MOJOK.CO – Angka PHK di Kabupaten Sleman terbilang tinggi. Nah, setelah membaca tulisan ini, kamu akan mendapatkan solusi ketika, misalnya, menjadi korban PHK.
Pagi di Februari 2023 terasa berbeda. Matahari begitu hangat, namun jiwa ini sedang menggigil. Bukan karena demam, tapi kedinginan di bawah bayang ketidakpastian. Semua karena satu kenyataan yang seperti meludahi wajah. Bahwa saya ada di dalam daftar korban PHK.
Kejadian pahit itu terjadi saat tech winter tahun lalu. Ketika banyak perusahaan fintech dan e-commerce melakukan efisiensi bahkan bangkrut.Â
Sialnya, hari ini gelombang PHK kembali menerpa Sleman. Saya tidak ingin kamu jadi salah satu korban badai itu. Tapi, saya minta kamu berjaga. Semoga sedikit bekal ini jadi penguatmu ketika nanti kena PHK. Atau jika kamu sudah jadi korban, semoga ini menjadi penghiburan dan harapan.
484 karyawan di Sleman menjadi korban PHK!
Selama paruh pertama 2024, Kemenaker menemukan 32.064 karyawan menjadi korban PHK. Sedangkan di Sleman sendiri, tercatat ada 484 korban PHK dari Januari sampai awal Oktober.Â
Jangan berpikir jika 2 angka tersebut terbilang kecil karena tidak semua PHK dilaporkan ke Disnaker setempat. Saya yakin, angka sebenarnya jauh lebih tinggi.
Banyak yang menduga gelombang PHK di Sleman belum akan berakhir. Terutama melihat carut marutnya ekonomi nasional. Beberapa pakar menyebut ekonomi baru stabil pada pertengahan tahun 2025. Kawanku, sepertinya ikat pinggang kita harus lebih kencang lagi.
Tentu kamu ingin marah dengan kabar buruk ini. Tidak mengapa, kamu pantas untuk marah, kok. Karena hak untuk hidup tenang kini mulai terusik. Semua gara-gara pemerintah setempat yang tak peduli dengan nasib kita. Di hadapan mereka, kita hanya pengisi deretan tabel dan grafik. Bukan manusia yang butuh rasa aman.
Tapi jangan hanya marah, kamu juga harus bersiap. Bukankah hidup ini bajingan dan kita harus menikmatinya? Kawanku, kamu bisa melakukan banyak hal untuk menghadapi paceklik ini agar hak yang jadi milikmu tetap terpenuhi. Serta hidupmu di Sleman ini tetap terus berjalan.
Pastikan hak sebagai karyawan di Sleman terpenuhi
Selama setahun terakhir, saya sering mendampingi kawan yang jadi korban PHK. Tidak hanya di Sleman, tapi juga daerah lain. Terutama perkara pemenuhan hak. Sedih sekali ketika mendengar nasib mereka yang makin rentan. Namun, lebih sedih ketika mendengar mereka tidak mendapat hak-haknya sebagai korban PHK.
Meskipun UU Ciptaker mencekik kita, namun masih ada harapan untuk mendapatkan hak. Baik mekanisme PHK yang benar sampai besaran pesangon. Kawan, coba luangkan waktu sejenak untuk mempelajari itu. Jangan lupa, baca lagi kontrak kerja yang kamu terima dulu saat harimu masih penuh harapan.
Kamu juga bisa (dan perlu) berserikat. Sehingga kamu lebih terdidik perkara ketenagakerjaan. Teman-temanmu di serikat pekerja juga siap menolong dan mengadvokasi ketika PHK menghantam. Tentunya nanti kamu juga melakukan hal sama ketika orang di sekitarmu jadi korban.
Tapi memperjuangkan hak ketika kena PHK belum cukup. Sekali lagi, hidupmu harus terus berjalan. Maka kamu juga harus menyiapkan mitigasinya.
Bertahan hidup sebagai pengangguran
Selepas PHK, perhatikan keuanganmu. Cek lagi pesangon yang kamu terima, sampai sisa tabungan. Misalnya, kamu hanya punya tabungan kurang dari Rp5 juta. Pesangon juga tidak besar. Maka, yang harus kamu lakukan pertama adalah mengatur ulang pengeluaran selama bertahan hidup di Sleman.
Batalkan semua langganan yang tidak produktif. Misalnya seperti streaming dan hiburan lain. Pengeluaran ini kadang menjebak ketika keuanganmu sangat tipis. Fokuskan dana untuk membayar tagihan krusial seperti bayar kos, listrik, dan sebagainya.
Kurangi bepergian kecuali untuk keperluan penting dan darurat. Jangan lupa, biaya mobilitas di Sleman itu bisa cukup besar. Apalagi kalau tidak punya kendaraan pribadi.
Kurangi juga belanja online, terutama untuk makan. Usahakan membeli makan di warung terdekat atau memasak sendiri jika memungkinkan. Minta maaf juga kepada tubuhmu jika beberapa waktu ke depan tidak akan dimanjakan.
Kemungkinan yang sering saya temukan, kamu harus bertahan hidup selama 2 bulan. Maka, pastikan uang yang kamu miliki bisa menutup itu semua. Jika terlalu berat, jangan ragu untuk mencari pertolongan.
Dukungan sosial bukan hal yang memalukan
Salah satu ketakutan ketika menghadapi PHK adalah harus berani meminta tolong. Kawan, tidak ada salahnya kamu membuka diri untuk dukungan sosial. Baik dari keluarga, teman, atau orang-orang terdekat. Justru jangan sampai ketakutan ini berakhir dengan pinjol. Terutama pinjol dengan bunga besar.
Percayalah, di Sleman, kamu tidak sendirian. Ketika kamu berani jujur, pertolongan akan datang. Bahkan ketika orang di sekitarmu tidak bisa menolong, masih banyak bala bantuan di luar. Baik dari individu, organisasi sosial, sampai organisasi keagamaan di Sleman. Bahkan mulai banyak kelompok yang menjadi support system untuk para korban PHK.
Selain kamu bisa bertahan hidup, kamu akan membuka kesempatan baru. Baik info lowongan kerja sampai ilmu baru. Saya sendiri pernah mengalami ini ketika pandemi.Â
Jika tidak menerima dukungan sosial pada Desember 2019, mungkin saya sudah hancur lebur ketika pandemi melanda. Bantuan itu membuat saya mendapat pekerjaan baru, uang tambahan untuk bertahan, dan kemampuan menulis.
Waktunya bangkit dari PHK
Setelah kamu memastikan hidupmu tetap berjalan, kini waktunya bangkit. Biarkan kesedihan berganti menjadi energi baru. Terutama ketika kamu dalam situasi tak pasti seperti ini.
Salah satu saran yang sering saya tawarkan adalah membuka usaha selepas menjadi korban PHK di Sleman. Terutama dengan modal kecil seperti berjualan makanan atau produk murah lain.Â
Kawan, coba pertimbangkan masak-masak. Apakah uang yang kamu miliki cukup untuk memulai usaha? Jangan sampai usaha yang harusnya menyelamatkan malah menjerumuskanmu lebih dalam.
Saya sarankan untuk melihat lagi ke dalam dirimu. Apa saja kemampuanmu yang bisa diubah menjadi rupiah? Karena salah satu kesempatan terbaik adalah menjadi seorang freelancer. Jangan salah, banyak kemampuan yang diam-diam bisa kamu jual melalui berbagai kanal.
Bahkan kemampuan yang kamu anggap biasa saja, bisa menjadi sumber pendapatan ketika hidup di Sleman. Misal, jasa perbaikan rumah sederhana, perawatan sederhana, atau urusan digital. Kemampuan memperbaiki listrik saja bisa membantumu di masa sulit. Kuncinya adalah berani menawarkan kemampuanmu.
Sertifikasi juga membantumu menjadi lebih siap kerja dan menarik perhatian perusahaan, khususnya di Sleman. Maka, tidak ada salahnya untuk mengikuti berbagai pelatihan sembari terus melamar kerja.Â
Banyak pelatihan gratis maupun dengan biaya terjangkau yang bisa kamu ikuti. Tapi ingat, pilah betul kemampuan yang ingin kamu pelajari. Jangan lapar mata untuk asal ikut pelatihan.
Jangan lupa menyiapkan diri untuk menerima pekerjaan baru. Maka, buka lagi CV-mu. Sesuaikan dengan tren melamar kerja hari ini. Aktifkan akun pencari kerja seperti LinkedIn dan Glints. Kawan, percayalah pada dirimu. Kamu pantas mendapatkan pekerjaan baru! Cukup bersolek sedikit melalui CV dan LinkedIn agar lebih menarik.
PHK bukan akhir segalanya!
Terakhir, angkatlah dagumu. Jangan terus menunduk dalam keterpurukan. Menjadi korban PHK di Sleman memang menyakitkan. Ia mendatangkan ketakutan dan memudarkan harapan. Tapi, PHK bukanlah akhir perjalanan. Ia hanyalah guncangan kecil dalam perjalananmu.
Maka jangan sampai kamu terpuruk. Berceritalah untuk melepas bebanmu. Tetaplah bersuka cita meskipun sedang berhemat. Tetap fokus pada kemampuan dan kualitasmu. Tentu jangan sampai lupa berdoa karena pertolongan sedang berjalan kepadamu.
Kamu hebat! PHK ini tidak akan menjatuhkanmu!
Tertanda: Kawanmu, Mantan Korban PHK
Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Solusi untuk Maraknya PHK di Sleman dari Pakar Ekonomi UGM Agar Ekonomi Tak Terpuruk dan pengalaman menarik lainnya di rubrik ESAI.