MOJOK.CO – Gerombolan Brimob mengamuk di tempat wisata Solupajang, Sulawesi Barat, karena urusan sepele. Ogah ditagih biaya masuk wisata sama petugas loket.
Belasan anggota Brimob ngamuk-ngamuk saat mendatangi tempat wisata Solupajang, Polewali, Mandar, Sulawesi Barat pada Senin (20/1). Beberapa anggota Brimob ini berpakaian komplet plus senapan laras panjang. Persis kayak udah mau perang.
Situasi makin mencekam karena ada beberapa oknum yang menembakkan senjata ke udara. Padahal area wisata itu sedang ramai dikunjungi oleh wisatawan yang juga terdiri dari anak-anak.
Aturan mengayomi bukan arogan seperti ini
Gimana masyarakat suru menghargai klo ke gini@DivHumas_Polri ?
pic.twitter.com/VBypMdrYsS— B4NG_toyyib (@Bangtoyy1b) January 21, 2020
Bahkan sempat terekam, salah satu anggota Brimob yang mengacungkan senjata ke arah kerumunan warga.
Diduga karena Karcis ke Permandian, Oknum Polisi Brimob di Polman Bertindak Brutal ke Warga#BlokirAkunBangsat #calonmenantuidaman #IndonesianIdol https://t.co/QldGu4dmIY pic.twitter.com/5xThpPy7sD
— HMI BERGERAK (@hmibergerak_) January 20, 2020
Usut punya usut, amukan belasan anggota Brimob ini dipicu karena urusan sepele. Hal ini diawali dari salah satu anggota Brimob yang emosi karena ditagih iuran retribusi untuk masuk tempat wisata.
Si anggota Brimob ini kebetulan sedang liburan sama keluarganya. Ketika mau masuk ke tempat wisata Solupajang, petugas setempat menagih retribusi. Tak diduga, oknum Brimob ini marah-marah. Bahkan sampai melakukan pemukulan ke petugas tiket.
Memang berapa sih uang retribusi yang ditagih? Kok kayak masalah amat? Sampai 5 juta rupiah yak?
Nggak kok, cuma 5 ribu perak doang.
Mukegile.
Tentu saja ada netizen yang geram dengan situasi seperti ini. Terutama karena pemicu persoalan yang terkesan sepele banget. Cuma urusan duit 5 ribu doang.
Hadeh, dasar netizen nggak paham jiwa korsa kepolisian.
Pada dasarnya ini bukan pada soal duit 5 ribu perak. Lagian dengan gaji dan tunjangan yang layak dari anggota Brimob, uang segitu jelas kecil banget. Bisa jadi duit segitu adalah besaran duit yang biasa dimasukkan sang anggota ke kotak amal. Ini bukan soal besaran uang.
Apa yang bikin emosi anggota Brimob yang sebenarnya baik dan tidak sombong itu bisa jadi adalah…
…cuma duit 5 ribu perak aja kok yaaa ditagih seeeeh?
Padahal kan anggota Brimob ini sudah bekerja keras melindungi warga sekitar dari kejahatan sehari-hari. Apa susahnya sih mengikhlaskan duit 5 ribu perak untuk seorang anggota keamanan? Nggak perlu sampai ditagih begitu dong. Kan jadi bikin malu.
Oleh karena itu, dalam kasus ini bukan pihak Brimob yang salah. Kesalahan jelas terletak pada masyarakat sipil. Terutama petugas tiket di tempat wisata Solupajang.
Udah jelas-jelas mereka sipil kok berani-beraninya minta duit ke polisi. Ini namanya zalim. Tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya. Bahkan bisa dibilang ini merupakan pemutarbalikan kebiasaan lama. Membalikkan catatan sejarah ghibah soal hubungan “damai” antara masyarakat dengan kepolisian.
Oleh karena itu, tindakan yang dilakukan belasan anggota Brimob ini memang tepat guna dan baik. Apalagi sampai mengerahkan bolo-bolo ke lokasi dengan menenteng senapan laras panjang dan nembak ke udara.
Soalnya warga sipil memang sudah seharusnya takut dan hormat terhadap anggota polisi. Apapun pangkatnya, apapun jabatannya, apapun tindakannya.
Soal tindakan seorang anggota kepolisian dinilai melenceng atau tidak, biarlah itu jadi urusan atasan mereka. Warga sipil, kere, tak punya masa depan, kayak kita-kita ini tak berhak sejengkal pun menilai baik-buruk seorang polisi.
Kalau menilai baik sih boleh-boleh aja, tapi kalau menilai jelek? Hm, ya mana boleeeh. Memangnya kamu siapa? Malaikat Roqib-Atid?
Di sisi lain, Kapolres Polewali Mandar, AKBP Muhammad Rifai mengungkapkan kalau situasi di tempat wisata Solupajang ini sudah kondusif dan damai.
“Baru saja sudah terjadi kesepakatan perdamaian yang dilakukan kedua pihak,” kata Pak Kapolres.
Tentu saja ini kabar yang menggembirakan dan membuat polisi dan Brimob semakin baik di mata masyarakat. Terutama karena masih bisa menahan emosi untuk tidak nembakin warga—padahal udah tinggal narik pelatuk doang lho itu.
Hal yang lebih bikin terenyuh adalah, anggota Brimob itu masih bisa bikin warga yang ditodong senapan bisa memaafkan begitu saja. Ikhlas dan tak ingin membesar-besarkan masalah ini. Benar-benar pengayom masyarakat yang baik.
Lagipula kalau masyarakat yang kena todong senapan itu tidak mau damai, memang mereka bisa apa?
BACA Polisi Setrum Luthfi dan Tendang Ananda Badudu saat Interogasi. Dipikir JRX Sekarang Kapolri Apa Gimana? atau artikel lainnya di POJOKAN.