dan dada, melakukan operasi plastik agar ideal sebagai objek fetisisme lelaki, dan rela mengumbar tubuh agar populer. Seakan-akan cuma tampilan fisik mereka yang mereka jual untuk populer.

Padahal, secantik dan seideal apa pun fisik mereka, menjadi idol tetap bukan perkara mudah. Harus berlatih keras menari dan menyanyi, diet gila-gilaan, merelakan kehidupan pribadi diatur oleh manajemen, bahkan sampai melakukan segala cara untuk menyenangkan perusahaan yang menaungi mereka agar tak mudah didepak.

Dua tahun lalu, seorang calon personel girl band baru di Korea Selatang bunuh diri karena gagal menjadi bagian dari proyek baru manajemen yang menaunginya. Di Indonesia, bukan rahasia bahwa anggota girl band JKT48 harus menandatangani kontrak tertulis yang salah satunya berisi larangan berpacaran.

Industri hiburan punya sisi sekelam itu. Dari satu sisi gadis-gadis itu ditekan oleh imajinasi patriarkis yang membuat mereka harus jadi “seindah” mungkin dipandang, di sisi kebalikan, mereka dibenci karena menjadi “indah” dan “penuh simbol seks dan pelacuran”. Hubungan cinta dan benci yang sebenarnya berlandaskan logika yang sama saja.

Jika alasan Anda membenci girl band karena tradisi operasi plastik Korea Selatan, bacalah studi-studi antropologi untuk tahu, mengapa tradisi itu lahir. Nyatanya, perempuan-perempuan Korea Selatan dibebani untuk tampil cantik karena sistem kebudayaan patriarkis yang ada. Cantik itu adalah mata lebar berkelopak, kaki jenjang, pipi tirus, hidung mancung, tubuh langsing.

Jika mereka tak punya kriteria semacam itu, operasi plastik menjadi jalan. Sebuah jalan yang menyakitkan dan berisiko tinggi. Dan alih-alih bersimpati atau mencari tahu mengapa tradisi ini menindas perempuan, orang malah memilih menghina mereka sebagai boneka plastik.

Tentu naif jika saya bilang bahwa mereka yang menggemari girl band melulu karena elemen artistik musikal yang mereka miliki. Penampilan visual penting dan sensualitas itu menjual.

Memang ada kok orang yang gandrung pada perempuan cantik, berpakaian sedikit terbuka, menari, sembari sesekali bertingkah centil. Tapi, bahwa ini hanya satu-satunya yang membuat K-Pop jadi besar jelas sembrono. Jika melulu visual penting, jumlah streaming lagu-lagu K-Pop di Spotify pasti tidak akan besar.

Terlebih, bukan cuma laki-laki yang gandrung pada girl band K-Pop. Justru perempuanlah pemirsa terbesar industri Pop Korea. Menurut riset The Korea Foundation pada 2015, diperkirakan ada 30 juta fans hallyu yang tersebar di 86 negara dan 70%-nya adalah perempuan.

Tentu ada laki-laki yang menjadikan video klip bintang K-Pop sebagai bahan merancap, tapi apa seluruh penggemar grup idol melakukan ini? Dalam banyak perbincangan dengan fans K-Pop, saya menemukan bahwa menjadi fans adalah upaya merawat kecintaan. Anda bisa melihat kolom komentar YouTube dari tiap-tiap idol grup ini, fans yang berkomentar bisa sangat sengit membela “bias” dari idol, menggerakan jaringan fans untuk menonton video terbaru, hingga saling support mendukung produk orisinal yang diproduksi fanbase.

Klise dan sepele? Tentu, tapi stamina mendukung ini tidak lahir dari sekedar pemujaan terhadap simbol “seks” atau “pelacuran”.

Kita perlu adil berpikir. Jika Anda menyebut girl band membuat seseorang bernafsu dan merusak moral karena cabul, lantas bagaimana dengan orang yang menyerukan bahwa di akhirat kelak kita akan merayakan pesta seks dengan 72 bidadari yang selalu perawan dengan dada yang ranum dan paha yang mulus? ISIS malah melanggengkan kembali perbudakan untuk seks atas nama iman.

Saya kira, para pendukung ISIS ini lebih berbahaya daripada sekedar tampilan visual girl band.

Yang rumit dari informasi tak utuh adalah tafsir yang tak utuh. Orang-orang yang menganggap bahwa SNSD itu merusak moral hanya berdasarkan video klipnya jelas tak punya stamina panjang membaca berita atau riset mendalam. Saat Presiden Park Geun-hye jatuh karena skandal korupsi pada 9 Maret lalu, para pejuang demokrasi di Korea Selatan menari dengan lagu SNSD berjudul “Into the New World”. Sebelumnya, pada November 2014, Yoona SNSD dipilih menjadi duta UNICEF untuk kampanye “UNIHERO” yang bertujuan membantu anak-anak yang kurang beruntung dalam pendidikan dan korban penyakit malaria.

Para pejuang demokrasi Korea Selatan merayakan kemenangan protes damai mereka dengan lagu-lagu dari girl band. Mereka tentu tidak sedang berahi, melacur, atau melakukan seks massal. Malah di jalan-jalan di Korea para aktivis ini menari, bergembira, menyanyikan lagu tak hanya dari SNSD, tapi juga Girl’s Day yang berjudul “Female President” dan Red Velvet yang berjudul “Russian Roulette”. Oh iya, “Into the New World” malah nyaris bukan lagu dengan koreografi seronok, lebih mirip sekumpulan anak emo paruh waktu yang kelewat bahagia.

Jika Anda khawatir bahwa girl band itu akan berpenampilan seronok atau dianggap tidak sopan, ya ada intervensi yang bisa dilakukan. Saya percaya cara berpakaian dan berpikir perempuan adalah otoritas mutlak mereka. Tapi, jika kita khawatir laki-laki Indonesia yang lemah iman dan tak mampu menahan nafsu ini berubah jadi pemerkosa, ada jalan lain kompromi. Misal, para anggota SNSD diminta menggunakan pakaian daerah kita biar dianggap sopan. Pakai ulos atau apalah. Sekalian nari tor-tor sambil nyanyi “Gee” sekalian.

Saran ini jelas buruk, tolol malah. Tapi bagaimana lagi? Bagi beberapa orang di Indonesia, kehadiran satu dua orang idol dari girl band bisa membuat bangsa ini hancur, moralnya rusak, iman dekaden, dan melahirkan pemerkosa.

Dan tulisan ini lebih tolol lagi. Statement kayak gitu saja dibahas, dijelasin, dikasih saran pula. Tapi bagaimana lagi?

Tags: asian games 2018elly rismangirls generationpalembangSNSD
Arman Dhani

Arman Dhani

Arman Dhani masih berusaha jadi penulis. Saat ini bisa ditemui di IG @armndhani dan Twitter @arman_dhani. Sesekali, racauan, juga kegelisahannya, bisa ditemukan di https://medium.com/@arman-dhani

Artikel Terkait

pns dan asn perbedaan arti makna undang-undang fungsi pokok tunjangan gaji diangkat cpns

Arti PNS dan ASN Itu Beda, Nggak Bisa Disama-samain

20 Oktober 2019
Emas Jonatan Christie Akhiri Paceklik Emas Tunggal Putra sejak 2006

Super Junior dan Jokowi Kolaborasi Goyang Dayung di Seoul

11 September 2018
Pendaftaran CPNS 2018 Dibuka 19 September, Ini Formasi dan Proses Seleksinya

Ada Jokowi dan Erick Thohir, Andi Arief Sebut Kubu Petahana Penuh Superstar

10 September 2018

Liga 1: Misi Bali United, Persipura, dan Persebaya Berbenturan dengan Jadwal Timnas Indonesia

9 September 2018
5 Eks Koruptor Lolos Jadi Caleg: Fadli Zon Nilai Tidak Adil, Jokowi Sebut Bawaslu Punya Kewenangan

5 Kemungkinan Alasan Roy Suryo Belum Mengembalikan 3226 Barang Milik Kemenpora

5 September 2018

Super Junior, BTS, sampai EXO dan Gejala Bandingkan Kpop Zaman Dulu Lebih Baik

4 September 2018
Pos Selanjutnya
170802 OTOMOJOK CRV

Cinta yang Berganti Sesuai Perubahan Honda CR-V

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Sebaiknya SNSD Pakai Ulos Agar Tak Dianggap Simbol Seks

2 Agustus 2017
Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie MOJOK.CO

Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie

14 Agustus 2022
Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar

15 Agustus 2022
Es Putr Pak Sumijan Lasem

Warung Es Puter Pak Sumijan Lasem: Kemewahan di Balik Uang Rp5 Ribu

15 Agustus 2022
kadisdikpora diy mojok.co

Rekomendasi Satgas Selesai, Kepsek dan Tiga Guru SMAN 1 Banguntapan Disanksi Ringan 

18 Agustus 2022
Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang MOJOK.CO

Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang (Bagian 1)

18 Agustus 2022
ujian praktik SIM C

Cerita dari Peserta Ujian Praktik SIM yang Gagal, tapi Terus Mencoba

13 Agustus 2022

Terbaru

pelajar dan mahasiswa mojok.co

Terancam Tak Ikut Pemilu 2024, KPU RI Minta Pemda DIY Identifikasi Pelajar dan Mahasiswa

19 Agustus 2022
Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

19 Agustus 2022
Kominfo masih dalami kebocoran data 17 pelanggan PLN.

Lebih dari 17 Juta Data PLN Diduga Bocor, Kominfo Masih Mendalami 

19 Agustus 2022
kebocoran data

21.000 Perusahaan di Indonesia Diduga Mengalami Kebocoran Data, Dijual 50 Ribu Dollar AS

19 Agustus 2022
Investasi jangka pendek, pakar sarankan hal ini.

Anak Muda Suka Investasi Jangka Pendek, Pakar Sarankan Konsistensi

19 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In