Cerita tentang Pencuri Sandal di Masjid - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Cerita tentang Pencuri Sandal di Masjid

Irfan Afifi oleh Irfan Afifi
5 Juni 2018
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Mana yang lebih baik: meninggalkan sandal di luar masjid untuk membantu orang yang berniat mencuri agar belajar menahan godaan, atau membawa sandal masuk masjid agar tidak ada godaan sama sekali bagi pencuri sandal yang dibayangkan itu?

Dua orang laki-laki saleh yang terkenal sama-sama budiman sedang berjalan memasuki satu masjid. Lelaki saleh pertama melepas sandalnya di depan pintu masjid. Ia menata dan meninggalkan sandalnya secara rapi di luar baru kemudian memasuki masjid. Lelaki saleh kedua melepas sandal lalu mencangkingnya masuk ke dalam masjid.

Sementara itu di luar masjid berkumpullah sekerumunan orang yang sangat mengagumi kesalehan kedua lelaki tersebut. Mereka sejak tadi duduk-duduk di serambi masjid, mengamati perilaku dua orang itu saat memasuki masjid. Terjadilah diskusi dan perbantahan di antara mereka tentang manakah yang paling benar dan baik dari perilaku dua orang saleh itu. Mereka ingin menentukan, perilaku siapa yang lebih pantas untuk diteladani.

“Bukankah saat orang memasuki masjid, alangkah bijaknya jika ia meninggalkan sandal maupun sandalnya di luar? Bukankan memang saat memasuki masjid orang sudah semestinya melepaskan alas kakinya?” kata seorang dalam kerumunan itu.

“Namun, kita juga harus mempertimbangkan, bisa jadi lelaki yang membawa sandalnya masuk berpikir hal tersebut akan membantunya untuk khusyuk saat salat,” timpal seseorang lain.

Baca Juga:

Masjid Jami’ Tegalsari, Tempat Berguru Pakubuwono II dan Ronggowarsito

Masjid Pathok Negara Plosokuning dan Megaproyek Keraton Jogja di Masa HB I

Masjid Pathok Negara Babadan Kauman, Tempat Pasukan Diponegoro Latihan Perang

Tak beberapa lama dua lelaki yang sedang diperbincangkan telah menyelesaikan salatnya dan keluar menuju serambi. Kerumunan orang yang membincangkan perilaku mereka kemudian menanyai keduanya. Mereka kemudian menyatakan pendapat masing-masing.

Lelaki saleh pertama berpendapat, “Saya sengaja melepas dan meninggalkan sandal di luar karena kebiasaan saja. Atau lebih karena alasan pada umumnya. Dengan menaruhnya di luar, bagi siapa pun yang punya kesempatan mencuri sandal tersebut, bisa menjadi semacam latihan bagi dirinya untuk menaham diri dari godaan mencuri meski tidak sedang dijaga. Dengan menaruhnya di luar saya telah membantu seseorang yang meski punya kesempatan mencuri, ia bisa menahan diri. Jika nanti sandal saya akhirnya dicuri, saya memang sudah ihlaskan dari awal.”

Kerumunan orang benar-benar kagum dengan jawaban laki-laki saleh pertama. Mereka takjub dengan pertimbangan yang berdasar pada kepasrahan menghadapi takdir yang tak terduga.

Kini giliran lelaki saleh kedua untuk mengungkapkan pendapatnya. “Saya sengaja membawa sandal ke dalam masjid karena Jika saya menaruhnya di luar, menurutku itu akan memancing dan menggoda orang yang hendak mencuri maupun orang yang sebelumnya tidak berpikiran mencuri untuk kemudian mencuri sandal tersebut. Sebab, kesempatannya ada di depan mata. Dengan cara membawanya ke dalam masjid, saya telah menjauhkan godaan dan kesempatan orang untuk mencuri. Bukankan menjauhkan godaan untuk melakukan sebuah dosa itu sebuah kebaikan?”

Kerumunan orang di serambi masjid terkesima untuk kedua kalinya mendengar jawaban lelaki saleh kedua. Tiba-tiba seorang arif nan bijaksana dari kerumunan tersebut menyeletuk.

“Sebentar, sebentar. Sementara di antara kalian ada dua orang yang sedang berusaha mempercantik dan memperindah wejangan-wejangannya untuk mendapat kekaguman dari penggemar dan pengagumnya lalu mengajari contoh-contoh yang cuma diandaikan dan dibayangkan saja, sebenarnya terdapat sesuatu yang nyata dan benar-benar terjadi di masjid ini, yang justru tidak kalian perhatikan,” ujar lelaki tua asing itu.

“Apa maksudmu dengan sesuatu yang benar-benar terjadi?” tanya kerumunan penasaran.

“Sesuatu yang benar-benar terjadi adalah hingga detik ini, faktanya tidak ada yang tergoda untuk mencuri sandal. Atau minimal belum ada yang tergoda. Pencuri yang dari tadi dibayangkan mungkin ada, ternyata tidak ada.

“Justru yang nyata terjadi adalah ada seseorang lelaki yang datang ke masjid ini, masuk tanpa membawa alas kaki apa pun sejak dari rumahnya. Lelaki ini tentu bukan dua lelaki yang kalian barusan perdebatkan. Ia memasuki masjid tidak membawa sandal, oleh karena itu, ia juga tidak menaruh sandalnya di luar maupun membawanya ke dalam. Ya karena ia memang tak punya sandal.

“Tak ada satu pun dari kalian yang memperhatikan tingkah laku lelaki ini. Lelaki ini tidak memikirkan apa akibat yang akan menimpanya jika ada seseorang yang mengawasinya ataupun tidak mengawasinya saat memasuki masjid. Ia tidak berpikir tentangnya. Namun, karena ketulusan dan keihlasannya, ibadah sembahyangnya di masjid ini justru sangat membantu orang-orang yang hendak mencuri maupun orang yang punya kesempatan untuk mencuri, tetapi berhasil menahan godaan itu.”

Seusai mengatakan semuanya, lelaki tua itu melenggang meninggalkan kerumunan.

Dinukil, disadur, dan dikembangkan dari Idries Shah Tale of Dervish, 1969.

Baca edisi sebelumnya: Baik atau Buruk, Ia Tetaplah Ibumu dan artikel kolom Hikayat lainnya.

Tags: #hikayatkisah sufiMasjidpencuri sandal
Irfan Afifi

Irfan Afifi

Artikel Terkait

Masjid Jam'i tempat pakubowono dan ronggowarsito belajar

Masjid Jami’ Tegalsari, Tempat Berguru Pakubuwono II dan Ronggowarsito

5 Mei 2022
masjid pathok negara plosokuning mojok.co

Masjid Pathok Negara Plosokuning dan Megaproyek Keraton Jogja di Masa HB I

27 April 2022
masjid pathok negara babadan kauman mojok.co

Masjid Pathok Negara Babadan Kauman, Tempat Pasukan Diponegoro Latihan Perang

22 April 2022
masjid al abror mojok.co

Masjid Al Abror Sidoarjo, Didirikan Ulama yang Selamat dari Pembantaian Plered

16 April 2022
alquran mojok.co

Al-Quran Tulisan Tangan Berusia 200 Tahun, Saksi Penyebaran Islam di Gunungkidul

28 Maret 2022
masjid tiban dan padasan mojok.co

Masjid Tiban Gunungkidul: Masjid Mistis Peninggalan Murid Sunan Pandanaran

25 Februari 2022
Pos Selanjutnya
Kasta Sarung Lelaki dan Panduan Khusus Bagi Wanita

Penyebab Instagram Error adalah Kai EXO dan Via Vallen?

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Cerita tentang Pencuri Sandal di Masjid

5 Juni 2018
Derita Gagal SBMPTN dan (Ditolak) Perguruan Tinggi Favorit MOJOK.CO

Derita Gagal SBMPTN dan (Ditolak) Masuk Perguruan Tinggi Favorit

5 Agustus 2022
Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak

8 Agustus 2022
Bogor: Kota Paling Ideal di Indonesia untuk Pensiun MOJOK.CO

Kota Bogor: Kota Paling Ideal di Indonesia untuk Pensiun

2 Agustus 2022
pola pengasuhan anak mojok.co

Psikolog UGM Jelaskan Tipe Pola Asuh yang Bisa Berdampak pada Hasil Akademik Anak

5 Agustus 2022

Cara Hadapi Henry Subiakto Menurut Mahasiswanya, Itu Lho Staf Kominfo yang Unggah Liputan Narasi TV Tanpa Watermark

3 November 2020
Musimin, petani di lereng Gunung Merapi yang menolak ekspor kopi ke Jepang.

Mengenal Musimin, Petani Lereng Merapi yang Menolak Pesanan Kopi dari Jepang 

5 Agustus 2022

Terbaru

Lampu merah terlama di Jogja. (Ilustrasi Ega Fansuri/Mojok.co)

Lampu Merah Terlama di Jogja, Apakah Simpang Empat Pingit Tetap Juara?

9 Agustus 2022
tarif ojek online mojok.co

Kemenhub Terbitkan Aturan Baru Batas Tarif Ojol, Ini Rinciannya

9 Agustus 2022
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X menyampaikan visi dan misi 2022-2027 di DPRD DIY.

Terapkan Pancamulia, Sri Sultan HB X Sampaikan Visi Misi Jadi Gubernur 

9 Agustus 2022
Sri Sultan Mampu Redam Konflik Pemaksaan Jilbab Secara Taktis, Bukti Jogja (Mungkin) Masih Istimewa MOJOK.CO

Sri Sultan Mampu Redam Konflik Pemaksaan Jilbab Secara Taktis, Bukti Jogja (Mungkin) Masih Istimewa

9 Agustus 2022
keuangan mahasiswa mojok.co

Pentingnya Pengelolaan Keuangan bagi Mahasiswa, Agar Tak Kehabisan Uang di Tengah Bulan

8 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In