Berubah itu Gak Segampang Teriakan Kotaro Minami, Mblo - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Berubah itu Gak Segampang Teriakan Kotaro Minami, Mblo

Shellya Febriana A. oleh Shellya Febriana A.
1 Agustus 2015
0
A A
kotaro minami
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

“Kamu berubah!”
(Kata seru, biasa digunakan wanita sebagai bentuk kecewa atas perlakuan pasangan yang dianggap sudah tidak mesra seperti saat PDKT)

Lelaki mana yang tidak pusing ketika pujaannya melontarkan kata-kata di atas dengan nada meninggi. Apalagi jika diiringi dengan derai airmata.

Berbagai pertanyaan muncul, mulai dari sekadar “Salahku ki opo tho?” sampai “Ini gimana biar berenti mewek?” berkecamuk menjadi satu, membuat para lelaki ini akhirnya hanya bisa terdiam memandangi pujaan harinya. Sang wanita, yang salah mengartikan diamnya lelaki dengan anggapan sebagai bentuk ketidakpedulian, menjadi semakin marah dan pergi.

Perubahan, berubah, berasal dari kata dasar “ubah”, yang artinya mengalami suatu proses menjadi sesuatu yang baru/lain. Sesuatu yang baru ini tentunya bisa saja baik dan bisa juga buruk, tergantung bagaimana sudut pandang dan cara kita menyikapinya.

Sebuah perubahan bisa menjadi berita baik bagi seseorang. Dan di saat yang sama bisa berdampak buruk bagi orang lain. Perubahan skor sepak bola, misalnya. Satu kubu bisa berteriak girang “GOL!” buanter, sementara sayup-sayup ada yang misuh sambil (berusaha) merelakan duitnya dipake kipas-kipas bandar judi bola.

Apakah kita selalu mengharapkan dan benar-benar siap dengan perubahan?

Baca Juga:

Jika TOA Masuk Surga, Maka Surganya Adalah Madura

Sudah Tajir Kok Cari Beasiswa Bidikmisi, Kemaruk Amat Kayak Fir’aun

Aku Berjihad ke Tolikara Maka Aku Telo

Nyatanya, banyak orang yang sebenarnya tidak siap dengan perubahan. Ketika sudah nyaman dengan satu keadaan tertentu, perubahan sekecil apapun bisa menimbulkan percikan emosi. Jangankan perubahan harga BBM yang bikin penghematan makan siang, lha wong perpindahan topless nastar dari meja kita ke meja seberang aja bikin sebel kok. Ya, tho?

Menariknya, tidak sedikit orang yang menuntut terjadinya perubahan. Perubahan pemerintahan, perubahan ekonomi, sampai perubahan semelekethe lainnya. Pokoknya nuntut menjadi lebih baik! Tapi seringkali banyak orang lupa, lebih baiknya ini mau dilihat dari kacamata siapa?

Kebijakan-kebijakan baru yang ditetapkan pemerintah, gak peduli mau berguna dalam sekian puluh tahun ke depan atau tidak, ya akan tetap dietrek-etrek ketika ada yang merasa periuk nasinya terganggu. Dibilang gak peduli tetek yang udah keburu bengek lah, dan sebangsanya, dan sebangsanya.

Lalu mereka kembali menuntut perubahan pemerintahan yang lebih baik, dan akan terus begitu tanpa henti seperti pita kaset nyangkut. Pokmen sampai mereka puas dengan isi periuk nasi mereka sendiri. Dan ketika akhirnya mereka puas, muncul pihak lain yang menggantikan untuk protes lanjutan. Rauwes-uwes tho? Yo pancen!

Padahal, dari seabad yang lalu Pakde Leo Tolstoy udah ngasih wejangan, “Everyone thinks of changing the world, but none thinks of changing themselves.” Banyak yang berteriak dan menyerukan ingin mengubah pemerintahan menjadi lebih baik. Tapi pada kenyataannya, mereka tak ubahnya seperti beruang yang sedang hibernasi di goa, bisanya mendengkur dari area comfort zone. Sudah terlalu nyaman, tetapi mereka tetap ingin ada keajaiban agar tempat tidur mereka jadi lebih nyaman lagi. Malah banyak di antaranya khawatir kasur kapuk mereka bisa berubah jadi tikar.

Nah kamu sendiri gimana, Mblo?

Status jomblomu emang gak akan berubah segampang teriakannya Kotaro Minami yang diiringi joget beberapa detik buat jadi Ksatria Baja Hitam. Tapi berubah menjadi Kotaro Minami, eh, pribadi yang lebih baik itu seharusnya bukan sekadar template ucapan lebaran yang di-broadcast ke semua orang, kan?.

Wong isu Tolikara aja bisa berubah, ya masa kamu nggak, Mas?

BACA JUGA Surat untuk Mimi Krisdayanti dan tulisan Shellya Febriana A lainnya.

Terakhir diperbarui pada 9 Maret 2021 oleh

Tags: BerubahKotaro MinamiPerubahanTolikara
Shellya Febriana A.

Shellya Febriana A.

Artikel Terkait

Kata Netizen Ceramah Abdul Somad Adem Tapi Kok Diancam

Jika TOA Masuk Surga, Maka Surganya Adalah Madura

6 September 2018
ilustrasi Sejarah Rujak Cingur Ditulis Ulang Media, Berakhir Salah Tafsir sebagai Favorit Firaun mojok.co

Sudah Tajir Kok Cari Beasiswa Bidikmisi, Kemaruk Amat Kayak Fir’aun

25 Juni 2018
Aku Berjihad ke Tolikara Maka Aku Telo

Aku Berjihad ke Tolikara Maka Aku Telo

26 Juli 2015
Panduan Agar Tidak Jadi Tolol dari Insiden Tolikara

Panduan Agar Tidak Jadi Tolol dari Insiden Tolikara

24 Juli 2015
Lima Jenis Media yang Memberitakan Kasus Tolikara

Lima Jenis Media yang Memberitakan Kasus Tolikara

23 Juli 2015
Perkenalkan: Tuan Deding Ishak, Komentator Tercerdas tentang Masjid Tolikara

Perkenalkan: Tuan Deding Ishak, Komentator Tercerdas tentang Masjid Tolikara

22 Juli 2015
Pos Selanjutnya
Fanatik Buta atau Mendukung dengan Waras

Fanatik Buta atau Mendukung dengan Waras

Komentar post

Terpopuler Sepekan

kotaro minami

Berubah itu Gak Segampang Teriakan Kotaro Minami, Mblo

1 Agustus 2015
Sinar Mandiri melaju di Pantura MOJOK.CO

Melintasi Pantura Bersama Roda Lusuh Bus Sinar Mandiri

21 Mei 2022
makam raja-raja imogiri mojok.co

Mengenang Kebesaran Raja-raja Jawa di Pajimatan

18 Mei 2022
mie ayam om karman mojok.co

Mie Ayam Om Karman, Filosofi Meja Terisi, dan Semangat Perantau Wonogiri

22 Mei 2022
Rahasia Mie Gacoan MOJOK.Co

Rahasia Mie Gacoan Jadi Jagoan Mie Pedas di Jawa dan Bali

20 Mei 2022
Jarang Pulang ke Rumah karena Gampang Mabuk Perjalanan

Ringkasan Cerita ‘KKN di Desa Penari’ buat Para Pemalas dan Penakut

29 Agustus 2019
mie ayam pak kliwon mojok.co

Mie Ayam Pak Kliwon, Kesayangan Anak Teladan

15 Mei 2022

Terbaru

Mobil Listrik Makin Nggak Menarik ketika Tarif Dasar Listrik Bakal Naik MOJOK.CO

Mobil Listrik Makin Nggak Menarik ketika Tarif Dasar Listrik Bakal Naik

24 Mei 2022
Ganjar Pranowo

Muncul Sinyalemen Dukungan dari Jokowi, Ganjar Pranowo Nggak Mau Kegeeran

23 Mei 2022
Affandi dalam Pusaran bulan Mei dan PKI

Affandi dalam Pusaran Bulan Mei dan PKI

23 Mei 2022
budi karya sumadi mojok.co

Berhasil Merajut Transportasi Nusantara, Menhub Dianugerahi Gelar Doktor Hc dari UGM

23 Mei 2022
sultan mojok.co

Sultan Lantik Pj Walikota Jogja dan Pj Bupati Kulon Progo

22 Mei 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In