Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Corak Mop

Bayangan Makhluk Misterius di Kebun Kelapa

Adlun Fiqri oleh Adlun Fiqri
3 Oktober 2017
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Ada satu kisah saat Pak Haji masih muda dulu. Saat itu beliau masih berpacaran dengan seorang gadis yang kini telah menjadi istrinya itu. Kala itu pacarnya tinggal di kampung sebelah yang jalan menuju ke sana dari kampung Pak Haji masih berupa jalan setapak dan melewati hutan. Karena selalu kangen, minimal dua kali seminggu Pak Haji bertamu. Biasanya naik sepeda, kadang jalan kaki melewati kebun kelapa.

Suatu hari pak Haji nge-date ke rumah pacarnya. Saking asyiknya bercerita, ia kebablasan hingga malam. Biasanya pulang sebelum senja, sekarang sekitar pukul sembilan malam baru jalan pulang. Walau sedikit takut, berani saja karena malam itu bulan agak sedikit terang, sedangkan lampu jalan sudah tentu masih barang asing.

Pak Haji mulai jalan. Sepanjang perjalanan aman-aman saja, bahkan ketika melewati hutan. Namun, ia terkejut bukan main ketika tiba di kebun kelapa di ujung kampung. Pak Haji melihat ada bayangan besar setinggi enam meter di pinggir jalan.

Celaka kita, Pak Haji membatin.

Tanpa tunggu lama, berbekal doa-doa yang dihafal, ia langsung komat-kamit dan meniup ke arah bayang-bayang itu. Tidak mempan. Ia lanjut baca mantra lain yang diarahkan ke sebuah batu, lalu melempar ke arah bayangan itu. Tidak mempan. Bergerak pun tidak. Ulang-ulang, segala doa pak Haji bacakan, tidak mempan juga.

“Astaga. Ini barang dia kuat sekali e. Sial, apa ini?” ucap pak Haji sambil balik arah.

Ia tidak berani melanjutkan perjalanan, tidak mau ambil risiko jika nanti harus gulat dengan suanggi sebesar itu. Pak Haji memutuskan untuk balik menginap di kampung sebelah dan besok pagi saja baru pulang.

Pagi sekali, matahari juga baru pecah, Pak Haji akhirnya jalan pulang bersama beberapa warga yang hendak ke kebun. Saat tiba di kebun kelapa, di lokasi ia melihat bayangan raksasa semalam, Pak haji pukul jidat sambil geleng-geleng.

“Cukimai lebebaek e!!! Sial dobel-dobel e!!! Beeeh, binatang!” makinya kesal.

Bagaimana tidak, bayangan raksasa yang dikira suanggi oleh Pak Haji tadi malam ternyata sebuah eksavator milik perusahan yang teparkir.

Suanggi Tiang Listrik

Kisah-kisah mengenai suanggi begitu ada banyak di Halmahera. Tidak semua seram, banyak juga kisah humor suanggi seperti berikut ini.

Suatu malam, ketika purnama begitu sempurna, ada tiga suanggi berkumpul untuk menjalankan ritual: mencari tumbal. Ritual itu kadang menjadi ajang adu saing antarmereka. Siapa yang mendapat tumbal paling banyak dalam waktu singkat, ialah pemenang dan ilmunya makin tinggi dan kuat.

Suanggi pertama langsung terbang menghilang mencari tumbal. Sepuluh menit berselang, ia kembali dengan mulut penuh darah.

Iklan

“Weeeh, ngana luar biasa!” ucap suanggi kedua dan ketiga.

Tiba giliran suanggi kedua. Tanpa basa-basi ia langsung mengudara dan cuuuz … enam menit kemudian kembali dengan mulut merah penuh darah pula.

“Weeeh, ternyata ngana lebih cepat e,” ujar suanggi pertama salut.

“Hahaha, sekali terbang dua mangsa saya santap tadi,” ujar suanggi kedua.

“Mantap! Mantap!”

Suanggi ketiga tak mau kalah. Ia langsung tancap gas terbang tinggi dan menghilang. Baru berselang dua menit, suanggi ketiga kembali dengan mulut penuh darah kental.

“Ampuuun, ngana pe cepat!!!” kata suanggi pertama.

“Luar biasa! Ngana juara! Dapat berapa mangsa?” tanya suanggi kedua.

“Cukimai! Dapat mangsa apa. Kita (saya) tra (tidak) lihat tiang listrik di ujung kampong sana,” keluh suanggi ketiga sambil memegang bibir penuh darah. Giginya patah akibat menabrak tiang listrik desa yang baru ditanam.

Pergi Berobat

Lupakan suanggi, mari kembali ke Pak Haji. Akhir-akhir ini kesehatan Pak Haji kurang baik. Beliau batuk-batuk. Mungkin karena pengaruh usia yang sudah tua. Oleh anak-anaknya, diputuskan ia harus ke Ternate untuk periksa di rumah sakit ditemani anaknya, Jubaedah.

Tibalah Pak Haji di rumah sakit Ternate dan menemui dokter.

“Pak Haji, ini nanti harus di-rontgen dulu ya, biar kita bisa tahu penyakit dalamnya,” ucap dokter setelah memeriksa.

“Bapak Dokter, rontgen itu barang apa lagi e?”

“Rontgen itu semacam foto biar bisa lihat itu dalam tubuh. Jadi Pak Haji harus difoto dulu.”

“Oooh, kalau begitu bagaimana kalau Bapak Dokter rontgen saya di taman saja e. Biar bagus. Kebetulan saya sudah lama tidak punya foto di taman.”

Bapak Dokter pukul jidat.

Beli KFC

Setelah memeriksakan diri di rumah sakit, pak Haji diajak anaknya keliling-keliling di mal. Karena lapar, anak bapak itu mampir ke gerai KFC untuk memesan makanan.

“Selamat sore. Mau pesan makan apa?”

“Oh ya, kami mau pesan ka ef si dua.”

“Ayamnya pakai dada atau paha ya?”

“Paha satu deng dada saja. Dibungkus ya.”

“Oh iya.”

“Eh, tapi tunggu, tunggu,” Pak Haji buru-buru menambahkan. “Bungkus nasi sama ayam dipisah ya. Takut nanti itu ayam de makan nasi kasih habis lagi.”

Kasir geleng-geleng kepala.

Rebonding

Mumpung sedang di kota, Jubaedah mampir ke salon untuk meluruskan rambutnya. Rambutnya yang agak keriting jadi lurus banget. Melihat itu, Pak Haji terheran-heran.

“Eh, Anak, ngana pe rambut bagaimana kong so lurus bagini?”

“Direbonding di salon toh, Papa.”

“Hah, rebonding itu binatang apa lagi gah?”

“Rebonding itu artinya meluruskan. Jadi pakai alat yang mirip gata-gata (penjepit makanan) begitu.”

“Oooh, bagitu.”

Saat kembali ke kampung, Pak Haji langsung memimpin Salat Magrib karena dia imam desa. Setelah ikamah selesai, beliau langsung maju di tempat imam dan berujar.

“Ayoo, jamaah, rebondingkan saf!!!”

Jamaah samua baku haga heran.

Terakhir diperbarui pada 3 Oktober 2017 oleh

Tags: halmaheramalukumoppak hajisuanggi
Adlun Fiqri

Adlun Fiqri

Artikel Terkait

KKN UGM Naik Kapal Pelni MOJOK.CO
Otomojok

Pengalaman KKN UGM Naik Kapal Pelni Menuju Maluku: Tiketnya Murah, Fasilitas Lengkap, Bonus Sarang Kecoak!

21 Juli 2024
Ada yang Jauh Lebih Penting Ketimbang Merevisi Akidah Kapitan Pattimura
Esai

Ada yang Jauh Lebih Penting Ketimbang Merevisi Akidah Kapitan Pattimura

6 Juli 2022
sultan soal kasus babarsari mojok.co
Hukum

Sultan Minta Kasus Babarsari Tak Dipolitisasi ke SARA

5 Juli 2022
burung garuda bisa dimakan bendera merah putih indonesia terbalik lambang NKRI mopapua MOP cerita lucu timur pace agustinus emosiorang timur lawakan timur mojok.co
Mop

Bendera Indonesia Terbalik dan Burung Garuda yang Dimakan

4 April 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.