Kasus NikahSirri ternyata membuka tabir rahasia baru. Sang pendiri yang biasa dipanggil Arwah ternyata alumni sebuah gerakan misterius. Lebih misterius dari kelompok pemuja kerang ajaib pimpinan SpongeBob SquarePants. Blio adalah alumni Gerakan 234.
Alumni Gerakan 212 harus siap-siap gigit jari. Pasalnya, jebolan Gerakan 234 mulai menunjukan taringnya dan bisa jadi akan menggerus popularitas Alumni 212.
Siapakah Alumni 234? Jangan husnuzon dulu, mereka bukan mantan pengisap salah satu merk rokok.
Mereka adalah para calon kepala daerah dan calon legislatif yang gagal. Selesai penghitungan, perolehan suara mereka di nomor urut 2, 3, dan 4. Oleh karena itu, tepat kiranya jika mereka disebut sebagai alumni Gerakan 234.
Berapa jumlah anggota Gerakan 234?
Mari kita hitung bersama. Menurut data Kemendagri, pada tahun 2016, total kabupaten dan kota seluruh indonesia ada 514. Jika dalam ajang pilkada rata-rata ada 3 paslon atau 6 orang yang gagal jadi kepala daerah, maka jumlah anggota Gerakan 234 dari golongan calon kepala daerah ada 3.084 orang.
Mereka-mereka ini bukan orang sembarangan, lho. Arwah saja, saat nyalon di Pilkada Banyumas, dilaporkan memiliki harta sebesar Rp4,4 miliar.
Anggota berikutnya didapat dari ajang pemilu legislatif. Baik pusat maupun daerah. Dari tambahan anggota ini, jumlah anggota Gerakan 234 pasti 7 juta orang. Ndak boleh lebih ndak boleh kurang. Situ ndak percaya? Silakan hitung sendiri.
Sebagai sesama alumnus, masing-masing mereka tentu saja memiliki kesamaan visi-misi dan cara pandang. Salah satunya yang khas dari mereka adalah berpikir out of the box, atau dalam istilah kaum santri: khowariqul adat.
Ambil contoh Pak Arwah. Kita tidak akan pernah berpikir menjadikan nikah siri sebagai program untuk mengentaskan kemiskinan sekaligus peluang bisnis yang menjanjikan. Betul, selama ini sudah ada kegiatan nikah siri, tetapi tidak ada yang berani terang-terangan. Apalagi sampai membuat aplikasi segala. Ditambah lelang keperawanan pula.
Wah, sungguh jeli sekali Pak Arwah ini dalam melihat sebuah peluang. Om Bob Sadino saja yang mengajarkan cara bisnis gila tidak pernah berpikir ke arah sana.
Peduli setan istri Pak Arwah yang menyebut blio gila. Yang gila pastilah istrinya, sebab tidak bisa berpikir out of the box.
Tahun 2008, ada juga alumnus Gerakan 234 dari pilkada Ponorogo yang berpikir dan bertindak out of the box. Blio lari dari rumah sakit hanya dengan memakai segitiga pengaman dan beha. FYI, blio ini laki-laki. Kalau bukan hasil pemikiran yang brilian, ide-ide semacam ini ndak bakalan keluar.
Menurut catatan Departemen Kesehatan, pada 2009, ada sekitar 7.736 orang alumni Gerakan 234 dari golongan caleg yang punya pemikiran dan tindakan out of the box. Bayangkan jika tujuh ribuan orang itu, dengan pikiran paling brilian yang mereka miliki, melakukan demo berjilid-jilid dengan angka-angka cantik. Alumni 212 pasti keder dibuatnya.
Ingat, setiap satu orang dari Alumni 234 pernah memiliki pemilih pengikut yang jumlahnya juga ribuan.
Namun, ada satu kekurangan dari Gerakan 234: mereka belum memiliki imam besar. Mungkin sudah saatnya mereka memilih secara aklamasi Pak Arwah sebagai imam besar.
Di bawah bimbingan imam besar, jalan samurai Alumni 234 untuk mengambil alih panggung Alumni 212 semakin terbuka di depan mata. Alumni 234 bersatu tak bisa dikalahkan!
Salam 234. Salam libas.