MOJOK.CO – Dulu, Purwokerto adalah daerah eksotis, tempat tinggal terbaik pula. Namun, kini, ia sudah berubah menjadi lebih menyebalkan dan bikin nggak betah.
Salah satu kota yang sering menjadi bahan perdebatan di Mojok dan Terminal Mojok adalah Purwokerto. Kota Satria ini juga dinobatkan sebagai wilayah yang layak sebagai tempat pensiun. Tapi, tahukah Anda jika Purwokerto saat ini juga sudah tidak ramah lagi?
Ya, Purwokerto tak lagi sama. Ia sudah kehilangan banyak hal yang dulu membuatnya menjadi tempat tinggal ideal. Oleh sebab itu, jika boleh menyarankan, jika kamu merasakan 10 tanda ini, segera susun rencana untuk menepi dan pindah ke daerah lain saja!
#1 Buat kamu yang nggak kuat bayar UKT yang kian mahal
Omong kosong UKT tidak jadi naik. Kenaikan UKT sudah lama terjadi. Geger geden kemarin hanyalah bom waktu yang terlambat meletus saja.
Saya, sebagai mahasiswa di salah satu universitas negeri di Purwokerto, sering mendapat keluhan dari adik kelas yang menjadi korban tingginya UKT. Percayalah, banyak mahasiswa yang bertahan dengan uang seadanya.
Mereka bertahan lantaran satu alasan, yaitu orang tua. Setelah masa studi rampung, banyak dari mahasiswa luar Purwokerto yang memilih untuk hengkang dari kota yang terkenal sebagai penghasil mendoan itu. Jadi, apakah kamu sudah menjadi korban dari uang kuliah tinggi tersebut? Eh, uang kuliah tunggal maksud saya. Jika iya, boyong bae, Sedulur!
#2 Buat kamu yang muak dengan harga rames yang kian naik
Katanya, makanan di Purwokerto enak dan murah. Itu dulu. DULU SEKALI. Kini, kondisi sudah berbeda.
Saat masih menjadi mahasiswa, dengan bermodalkan uang goceng, saya bisa membeli rames dan sebuah mendoan. Berbeda dengan sekarang, perlu uang ceban untuk membungkus sebuah rames plus mendoan. Kenaikannya sudah 100%! Sudah seperti harga UKT saja, kan?
#3 Buat yang merasa Purwokerto sudah tidak lagi melambat
Kini, Purwokerto sudah berbenah. Bangunan megah layaknya gerai Alfamart dan Indomart yang selalu berjejer. Pembangunan digenjot bagaikan sepeda balap.
Ciri khas hidup melambat di kabupaten ini semakin tergerus. Semua sudah mulai serba cepat. Perubahan di berbagai lini kehidupan membuat warganya tidak bisa lagi bernafas dengan tenang. Kalau kalian merasakan hal tersebut, akhiri kos-kosan bulan ini. Cari loker di kota lain saja!
#4 Buat yang suka basa-basi
Basa-basi hanyalah tali yang dililitkan secara perlahan. Lama-lama juga akan membuat lawan bicara terjerat juga.
Mayoritas masyarakat Purwokerto adalah penutur ngapak. Mereka adalah orang yang blakasuta alias apa adanya. Jika berbicara, mereka (orang ngapak) tidak suka basa-basi terlalu panjang seperti orang Jogja dan Solo. Kalau nggak suka, ya langsung saja bilang nggak suka.
Ucapan kami seperti pedang yang langsung menghunus ke jantung hati. Titis dan tepat sasaran. Kalau kalian suka basa-basi, jangan tinggal di sini. Pindah saja ke negeri klitih yang katanya istimewa itu wae, Lur!
Baca halaman selanjutnya: Purwokerto hari ini memang bukan untuk semua orang.