Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Corak Cipox

Kerinduan Sopir Kepada Istri dan Indomie

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
2 Juli 2017
0
A A
indomie goreng
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sudah hampir dua tahun terakhir ini Rambat menekuni profesinya sebagai sopir truk muatan antar provinsi. Ia ikut Pakliknya di salah satu perusahaan produksi onderdil mesin traktor di Semarang. Sebagai sopir, tugas Rambat adalah mengantar muatan komponen mesin traktor dari pabriknya ke pelabuhan Merak di Banten dan sesekali ke Tanjung Perak, Surabaya.

Sebelum menjadi sopir, Rambat sempat bekerja sebagai pedagang cilok, sales sendok dan garpu, sampai operator bianglala pasar malam. Namun hasil dari ketiga pekerjaan Rambat tersebut selalu saja pasang surut, tidak pernah tetap. Karena itulah, Rambat akhirnya memutuskan untuk bekerja ikut Pakliknya sebagai sopir di Semarang. Kebetulan di perusahaan tersebut, Paklik Rambat adalah kepala bagian pengiriman, sehingga mudah bagi Rambat untuk bisa masuk sebagai sopir.

Rambat begitu menyukai pekerjaannya sebagai sopir. Sebab, selain punya gaji tetap, ia juga menganggap pekerjaannya bukan sekadar pekerjaan, melainkan juga sebuah petualangan. Hal yang tidak bisa Rambat dapatkan pada pekerjaan-pekerjaan sebelumnya.

Hanya ada satu hal yang cukup memberatkan Rambat pada pekerjaannya sebagai sopir, yaitu ia harus lebih kuat diri dan hati sebab harus sering meninggalkan istri dan anak tercintanya di rumah. Maklum, dalam satu kali pengantaran muatan, butuh waktu minimal satu minggu, sebab Rambat tidak sekadar mengantar muatan ke pelabuhan lalu pulang, melainkan juga harus mendatangi beberapa kota di sekitar jalur pengiriman untuk mengambil onderdil-onderdil mesin traktor yang mengalami kerusakan dari beberapa bengkel traktor.

Jauh dari istri selama berhari-hari tentu bukan perkara yang enteng bagi Rambat, terlebih jika itu menyangkut kebutuhan biologis. Karenanya, tak heran jika setiap pulang, Rambat selalu memanfaatkan waktu kepulangannya dengan percumbuan mesra bersama Genduk, sang istri tercinta.

Kadang, jika hasrat seksual sudah memuncak tak tertahankan, dan ia masih dalam tugas pengiriman, maka pelacuran pun menjadi solusi akhir untuk memenuhi kebutuhannya. Hal yang mungkin sudah biasa di kalangan para penggilas jalanan.

Seperti waktu itu, saat Rambat masih berada di pelabuhan, entah kenapa, birahinya mendadak tinggi. Padahal baru tiga hari sebelumnya ia bercumbu dengan istri tercinta di rumah.

Maka, begitu bongkar muat barang selesai, Rambat langsung menancap gas truk muatannya ke salah satu area lokalisasi tak jauh dari pelabuhan. Truk muatan berwarna hijau pupus dengan tulisan “Susumu mambu Samsu” di bagian body belakangnya itu melaju dengan kecepatan yang sporadis. Maklum, makhluk di belakang kemudinya mungkin sudah tak sabar ingin segera menuntaskan dendamnya.

Sesampainya di lokasi, Rambat segera masuk ke sebuah rumah yang memang diketahui sebagai rumah sang mucikari. Oleh penjaga rumah, Rambat disuruh menunggu sebentar di ruang tamu. Setelah lima menit menunggu, sang mucikari yang oleh para pelanggannya dipanggil dengan nama Mami Elok pun datang dan menyambut Rambat.

“Welha, pendekar Traktor retetet ndona-ndona datang,” goda Mami Elok menyambut kedatangan Rambat. Retetet ndona-ndona sendiri adalah plesetan dari nama perusahaan tempat Rambat bekerja: PT Adiluhung Ndona Traktor.

“Wah, dirimu kok tambah montok ya, Mi. Tangannya juga semakin lentik saja” Rambat balas menggoda.

“Iya lentik, biar luwes kalau mau ngaplok lambemu,” sahut Mami Elok. “Gimana? pengiriman lancar?”

“Ah, nggak usah ngomongin pengiriman, Mi. Ini aku sudah brahi, sudah tinggi, nggak sabar pengin ngamar.”

Tanpa intermezzo, Rambat langsung mengeluarkan uang lima ratus ribu dari dalam dompetnya dan membantingnya di atas meja.

“Mi, ini saya ada duit lima ratus, tolong carikan saya wanita yang jelek, tua, dan agak gembrot” kata Rambat, “Sama minta Indomie goreng telurnya satu porsi,” lanjutnya.

Mami Elok terhenyak dan heran, “Oalah, Mbaat… Mbaat… kamu ini lagi kemaki atau memang mau pamer duit tho? Dengan uang segitu, kamu bisa dapet yang cantik, muda, dan montok, plus tiga porsi ayam bakar madu, sama wedang uwuh satu gelas mencep. Kenapa kamu malah milih yang jelek tua lagi gembrot sama satu porsi indomie telur. Apa kamu sudah nggak nafsu suka sama yang cantik?” Tanya Mami Elok.

“Bukannya saya nggak nafsu suka sama yang cantik, Mi. Saya cuma lagi kangen sama yang di rumah!”

Terakhir diperbarui pada 2 Juli 2017 oleh

Tags: Indomieistripelacuransopir
Iklan
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Pengalaman sopir di Arab Saudi yang mendaftar sebagai petugas haji. MOJOK.CO
Ragam

Cerita Orang Kudus 20 Tahun Menjadi Sopir di Arab Saudi, Punya Tugas Khusus Cari Jemaah Haji Nyasar 

13 November 2024
warmindo unggul dari warteg.MOJOK.CO
Kuliner

3 Alasan Sederhana Orang Memilih Makan di Warmindo daripada Warteg, Padahal Lauknya Kalah Lengkap

29 Juni 2024
warmindo tertua jogja menolak jadi warteg.MOJOK.CO
Kuliner

Warmindo Generasi Tertua di Jogja yang 42 Tahun Menolak Jualan Lauk Kayak Warteg, Setia dengan Burjo dan Indomie

23 Juni 2024
indomie di warmindo semarang.MOJOK.CO
Ragam

Kolaborasi Indomie dan Warmindo yang Mengubah Dunia Kuliner Mahasiswa, Anak Kos Melarat di Semarang Bisa Makan Gratis Sebulan

19 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pertama kali makan di warung makan warteg. Katrok saat ditanya menu hingga penyesalan setelah makan MOJOK.CO

Pertama Kali Makan di Warteg: Mendadak Goblok saat Ditanya “Mau Makan Apa?”, Kenyang tapi Menyesal, hingga Tebus Nasib Miris Masa Kecil

13 Juli 2025
Fadli Zon: Narasi Orde Baru dalam Bayang-Bayang Reformasi

Fadli Zon: Narasi Orde Baru dalam Bayang-Bayang Reformasi

12 Juli 2025
Kebaikan bakso di Surabaya. MOJOK.CO

Kebaikan Pedagang Bakso yang Membekas di Hati Saya, 40 Tahun Keliling untuk Kuliahkan Anak hingga S2

14 Juli 2025
Indonesia krisis fatherless. MOJOK.CO

Apresiasi untuk Ayah yang Antar Anak ke Sekolah Hanyalah Perayaan Simbolis, Pemerintah Belum Selesaikan Masalah Utama

15 Juli 2025
Pangan dari Tanaman Liar: Budhe Somplak dan Upaya Merawat Alam lewat Pertanian Berkelanjutan

Pangan dari Tanaman Liar: Budhe Somplak dan Upaya Merawat Alam lewat Pertanian Berkelanjutan

10 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.