Bagaimana Saya Menjadi Penggemar Berat Felix Siauw dan Mendukung Khilafah Islamiyah - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai

Bagaimana Saya Menjadi Penggemar Berat Felix Siauw dan Mendukung Khilafah Islamiyah

Arlian Buana oleh Arlian Buana
6 November 2014
0
A A
Bagaimana Saya Menjadi Penggemar Berat Felix Siauw dan Mendukung Khilafah Islamiyah

Bagaimana Saya Menjadi Penggemar Berat Felix Siauw dan Mendukung Khilafah Islamiyah

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Saya punya ikatan sentimental dengan Islam. Sejak kecil, orang-orang tua di kampung saya berusaha sekuat tenaga agar saya bisa mengaji, salat dan puasa. Mereka pun memberikan teladan, hingga saya meyakini bahwa Islam adalah agama terbaik, terhebat. Islam adalah jalan bagi saya untuk menemukan kedamaian.

Makin dewasa, kecintaan saya terhadap Islam semakin besar. Melebihi kecintaan saya terhadap Indonesia. Melihat negeri ini, saya sering sedih. Anjing, amburadul betul. Tapi menyaksikan umat Islam di Indonesia, saya jauh lebih sedih lagi. Umatnya bodoh-bodoh mampus! Mereka semakin jauh dari ketentuan-ketentuan Islam yang sebenarnya.

Awal-awal kuliah di sebuah kampus Islam, saya perhatikan mahasiswa-mahasiswa yang konon muslim dan lulusan pesantren sangat urakan. Mereka pun berorganisi dengan nama tempelan Islam. Tapi kelakuan dan pikiran mereka aduhai kacau sekali. Sok bebas. Sok liberal. Saya pikir saya tidak bisa tinggal diam, saya tidak boleh cuma damai sendiri. Lama-lama saya bisa saja menjadi kafir kalau hidup di tengah umat yang bebal. Saya harus berbuat sesuatu.

Tapi Allah memang maha adil, maha tahu apa yang dibutuhkan hambanya. Setelah beberapa semester di universitas, saya bertemu dengan sosok hebat luar biasa. Pengetahuan Islamnya luas dan mendalam. Ia sangat mumpuni untuk menjadi pemimpin spiritual. Dan yang paling penting, ia bisa bicara dalam bahasa saya, bahasa generasi saya, bahasa gue-elo. Ketika ia membicarakan Islam dan khilafah, topik ini terasa sangat dekat, membumi dan sangat masuk akal. Orang itu bernama Felix Siauw.

Lihatlah bagaimana perkembangan ustadz kebanggan saya itu sekarang. Sejak pertama saya mengenalnya, lima tahun lalu, saya sudah yakin ia akan menjadi orang besar, orang terkenal yang mondar-mandir di televisi dengan jutaan pengikut.

Bukan hanya mengisi pengajian, Ustadz Felix juga menulis buku, menyebarkan tausiyahnya melalui facebook, twitter dan youtube. Bahkan di media sosial, ia biasa tertawa dengan “wkwkwk”. Gaul banget. Meski saya jarang menghadiri pengajiannya, berkat bantuan teknologi, perlahan-lahan saya pun meyakini apa yang diperjuangkan olehnya, khilafah adalah solusi semua persoalan anak manusia.

Baca Juga:

jejak media sosial kandidat capresa

Jejak Netizen di Media Sosial Para Kandidat Capres 2024, Bagaimana Sentimennya?

15 Maret 2023
siapa cawapres untuk ganjar

Siapa Cawapres yang Paling Cocok Mendampingi Ganjar Pranowo?

23 Februari 2023

Tapi khilafah, kata Ustadz Felix, dihapuskan pada tahun 1924. Istanbul, Turki, menjadi saksi pedihnya umat kehilangan pelindung. Setelah Perang Dunia I, umat Islam tercerai-berai, biang keroknya tak lain tak bukan adalah penjajah Inggris. Negara yang dipimpin seorang ratu itu tidak hanya menaklukkan dan memecah-belah kaum muslim secara fisik, melainkan juga, lebih parah lagi, mereka menanamkan pemikiran kufurnya.

“Inggris mendoktrinasi kaum Muslim, bahwa demokrasi ialah sistem terbaik bagi mereka. Dalam demokrasi seolah mereka diperlakukan sama. Kafir Inggris juga berhasil membuat kaum muslim lupa bahwa Khilafah-lah yang menghantarkan mereka menguasai 1/3 dunia selama 13 abad,” terang Ustadz Felix suatu kali.

Amerika Serikat, negara adidaya pengganti Inggris, juga melakukan hal yang sama, mendoktrinasi seolah demokrasi sejalan dengan Islam. Mereka menyamakan demokrasi dengan musyawarah dalam Islam, padahal akar pengambilan hukum, daun, dan buahnya jelas berbeda jauh. Sistem yang diwariskan Nabi Muhammad SAW melalui lisannya nan mulia hanyalah khilafah. Dan hanya khilafah-lah sistem yang dipakai para sahabat Nabi.

“Dalam musyawarah, hanya hal mubah dan baik yang boleh didiskusikan. Pada hukum yang sudah ditentukan Allah, Islam melarang musyawarah. Salat Jumat di mana, itu boleh dimusyawarahkan, tapi salat Jumat atau tidak, itu sudah hukum Allah, tidak boleh dimusyawarahkan,” begitu pesan Ustadz Felix.

“Sedang demokrasi, semua hal bisa dimusyawarahkan. Yang halal bisa jadi haram, dan yang haram bisa jadi halal, bila banyak yang suka. Dalam demokrasi, hukum Allah hanya opsi, bisa didebat, bahkan bisa dianggap lebih rendah dari hukum manusia. Hakikat demokrasi, manusia dianggap lebih tahu daripada Allah, karenanya boleh membuat hukum sendiri. Dalam Islam, hukum Allah mutlak.”

Berkat perjuangan Ustadz Siauw, Al Quran dan Sunnah telah jadi hukum di negara kita. Indonesia secara resmi sudah menerapkan Khilafah Islamiyah sebagai sistem pemerintahan. Khalifah kita Prabowo Subianto, figur luar biasa yang–didukung seluruh umat Islam–berhasil memimpin revolusi menggulingkan rezim kafir liberal setahun yang lalu. Wajah Ustadz Felix kini setiap hari nongol di televisi, bicara banyak hal. Dalam sebuah kesempatan ia menyindir negara tetangga, “Sama Syiah dia temen, sama kafir kawan, sama atheis 11-12. Tapi sama Muslim, galaknya ampun-ampunan. Ada yang kayak begini? Ada.”

Yang paling fenomenal, dan membuatnya digandrungi semua generasi, Felix Siauw akhirnya jadi host Hunger Games menggantikan Caesar Flickerman. Ia berhasil menyisihkan Tantowi Yahya dan Tukul Arwana.

Babi, Nody Arizona membangunkan saya dari mimpi.

Terakhir diperbarui pada 18 Februari 2021 oleh

Tags: Felix SiauwKhilafahPrabowo Subianto
Arlian Buana

Arlian Buana

Artikel Terkait

jejak media sosial kandidat capresa
Kotak Suara

Jejak Netizen di Media Sosial Para Kandidat Capres 2024, Bagaimana Sentimennya?

15 Maret 2023
siapa cawapres untuk ganjar
Kotak Suara

Siapa Cawapres yang Paling Cocok Mendampingi Ganjar Pranowo?

23 Februari 2023
prabowo bertemu khofifah
Kotak Suara

Prabowo Merapat ke Khofifah, Bakal Dijadikan Cawapres? 

17 Februari 2023
Anies Baswedan dan AHY Mojok.co
Politik

Menghitung Langkah Anies dalam Bursa Capres 2024

29 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
AYI BEUTIK

Persib Juara, Mang Ayi Beutik!

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
Bagaimana Saya Menjadi Penggemar Berat Felix Siauw dan Mendukung Khilafah Islamiyah

Bagaimana Saya Menjadi Penggemar Berat Felix Siauw dan Mendukung Khilafah Islamiyah

6 November 2014
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka MOJOK.CO

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka

15 Maret 2023
Samsung Galaxy A Series Android Terbaik MOJOK.CO

Samsung Galaxy A Series: Seri Terbaik untuk Kelas Midrange Android

21 Maret 2023
Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah. MOJOK.CO

Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah 

23 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023

Terbaru

Duduk perkara penutupan patung Bunda Maria di Kulon Progo. MOJOK.CO

Duduk Perkara Penutupan Patung Bunda Maria di Kulon Progo

24 Maret 2023
alan Sunyi Kiai Bonokeling di Banyumas yang Sengaja Dibuat Menjadi Misteri Abadi. MOJOK.CO

Jalan Sunyi Wangsa Bonokeling di Banyumas yang Sengaja Menjadikan Leluhur Sebagai Misteri Abadi

24 Maret 2023
sekolah kedinasan kemenhub mojok.co

5 Sekolah Kedinasan di Bawah Kemenhub yang Paling Favorit

24 Maret 2023
bola timnas israel mojok.co

Bola Pembawa Malapetaka

24 Maret 2023
mimpi basah mojok.co

Apakah Mimpi Basah di Siang Hari Membuat Puasa Batal?

24 Maret 2023
5.000 Mahasiswa UMY Berburu Takjil Gratis, Dianggarkan Rp125 Juta Setiap Hari. MOJOK.CO

5.000 Mahasiswa UMY Berburu Takjil Gratis, Dianggarkan Rp125 Juta Setiap Hari

24 Maret 2023
kritik feminis muslimah tentang perempuan sumber dosa utama

Muhasabah Muslimah Feminis: Kok Bisa, Perempuan Jadi Sumber Dosa Utama Laki-Laki?

24 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In