Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai Khotbah

Ngapain Salat Kalau Akhirnya Masuk Neraka?

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
17 April 2020
A A
Ngapain Salat Kalau Toh Akhirnya Masuk Neraka?

Ngapain Salat Kalau Toh Akhirnya Masuk Neraka?

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – “Udah capek-capek salat, ternyata nggak diterima oleh-Nya. Masuk neraka deh. Ngapain salat kalau ujung-ujungnya neraka juga, Gus?” tanya Fanshuri.

“Gus, saudara saya itu kan TKI di luar negeri, kebetulan kalau salat itu harus curi-curi waktu,” kata Fanshuri di tengah-tengah main catur bareng Gus Mut.

“Kok curi-curi waktu segala, emang kenapa?” tanya Gus Mut sambil menjalankan pion.

“Soalnya emang perusahaannya tempat kerja itu waktu istirahatnya nggak sesuai dengan waktu salat, Gus. Jadi di antara waktu duhur itu nggak ada jam istirahatnya. Akhirnya saudara saya kalau salat harus bilang mau ke toilet, terus jadi cepet-cepet salatnya. Nah karena selalu gitu terus, saudara saya sempet khawatir karena salatnya nggak khusyuk blas, takut kelamaan izinnya,” kata Fanshuri.

Gus Mut tersenyum lebar sekali.

“Kenapa sampai takut segala?” tanya Gus Mut lagi.

“Ya kan kalau salat nggak khusyuk itu risiko nggak diterima Allah lebih besar. Lah wong yang khusyuk aja belum tentu diterima salatnya kok, apalagi yang nggak khusyuk begitu,” kata Fanshuri.

Gus Mut semakin tersenyum sambil kali ini bersandar di kursinya.

“Fan, arti kata khusyuk itu memangnya apa?” tanya Gus Mut.

Fanshuri yang ditanya diam sejenak.

“Ya ingat cuma sama Allah aja, nggak inget sama hal-hal yang lain. Gitu kan, Gus?” kata Fanshuri.

“Iya bener, cuma secara arti asalnya khusyuk itu tunduk, rendah, merasa takut. Merasa takut sama Gusti Allah,” kata Gus Mut.

“Lah kalau kayak gitu, saudara saya jadinya lebih takut sama bosnya dong ketimbang sama Allah?” tanya Fanshuri.

“Bukan begitu cara mikirnya, Fan. Justru saudaramu itu udah khusyuk sebelum salat,” kata Gus Mut.

Iklan

Fanshuri bingung.

“Lah? Ya mana mungkin saudara saya khusyuk, lah wong dia salatnya cepet-cepet gitu. Apa gunanya salat kalau nggak khusyuk?” kata Fanshuri.

“Begini, Fan. Saudaramu itu bahkan dalam keadaan kerja begitu masih ingat salat, masih ingat Allah, masih mikir gimana caranya biar bisa salat meski keadaan begitu mendesak. Jadi ketika saudaramu memutuskan untuk salat, itu sudah bentuk khusyuk, Fan. Itu sudah bukti takut meninggalkan perintah Allah, bagus itu,” kata Gus Mut.

“Tapi kan kalau bisa lebih proper lagi salatnya kan bakal lebih bagus lagi,” kata Fanshuri.

“Ya lebih bagus, tapi kan kalau bisa.”

“Tapi kan bisa jadi nggak sempurna salatnya, Gus,” kata Fanshuri tiba-tiba.

“Memangnya khusyuk itu jadi rukun salat?” tanya Gus Mut.

Fanshuri menggeleng.

“Khusyuk jadi syarat sah salat?” tanya Gus Mut.

“Eee, ya nggak juga sih,” kata Fanshuri.

“Memang fikih itu ngurusin urusan batin seseorang? Kan nggak? Semua urusan fikih itu dhohir, yang kelihatan aja, Fan. Sudah bagus saudaramu itu masih mau salat di tengah kondisi yang sulit begitu. Disyukuri itu harusnya, bukan malah dijadikan masalah,” kata Gus Mut.

Fanshuri manggut-manggut.

“Tapi diterima Gusti Allah nggak ya salat yang begitu itu, Gus?” tanya Fanshuri.

“Kok kamu malah mikir diterima atau nggak, Fan?”

“Ya kan percuma, Gus. Udah capek-capek ibadah selama hidup, ternyata salat kita, sujud kita, ibadah kita nggak diterima oleh-Nya. Masuk neraka. Ngapain salat kalau ujung-ujungnya neraka juga?” kata Fanshuri.

Gus Mut kali ini terkekeh geli mendengar kata-kata Fanshuri.

“Kamu itu ngomong apa barusan itu? Baru kali ini aku denger ada orang yang menyesal udah ibadah,” kata Gus Mut masih menahan geli.

“Lah kalau masih masuk neraka kan jadi nggak ada bedanya sama yang nggak salat to, Gus?” tanya Fanshuri lagi.

“Itu artinya kamu nggak percaya sama rahmat Allah namanya,” kata Gus Mut.

“Lah kok bisa?”

“Ya iya, bisa-bisanya kamu kepikiran nyesel udah ibadah. Memangnya ibadah itu kayak bayar pajak gitu, kalau kamu ngasih, terus kamu minta Gusti Allah kasih timbal balik gitu? Kok jadi itung-itungan banget. Kita masuk surga atau neraka juga Gusti Allah nggak ada rugi-ruginya, kamu salat atau nggak juga Allah nggak rugi sama sekali kok,” lanjut Gus Mut.

“Ta, tapi, Gus….”

“Fan, cara mikirmu jangan begitu, kamu itu udah dapat nikmat bisa melakukan sujud saat salat. Nggak semua orang bisa punya keuntungan itu lho. Ada yang lahir bukan dari keluarga yang taat, jadi nggak biasa salat. Kita beruntung lahir dari keluarga yang taat, jadi diajari dan dibiasakan salat sejak kecil. Ya udah syukuri aja kita masih diberi kesadaran ini, dikasih salat lima waktu kok bisa nyesel, lah memangnya kita diciptakan buat apa kalau bukan buat ibadah? Perkara diterima atau tidak kok mau diurusin. Memangnya dengan pikiran anehmu kayak gitu salat dan sujudmu jadi diterima gitu?”

“Ya nggak juga sih, Gus, cuma kan kepikiran aja tadi selintas,” kata Fanshuri.

“Ya pikiran itu agak serem,” tanya Gus Mut.

“Kok serem, Gus?”

“Lah itu artinya kamu mendesak Allah buat menerima salatmu namanya. Memangnya kamu ini siapa kok menuntut Allah memenuhi keinginanmu? Serius ini, Fan. Baru kali ini aku denger ada hamba menuntut balik ke majikannya,” kata Gus Mut.

Kali ini gantian Fanshuri yang terkekeh mendengarnya.

*) Diolah dari penjelasan Gus Baha’

BACA JUGA Menutup Aurat itu Wajib, tapi Jangan Jadi Syarat Islamnya Seseorang atau kisah Gus Mut lainnya.

Terakhir diperbarui pada 17 April 2020 oleh

Tags: Gus Baha'nerakasalat
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Sisi gelap kurban (Idul Adha) di desa. Orang miskin nelangsa, tapi orang kaya pesta daging MOJOK.CO
Ragam

Ironi Kurban di Desa: Saling Jegal demi Raup Keuntungan, Orang Miskin Tak Kebagian Daging sementara Orang Mampu Berpesta

6 Juni 2025
Gus Baha dan Pemikiran Cerdasnya tentang Esensi Beragama | Semenjana Eps. 11
Video

Gus Baha dan Pemikiran Cerdasnya tentang Esensi Beragama | Semenjana Eps. 12

28 April 2025
Metode Santri Nalar Gus Baha di LP3IA MOJOK.CO
Sosok

Metode Santri Nalar di LP3IA Rembang, Cara “Tak Umum” Gus Baha Mendidik Santrinya

14 April 2024
Salat Tarawih Tengah Malam di Masjid Gedhe Kauman Jogja MOJOK.CO
Ragam

Tarawih Tengah Malam di Masjid Gedhe Kauman Jogja, Sebenar-benarnya Sunnah Rasul di Bulan Ramadan Menurut Gus Baha

23 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.