Kau Ini Mahasiswa atau Firaun? - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Corak Mop

Kau Ini Mahasiswa atau Firaun?

Dillan Gusti oleh Dillan Gusti
28 September 2017
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Tinggal di Yogyakarta membuat saya mau tidak mau berinteraksi dengan orang-orang yang berasal dari berbagai daerah, tanpa terkecuali orang-orang dari Indonesia Timur. Jika kamu tinggal di Kotagede, tengoklah sesekali lapangan di sebelah barat Kantor Kemenkumham ketika sore menjelang. Jika beruntung, kamu akan bertemu dengan orang-orang Timur sedang bermain sepak bola dengan gawang kayu kecil berukuran 2 x 1 meter yang mereka buat sendiri. Lucu-lucu imut ketika melihat mereka berjuang memasukkan bola ke gawang kecil itu. Lewat permainan ini, kebersamaan sesama anak perantauan di tanah Ngayogyakarta dirawat.

Persinggungan itu tidak jarang berbuah kelucuan, terutama jika sudah berkait tabrakan budaya. Kisah-kisah di bawah ini saya dapatkan melalui persinggungan saya maupun teman-teman seperantauan asal Tangerang dengan orang-orang Timur di Yogyakarta.

 

Anak Tetangga

Memiliki rambut ikal, kulit hitam, dan perawakan kecil membuat Adi, seorang mahasiswa Wonosobo yang kuliah di Yogya ini sering disapa terlebih dahulu oleh orang-orang Timur yang sama-sama belajar di Universitas Sarjana Wiyata Tamansiswa. Sudah banyak orang Timur yang tidak percaya Adi berasal dari Wonosobo. Sampai suatu ketika ia dihampiri dan diajak bersalaman dengan orang Timur yang tidak ia kenal .

Baca Juga:

Terancam Tak Ikut Pemilu 2024, KPU RI Minta Pemda DIY Identifikasi Pelajar dan Mahasiswa

Psikolog Membagikan Tips Mengatasi Tekanan Mengerjakan Skripsi

Link Pendaftaran RPL UNY, Pengalaman Kerja Jadi Nilai Mata Kuliah yang Sesuai

“Timurnya di mana?”

“Bukan, Bang, aku asli Wonosobo.”

“Serius tidak ada darah orang Timur?’


“Nggak, Bang, serius.”

“Atau kau punya tetangga orang Timur, kah?”

 

Mahasiswa apa Firaun

Memiliki uang berlebih ternyata menjadi probem tersendiri bagi Danil. Selama melanjutkan studi di Yogya, ia mendapatkan kiriman dari orang-tuanya di Nusa Tenggara sebesar 1 juta per minggu. Bahkan di semester-semester awal dahulu ia dikirimi uang sampai 1,5 juta per minggu.

Dengan uang sebesar 4 juta per bulan, ia jadi konsumtif membeli barang-barang yang selalu ia sesali setelah dibeli. Koleksi jam tangan seperti Rolex, G-Shock bolak-balik ia pakai ketika kuliah. Ia pun memiliki berbagai macam peralatan mountaineering semacam tas carrier dan sepatu gunung branded.

Sampai akhirnya ia jengah sendiri jadi orang banyak uang. Kepada Adib, teman kampusnya yang asal Tangerang, ia meminta saran.

“Akhir-akhir ini aku merasa konsumtif, sering membeli barang-barang yang tidak aku butuhkan. Aku minta saran kepada kau, Dib, bagaimana caranya agar aku tidak konsumtif?”

“Coba diinvestasiin aja di emas, emas kan harganya nggak pernah turun tuh,” kata Adib.

Mendengar saran brilian dari Adib, dengan senyum semringah Danil langsung menelepon mamanya di NTT.

“Begini, Mama, akhir-akhir ini aku sering belanja barang-barang yang tidak perlu, aku mau coba investasiin uang jajanku untuk beli emas. Menurut Mama gimana?

“Aduh, Anak, macam Firaun saja kau simpan-simpan harta. Di sana tidak ada orang-orang susah, kah? Bagi-bagi saja di sana dengan orang-orang susah.”


Ia pun diam sejenak. Melihat Adib dengan tajam, seakan-akan menemukan orang susah yang akan ia bagi uang.

 

Mau Cucu Berapa?

Salah satu fragmen yang terlupakan di video klip “Akad”-nya Payung Teduh adalah seorang ibu menyeka air mata dengan tisu ketika anak sulungnya sungkem di pangkuannya.

Dengan ibu ini, Saya tidak melihat secara langsung ia menangis, hanya melalui jepretan foto teman saya. Berbalut kebaya merah muda dan rambut disanggul, Perempuan berdarah Maluku itu tidak sedang mengikuti perlombaan kartini-kartinian. Ia hanya sedang memantaskan diri dengan suaminya yang mengenakan beskap hitam lengkap dengan blangkon karena si suami orang Wonosari, Gunungkidul.

Ibu itu lucu ketika berbicara. Ia penganut bahasa Jawa mazhab Malukuiyah. Satria, anak sulungnya yang hari itu menikah, pernah terjatuh dari motor Yamaha YZRF 125 yang menyebabkan kakinya patah. Ia meloncat-loncat memperagakan bahwa kakinya baik-baik saja kepada saya. Ibunya yang melihat kejadian itu langsung teriak,

“Hei Satria, itu kakimu cilik-cilik itu jangan loncat-loncat.”

Saya yang baru mendengarnya Bahasa Jawa logat Maluku itu hanya tersenyum kecil, tak berani saya tertawa.

Meskipun ketika akad air mata yang menetes tidak berbohong, ternyata tawa lepas setelahnya tak bisa dilarang. Ada satu kejadian yang bikin gerrr para hadirin undangan ketika pemandu acara yang menggunakan bahasa Jawa halus bertanya kepada kedua mertua dan pengantin pria.

“Bapak badhe ajeng putu pinten?” Mau punya cucu berapa?

“Wis, loro wae cukup, Mas.” Dua saja cukup.

“Mas Satria badhe ajeng putu pinten?”

“Sak iso-isone, Mas.” Sebisanya, Mas.

Para undangan yang mendengar jawaban Satria terbahak-bahak. Teman-temannya Satria yang ikut hadir pun sampai berteriak, “Guoblok kowe, Sat, iso-isone koyo ngene isih ndagel!” Bisa-bisanya di acara seperti ini masih ngelawak.

Sampailah pertanyaan itu kepada si ibu.

“Ibu, badhe ajeng cucu pinten?”

Ia menjawab dengan mantap, “IYOOO.”

Sudah tentu jawaban tidak nyambung itu mengundang geger tawa dari hadirin.

Tags: MahasiswamalukumopYogyakarta
Dillan Gusti

Dillan Gusti

Artikel Terkait

pelajar dan mahasiswa mojok.co

Terancam Tak Ikut Pemilu 2024, KPU RI Minta Pemda DIY Identifikasi Pelajar dan Mahasiswa

19 Agustus 2022
mengerjakan skripsi mojok.co

Psikolog Membagikan Tips Mengatasi Tekanan Mengerjakan Skripsi

19 Agustus 2022
Program RPL rekognisi pendidikan lampau UNY, kuliah sambil kerja

Link Pendaftaran RPL UNY, Pengalaman Kerja Jadi Nilai Mata Kuliah yang Sesuai

19 Juli 2022
Suara Hati Mahasiswa Indonesia Timur dari NTT, Maluku, dan Papua tentang kericuhan di Babarsari

Suara Hati Mahasiswa NTT, Maluku, dan Papua  di Pusaran Kericuhan Babarsari

16 Juli 2022
kericuhan babarsari mojok.co

Sosiolog UGM: Pertumbuhan Kota yang Metropolis Bikin Yogyakarta Rawan Konflik

6 Juli 2022
Ada yang Jauh Lebih Penting Ketimbang Merevisi Akidah Kapitan Pattimura

Ada yang Jauh Lebih Penting Ketimbang Merevisi Akidah Kapitan Pattimura

6 Juli 2022
Pos Selanjutnya

Mari Belajar Ngirit Sama Ibu Sri Mulyani

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Kau Ini Mahasiswa atau Firaun?

28 September 2017
Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie MOJOK.CO

Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie

14 Agustus 2022
Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar

15 Agustus 2022
Es Putr Pak Sumijan Lasem

Warung Es Puter Pak Sumijan Lasem: Kemewahan di Balik Uang Rp5 Ribu

15 Agustus 2022
kadisdikpora diy mojok.co

Rekomendasi Satgas Selesai, Kepsek dan Tiga Guru SMAN 1 Banguntapan Disanksi Ringan 

18 Agustus 2022
Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang MOJOK.CO

Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang (Bagian 1)

18 Agustus 2022
ujian praktik SIM C

Cerita dari Peserta Ujian Praktik SIM yang Gagal, tapi Terus Mencoba

13 Agustus 2022

Terbaru

pelajar dan mahasiswa mojok.co

Terancam Tak Ikut Pemilu 2024, KPU RI Minta Pemda DIY Identifikasi Pelajar dan Mahasiswa

19 Agustus 2022
Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

19 Agustus 2022
Kominfo masih dalami kebocoran data 17 pelanggan PLN.

Lebih dari 17 Juta Data PLN Diduga Bocor, Kominfo Masih Mendalami 

19 Agustus 2022
kebocoran data

21.000 Perusahaan di Indonesia Diduga Mengalami Kebocoran Data, Dijual 50 Ribu Dollar AS

19 Agustus 2022
Investasi jangka pendek, pakar sarankan hal ini.

Anak Muda Suka Investasi Jangka Pendek, Pakar Sarankan Konsistensi

19 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In