Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Dari ‘Beat It’ Jadi ‘Cepirit’ Adalah Bukti Musikalitas Kasino di Film Warkop Nggak Main-main

Febri Prasetiyo Noor oleh Febri Prasetiyo Noor
5 Juli 2021
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Salah satu potongan video paling banyak ditonton soal Kasino dalam film Warkop di YouTube justru bukan adegan-adegan melawak, tapi adegan nyanyi. Lah?

Kasino, lagu, dan Warkop bagai tiga serangkai yang tak terpisahkan. Kalau melihat kembali rilisan awal film-film Warkop, nyanyian Kasino hampir tak pernah absen mewarnai. Begitu banyak lagu di film-film Warkop dan sekitar 90 persennya dinyanyikan oleh Kasino.

Nah, di tulisan ini saya secara khusus akan membahas lima bukti sahih musikalitas Kasino di film Warkop yang mencengangkan, tidak hanya pada zamannya, tapi juga sampai sekarang.

Bisa menggubah dan mempelesetkan lagu

Kemampuan musikalitas Kasino patut diacungi jempol untuk urusan parodi lagu. Kalau zaman sekarang mungkin udah ribut-ribut hak cipta ya, tapi Kasino dengan kejeniusannya dalam menyadur lagu dan menggubahnya.

Coba saja lihat lagu “Sukiyaki” dari Kyu Sakamoto jadi “Yang Baju Merah Jangan Sampai Lolos” di film Pintar-pintar Bodoh, atau mempelesetkan “Beat It”-nya Michael Jackson jadi “Cepirit, Celananya Lengket!” di film Itu Bisa Diatur. Betul-betul memorable.

Jangan lupa juga lagu “Ya Mustafa” dari penyanyi Mesir, Bob Azzam, digubah dengan judul yang sama namun liriknya berbeda untuk dinyanyikan di klub malam (film Mana Tahan).

Tak luput juga, kepiawaian Kasino melakukan medley lagu seperti “Feeling”-nya Morris Albert disambung ke lagu “Rindu” milik Elvy Sukaesih.

“Feeling, mengapa hatiku feeling, tiada tertaaahaaan!” – Kasino (film Atas Boleh Bawah Boleh)

Bisa meng-cover lagu terkenal

Selain membuatnya jadi parodi, tercatat beberapa kali Kasino menyumbangkan suaranya untuk meng-cover lagu asli yang sudah terkenal. Bahkan sampai saat ini, saya sendiri kalau dengar lagu aslinya malah terngiang-ngiang suara Kasino, padahal itu cuma cover.

Misalnya, Kasino menyanyikan lagu-lagu barat seperti “Christie” dari Jon Anderson di film Atas Boleh Bawah Boleh, “Black Dog” dari Led Zeppelin di film Sama Juga Bohong, atau “My Bonnie” dari The Beatles di film Gantian Dong.

Ada juga karya musisi lokal yang lagunya tak luput di-cover oleh Kasino, salah satu yang terkenal adalah “Bercinta di Udara” dari Farid Hardja.


 

Bisa membuat lagu orisinil yang ikonik

Lagu-lagu ikonik yang muncul di film Warkop kebanyakan hasil ciptaan dari tangan dingin trio Dono, Kasino, Indro. Namun, andil dari suara khas nan jenaka Kasino lah yang mampu membuatnya menjadi ikonik dan tak lekang dimakan zaman.

Iklan

Lagu orisinil seperti “Duhai Puspita” di film Makin Lama Makin Asyik, “Ngobrol di Warung Kopi” di film Maju Kena Mundur Kena, “IQ Jongkok”, atau “Mona” di film Kesempatan dalam Kesempitan seakan menjadi bukti sahih musikalitas Kasino.

Bisa menyanyikan lagu lintas genre

Sudah menjadi rahasia umum kalau Kasino bisa bernyanyi lintas genre, zaman, dan bahkan bahasa. Coba saja dengar lagu “Cepirit, Celananya Lengket!” yang kental hardrock-nya, kemudian lagu “Black Liong” di film Sama Juga Bohong dengan iringan musik mandarin.

Ada pula lagu dangdut seperti “Aduhai” atau “Andeca-andeci”, lagu rakyat semacam “Ampar-ampar Pisang” di film Itu Bisa Diatur atau “Berbendi-bendi” di film Saya Suka Kamu Punya, hingga lagu bernuansa latina seperti “Mama Yukero” atau “Gadis Lambada” yang menjadi musik pembuka film Warkop medio ‘90-an.

“Dansamdolam barae, dansamdolam badada!” – Kasino (Gadis Lambada)


 

Bisa solo, duet juga ayok

Kebanyakan dari lagu yang dinyanyikan di film Warkop adalah lagu solo dari Kasino. Namun, Kasino juga pernah bernyanyi dengan cara duet khususnya, saat tampil dengan Warkop Angels di film-filmnya.

Misalnya, lagu “Andeca-andeci” adalah duet Kasino dan Elvy Sukaesih di film Mana Tahan atau lagu “Aduhai” dengan Camelia Malik di film Gengsi Dong.

Selain itu, trio Warkop DKI juga pernah bernyanyi bersama, seperti di lagu “My Bonnie”, “Ngobrol di Warung Kopi”, atau “Makumba Kero”.

 

Sebenarnya ada buanyak lagi lagu-lagu Kasino yang bisa saya preteli satu demi satu, tapi sengaja saya khususkan untuk lagu-lagunya yang ada film-film Warkop saja. Soalnya kalau daftarnya terlalu banyak dikira ini Tribunnews, jika versi rekaman kaset ikut diulas nanti dikira ini majalah Rolling Stone.


BACA JUGA Film Warkop dalam Infografik: 10 Data yang Bisa Anda Temukan jika Menonton Semuanya.

Terakhir diperbarui pada 5 Juli 2021 oleh

Tags: Beat itDonoElvy Sukaesihfilm warkopindrokasinokasino warkopMichael JacksonMorris Albertparodi
Febri Prasetiyo Noor

Febri Prasetiyo Noor

Penggemar Warkop.

Artikel Terkait

ilustrasi Squid Game Versi Bokep Jepang Lebih Sesuai Konteks Ketimbang Parodi dan Jiplakan Lain mojok.co dolanan game copyright lampu merah lampu hijau
Pojokan

Squid Game Versi Bokep Jepang Lebih Sesuai Konteks Ketimbang Parodi dan Jiplakan Lain

25 Oktober 2021
Pojokan

Sebagai Pelawak atau Sebagai Pengamat Sosial, Dono Memang Selalu Lucu

10 Juli 2020
komar pelawak
Pojokan

Ijazah Palsu Komar dan Stereotip Orang-Orang Lucu yang Katanya Sedang Bersedih

29 Juni 2019
Mojok_politik_kedua
List

5 Sikap Konyol Pendukung Tokoh dan Partai Politik yang Tidak Patut Ditiru

20 Februari 2018
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.