Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

7 Hal yang Sebaiknya Kamu Perhatikan Ketika Membuat Media Digital

Puthut EA oleh Puthut EA
2 Maret 2018
0
A A
Memulai-Bisnis-Media-Digital-MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Daripada pusing mikir gebetan, lebih baik kamu pusing mikirin media rintisan. Lebih berguna.

Supaya tidak terjadi salah paham, apa yang akan saya sampaikan berdasarkan pengalaman sendiri saat membangun beberapa media rintisan (start-up) dan mendampingi beberapa media lain ketika dipercaya menjadi konsultan media digital. Jadi selain berdasarkan pengalaman baik, juga berdasarkan pengalaman kegagalan.

Karena berdasarkan atas pengalaman mulai dari mengonsep, mengelola, sampai jadi konsultan, maka belum tentu pengalaman ini sepenuhnga sama dengan problem yang sedang dan akan kamu hadapi. Namun, setidaknya ada beberapa kategori umum yang sifatnya sama.

1. Target Pembaca

Hal pertama yang harus dibidik adalah ceruk pasar atau target pembaca. Ini hal yang sangat penting tapi sering dilewati. Kebanyakan yang saya alami, banyak media rintisan lebih fokus pada apa yang mereka inginkan. Karena asumsinya pembuatan media ini supaya kelak bisa berkembang, bukan sikap “egois” itu yang diutamakan.

Dengan menentukan ceruk pasar, maka kita akan melihat banyak hal, misalnya perilaku target pembaca, tema apa yang menarik buat mereka, termasuk juga siapa kompetitor kita.

Biasanya ini ya, biasanya lho ya, orang yang selalu salah bikin target gebetan, juga tidak terlalu tepat dalam membidik target pembaca. Begitu….

2. Konsep Konten

Tahap selanjutnya adalah merumuskan konten. Media adalah sebuah karya. Dan sebuah karya mensyaratkan konsep yang kuat. Termasuk apa yang membedakan media yang hendak kita bangun dengan para kompetitor yang sudah terlebih dahulu masuk ke sana.

Namun, jangan terlalu suntuk dengan konsep. Sebab ada banyak orang yang ingin sempurna di dalam membuat konsep sehingga berlama-lama dalam penyusunannya. Karena konsep itu kelak bisa dimatangkan dan dipertajam, atau bahkan direvisi ketika media ini sudah dikonsumsi oleh publik. Respons pembaca, sanjungan maupun kritikan, merupakan bagian dari pematangan konsep.

Konsep itu sebaiknya tertulis, jelas, bahkan sampai pada contoh tulisan dan ilustrasinya. Bukan konsep kalau tidak dituliskan. Konsep konten dianggap sebagai benar-benar konsep konten jika dituliskan berikut contoh yang sudah dieksekusi dalam bentuk tulisan dan visual.

Sebelum melakukan ini, coba bikin konsep konten dulu tentang perasaanmu kepada gebetanmu, Mblo… oke? Bisa kan? Sip!

3. Membangun Sistem

Secara garis besar ada tiga sistem media rintisan: pertama, manajemen konten. Rubriknya apa saja, bagaimana mendapatkan tulisan (apakah ditulis sendiri atau meminta pihak lain), dan penjadwalan tayang.

Kedua, sistem teknologi dan diseminasi. Sebuah tulisan di situs web akan dihadirkan kepada pembaca. Maka, harus ada saluran untuk menghadirkannya. Inilah yang disebut diseminator. Dan ketika pembaca menikmati tulisan, maka ada pengalaman pengguna atau pembaca dari sisi teknologi (lama dibuka atau tidak, besar-kecilnya huruf, artistik atau tidak, perpindahan antar-halaman, dll.).

Ketiga, sistem organisasi. Di dalam sebuah media ada orang-orang yang bekerja dengan tugas dan tanggung jawab tertentu. Termasuk melakukan rapat-rapat, baik rapat perencanaan maupun evaluasi.

Membangun sistem ini selain untuk mempermudah bekerja, juga untuk mengantisipasi jika ada pekerja yang keluar dan ada pekerja yang masuk. Jika sistemnya bagus, orang yang baru masuk akan mudah menyesuaikan diri karena dipandu oleh sistem.

Sebagaimana konsep, sistem juga diperbaiki dan disempurnakan oleh proses. Sistem bukanlah hal yang saklek dan kaku. Dia dinamis.

Khusus untuk hal ini, para jomblo lebih ahli. Sebab terbiasa berlatih. Misalnya nongol di medsos tiap akhir pekan di atas pukul 23.00. Biar dikira habis pacaran. Padahal ya cuma habis main PS.

4. Regularitas dan Konsistensi

Umumnya, musuh media rintisan adalah semester kedua. Apa maksudnya? Biasanya orang bersemangat di semester pertama. Semua dikerjakan dengan tertib. Tapi, begitu masuk semester kedua, banyak media rintisan yang makin loyo. Tidak punya daya tahan untuk terus mengunggah konten secara reguler. Kebanyakan media rintisan menemui ajal di semester kedua. Atau setidaknya: mati segan, hidup tak mau.

Banyak media rintisan yang tidak tahan godaan. Musim pilkada, ikut mendukung calon. Musim pemilu, menjadi media partisan. Musim pilpres apalagi. Maka cukup banyak media yang dulu eksis, begitu ikut arus yang sifatnya sementara, ditinggalkan oleh para pembacanya. Kenapa? Lawanmu menganggap kontenmu pasti berpihak sehingga tidak perlu dibaca, sementara kawanmu menganggap mediamu juga nggak perlu dibaca karena penjilat. Habis sudah. Sebuah media tanpa kepercayaan pembaca, mau sehebat apa pun, cepat atau lambat pasti menuju sekarat.

Regularitas dan konsistensi ini mirip ketika kamu berusaha mengejar gebetanmu. Pantang menyerah. Konstan. Terukur. Hingga akhirnya dia menyerah dan mau menerimamu. Tapi, besoknya minta putus, dengan alasan semalam sedang khilaf….

5. Modal

Banyak kreator media rintisan berpikir bahwa mereka tidak perlu modal. Ini cara pikir yang keliru besar. Pemikiran dan kreativitas itu juga modal. Waktu yang kamu luangkan itu modal. Tapi kamu juga butuh modal uang.

Sekarang ini banyak orang berpikir, maunya besar tapi tak perlu modal. Lekas tanggalkan pikiran itu. Ada banyak sekali media rintisan yang bagus tapi tidak didukung oleh kecukupan modal, akhirnya pingsan juga.

Kamu perlu tahu bahwa media-media rintisan yang sekarang mendapatkan injeksi modal atau melakukan scale up, didirikan dengan modal uang. Yang tidak ya tersingkir. Jadi jangan mau enaknya saja tidak mau menanggung risikonya. Kalau cuma punya keinginan sukses besar di media rintisan, semua orang juga mau. Hanya saja, modal uang di era digital ini jauh lebih murah dibanding era cetak. Tapi ya tetap modal, dong….

Bagaimana kalau tidak punya modal uang sendiri? Cari pemodal awal. Itu yang kamu butuhkan. Jangan lewati tahap itu.

Kamu mau ngajak keluar gebetanmu juga butuh modal kan, Mblo? Nggak? Yah… naksir tiang listrik saja, Brooo!

6. Bersikap Terbuka dan Mau Belajar

Dunia digital berkembang dengan pesat. Sangat pesat bahkan. Karena itu, awak media rintisan harus punya pikiran yang terbuka, mengikuti perkembangan zaman, dan tidak boleh keukeuh dengan satu keyakinan yang bulat dan mati.

Luangkan waktu khusus dengan anggota tim untuk melakukan curah gagasan (brainstorming), undang orang-orang untuk memberikan masukan, kalau perlu secara reguler minta para pakar tertentu dengan tema yang relevan untuk ikut melakukan evaluasi. Dan jangan lupa, cari cara yang kreatif untuk mendapatkan input dari pembaca setia media Anda.

Kamu juga harus bersikap terbuka sama gebetanmu. Termasuk jika menolak kamu ajak pergi ke mal karena lebih memilih mau diajak pergi sama yang lain ke Pulau Bali. Paham, kan?

7. Jangan Cepat Mau Besar

Kecenderungan yang tidak produktif dalam mengelola media rintisan adalah terlalu cepat ingin besar. Baru berumur setahun, ingin kokoh dan kaya.

Bisnis media rintisan juga harus realistis. Kebanyakan pemodal akan mau membeli atau melakukan scale up pada media rintisan dengan usia di atas 2 tahun. Kalau ada yang di bawah itu, pastilah pengecualian.

Sebab semua itu harus diuji oleh waktu. Konsistensi, sistem, pertumbuhan, semua akan dilihat dengan jeli. Kalau mau cepat kaya, pasangkan uangmu ke togel. Pasti cepat kaya. Termasuk bisa cepat miskin.

Sikap realistis itu sehat dan adil. Mematangkan mental semua tim dan mematangkan media yang dikelola dengan cara yang pas dan proporsional adalah tugas yang penting.

Dalam berhubungan asmara juga begitu, Mblo. Tenang. Adem. Sabar. Proporsional. Dan tahu diri. Termasuk jika tembakan ditolak oleh gebetan. Itu saatnya kamu tahu dan sadar diri.

Saya kira 7 poin itulah yang paling mendasar yang perlu diketahui oleh Anda yang ingin membuat media rintisan. Semoga berguna. Selamat mencoba. Daripada pusing mikir gebetan, lebih baik kamu pusing mikirin media rintisan. Kenapa? Karena media lebih berguna dibanding gebetanmu? Bukan. Karena toh dia nggak pernah mikirin kamu.

Terakhir diperbarui pada 2 Maret 2018 oleh

Tags: cara memulaimedia rintisanpanduanstart-uptips
Iklan
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

Mengelola Rasa Marah untuk Hidup yang Lebih Bahagia | Semenjana Eps. 11
Movi

Mengelola Rasa Marah untuk Hidup yang Lebih Bahagia | Semenjana Eps. 11

14 April 2025
Tips dan Trik agar Toko Kelontong Bisa Makin Cuan dari Pelaku Toko Kelontong di Sleman: Kalau Mau Berhasil, Tiru Indomaret!
Liputan

Tips dan Trik agar Toko Kelontong Bisa Makin Cuan dari Pelaku Toko Kelontong di Sleman: Kalau Mau Berhasil, Tiru Indomaret!

5 Mei 2024
Cara tidak terjerat pinjol Mojok.co
Ekonomi

OJK: Cermati Tips Ini Agar Tidak Terjerat Pinjol 

17 November 2022
Radang tenggorokan mojok.co
Kesehatan

7 Obat Alami Radang Tenggorokan yang Bisa Dicoba di Rumah

14 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Honda PCX Bawa Sial, Bersyukur Takut Istri dan Beli Vario 160 (welovehonda.id)

Jangan Beli Honda PCX Motor yang Bikin Menyesal dan Saya Bersyukur Takut sama Istri lalu Beli Honda Vario 160 Saja demi Terhindar dari Masalah Rumah Tangga

13 Juli 2025
5 Dosa Besar Pedagang Sate Kambing yang Merugikan Pembeli dan Sulit Dimaafkan

5 Dosa Besar Pedagang Sate Kambing yang Merugikan Pembeli dan Sulit Dimaafkan

15 Juli 2025
Cerita mahasiswa KKN merasa berguna di desa orang tapi tak berguna di desa sendiri MOJOK.CO

Ironi Mahasiswa KKN: Merasa Berjasa Membangun Desa Orang tapi Tak Berguna di Desa Sendiri

15 Juli 2025
Festival Dolanan di Borobudur: Komitman Pemprov Jateng libatkan anak dalam pembangunan MOJOK.CO

Komitmen Pemorov Jateng: Suara Anak-anak Jadi Pertimbangan Kebijakan untuk Pembangunan Ramah Anak

13 Juli 2025
KKN Belum Mulai, Kena Tipu Polisi Gadungan Duit Melayang MOJOK.CO

Ditipu Polisi Gadungan Jelang KKN, Dijadikan Tersangka Pencucian Uang dan Ikut “Sidang PPATK” via Aplikasi Zoom

12 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.