Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

5 Riders Ajaib Grup Organ Tunggal Elektone di Hajatan Kampung

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
23 November 2020
A A
5 Riders Ajaib Grup Organ Tunggal Elektone di Hajatan Kampung

5 Riders Ajaib Grup Organ Tunggal Elektone di Hajatan Kampung

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Selera riders musisi di acara hajatan itu punya levelnya sendiri. Terutama grup organ tunggal elektone di kampung daerah saya.

Sebagai pemuda kampung yang kerap ditugasi menyediakan musisi untuk nikahan, ultah, sampai sunatan, saya punya pengalaman yang mumpuni. Kamu mau minta musisi model gimana? Insya Allah, bisa lah saya sediakan.

Dari gamelan, keroncong, full-band, akustik band, qasidahan, sampai organ tunggal. Semua bisa saya sediakan kontaknya mengikuti tema acara dan permintaan yang punya hajat.

Setidaknya, selama ini saya tak pernah mendapat komplain dari yang punya hajat atau WO, artinya reputasi saya cukup bagus. Meski ya reputasi mentereng ini cuma untuk area kampung saya sendiri sih.

Meski komplain dari tuan ramah yang punya hajat tak pernah saya terima, namun bukan berarti saya tak pernah dapet masalah. Komplain paling sering saya dapat justru dari musisi yang saya undang.

Komplainnya biasanya sekadar masalah teknis dan miss-komunikasi doang sih. Dan yang paling sering saya temui adalah perkara riders. Itu lho, permintaan khusus (di luar kontrak) dari si artis sebelum, sesudah, atau ketika manggung.

Ada saja riders yang kurang baik saya penuhi permintaannya. Misal dari jenis sound system, jumlah colokan, panggung yang kurang besar, waktu yang ngaret, dan masih banyak lagi.

Meski begitu, band-band yang selama ini saya undang kebanyakan tetap main secara profesional. Hanya sesekali saya mendapat kasus ridersnya nggak terpenuhi terus mereka jadi main asal-asalan.

Nah, omong-omong soal riders, perlu kamu tahu selera riders musisi di acara hajatan kampung itu punya levelnya sendiri. Dan riders semacam itu kadang gampang-gampang susah.

Untung saya belum pernah menyediakan riders yang sekelas Beyonce, Madonna, atau Mariah Carey, wah hayaaa bisa semaput saya kalau ngurusi yang kelas internasiyinil begitu. Yang kelas kampung aja kadang badan ini cuapeknya luar biasa og.

Nah, beberapa riders ini kadang cukup unik bin aneh binti ajaib. Dan riders jenis ini paling sering saya dapati dari grup-grup organ tunggal di hajatan kampung. Dan ini lima di antaranya. Yuk, cekidot.

Puyer pereda sakit kepala

Pernah suatu malam saat sebuah grup organ tunggal manggung, si pemain kendang tiba-tiba minta dibelikan puyer sama saya.

Hayaaa jelas saya pikir dia lagi sakit kepala, maka segera saya tawari obat apotik dengan kualitas yang lebih baik. Anehnya, si pemain kendang menolak dan ngotot tetep minta puyer warung.

Padahal saya sedang di backstage dan ngurusi macam-macam. Akhirnya saya kelabakan nyari puyer warung itu. Saya cuma khawatir, kalau sakit kepala si pemain kendang nggak teratasi, pagelaran konser malam itu bakal kacau balau.

Iklan

Setelah penuh perjuangan cari warung yang masih buka, akhirnya saya berhasil dapat puyer. Segera saya bawa ke hadapan baginda pemain kendang grup organ tunggal yang dari tampang terlihat tidak sakit kepala sama sekali.

Anehnya, bukanya langsung diminum, si pemain kendang minta kopi. Saat kopi datang, bungkus puyer dibuka pake gigi langsung masuk ke gelas kopi. Setelah itu ditenggaklah itu kopi.

Entah kenapa, setelah minum ramuan aneh itu, tenaga si pemain kendang langsung semangat, powerfull, dan trengginas. Main kendang berjam-jam bisa dibabat habis tanpa jeda. Luar biasa.

Baru saya tahu setelah acara selesai. Si pemain kendang sudah sejak remaja ketagihan puyer campur kopi hitam untuk memacu tenaganya. Howalah, ternyata puyer campur kopi tadi jadi doping.

Waduh, trengginas sih trengginas, tapi kok asupannya bahaya. Jangan ditiru yha~

Request bungkusin banyak makanan

Saya sih nggak keberatan dengan hal ini, cuma kadang tidak sreg saja. Sejak awal tiap ditawari makanan dia menolak. Tahu-tahu saat acara hampir selesai, dia nyodorin plastik ke saya. Dia minta saya bungkusin makanan buat di rumah katanya.

Masih mending kalau cuma satu plastik, masalahnya si pemain band organ tunggal ini kasih beberapa plastik. Minta beberapa menu dimasukin ke sana, katanya.

Saya itu heran karena yang beginian kan biasanya ibu-ibu ya, lah tapi ini om-om gondrong tatoan. Oke deh, sebenarnya permintaannya tidak terlalu sulit, cuma kan ya ini bikin saya malu dong kalau dilihatin banyak orang bungkusin makanan hajatan.

Akhirnya, saya beranikan diri untuk menolak, meski begitu selesai acara saya ajak kru grup organ tunggal ini ke warung. Saya bungkusin beberapa makanan pakai kocek saya sendiri untuknya.

Bukan apa-apa, saya malas jelasin ke tuan rumah yang punya hajatan soal permintaan khusus kayak gini. Lagian saya kan kasihan juga, siapa tahu makanan itu memang buat anak-anaknya di rumah.

Minta nomer adik mempelai

Ya ini betulan. Suatu hari seorang pemain grup organ tunggal duduk di sebelah saya sebelum mengisi acara. Kebetulan hajatannya saat itu adalah pernikahan. Keluarga pengantin masih sibuk berfoto di depan pelaminan. Si pemain organ ini tiba-tiba bisikin saya.

“Itu siapa, Pak?”

Dia menujuk cewek manis berkebaya pink yang tengah berfoto.

“Itu adik pengantin,” jawab saya lirih. Saya tahu arah pembicaraan ini.

“Minta nomernya sana, Mas. Riders player lho ini.”

Saat saya suruh minta sendiri dia bilang malu. Ealah ngerepotin aja. Gara-gara saya tolak permintaannya di tengah-tengah lagu dia sering salah. Lalu di tengah-tengah jeda lagu, si pemain grup organ tunggal ini selalu manggil saya untuk minta saya ngasih nomer itu cewek.

Oke deh, saya sih memang sebenarnya punya nomernya, tapi kan itu nggak profesional. Ya tapi ketertarikannya sih nggak bisa disalahin juga. Hawong memang cantik banget kok adik pengantinnya.

Yaelah, Mas, dikira sini juga nggak tertarik apa. Ya kalau mau kompetisi yang fair dong, minta aja nomernya sendiri sana. Riders sih riders, tapi kalau urusan begini mah nanti dulu.

Minta dikerokin

Saya sempat curiga saat bertemu pemain organ tunggal satu ini. Di kepalanya tertempel dua buah koyok cabe yang dipotong kecil. Bau balsem urut menyeruak.

Saya sudah minta untuk istirahat saja biar saya cari pemain lain. Ya sebagai EO penyedia musisi acara hajatan kampung, saya nggak mau dong kalau sampai acara jadi ambyar.

Hebatnya, pemain organ tunggal yang saya undang ini ternyata tetap bekerja dengan baik sampai jam 12 malam. Setelah semua penonton pulang, kami masuk rumah salah satu panitia. Tak diduga si pemain organ tunggal ini menyodorkan krim malam ke saya. Minta dikeroki, begitu katanya.

Awalnya saya heran juga, kok kerokan pakai krim malam? Begitu saya buka bungkus krim malamnya, ealah ternyata di dalamnya ada koin 500-an perak yang sudah direndam minyak goreng.

Duh, mana koinnya sudah kehitam-hitaman karena kerak daki. Howalah nasib, nasib. Selesai dari ngurusin artis organ tunggal di panggung, kini malah jadi kolektor daki.

Minta jamu kunir asem

Pernah beberapa menit sebelum tampil, seorang pemain organ tunggal wasap saya agar dicarikan kunir asem. Saat itu saya sedang sibuk sampai saya lupa riders itu.Sampai akhirnya si pemain datang, saya masih bilang belum bisa nyari.

Saya beralasan waktunya mepet. Si pemain organ tunggal tampak kesal sama saya, meski begitu dia tetap main dengan profesional. Saya pun duduk tepat di samping bawah pemain organ tunggal itu. Saya stand-by aja, jaga-jaga kalau si pemain minta apa gitu.

Setengah jam pertama, semua tampak normal. Saya hanya merasa sedikit aneh karena si pemain organ tunggal ini berganti-ganti posisi duduk.

Sampai beberapa menit kemudian, wusss bau menyengat menusuk hidung. Tak hanya sekali, berkali-kali. Korbanya tak cuma saya, biduan, pemain kendang juga merasakan.

Rupanya si pemain organ ini habis makan banyak ubi dan jagung bakar. Perutnya sakit dan sejak tadi menahan BAB. Howalah, pantas dari tadi dia minta kunir asem.

Karena sudah nggak tahan, saya pun komplain kenapa tadi nggak minta obat diare aja? Si pemain organ tunggal ini ngaku nggak pernah mau minum obat dokter. Penuh bahan kimia katanya, maunya yang alami-alami aja. Cuma percaya jamu, katanya.

Untuk yang satu ini saya akui, ini murni kesalahan saya. Kalau saja riders itu tadi saya penuhi sejak awal, saya tak perlu menahan nafas sepanjang acara. Hanya saja, saya masih bersyukur karena tak ada “serangan udara” yang bunyi.

Lah kalau bunyi efek suara kentut di sound yang nge-bass itu masuk, apa ya kami siap dirajam sama tamu yang lagi pada makan di hajatan itu? Wah, ha mending prei, Boskuuu. Preiii.

BACA JUGA 10 Ucapan Alternatif Saat Cek Sound Selain Tes 123.

Terakhir diperbarui pada 26 April 2022 oleh

Tags: EOhajatankampungKonserorgan tunggalpengantin
Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Pengusaha dekorasi dan persewaan alat pesta. Tinggal di Secang, Magelang.

Artikel Terkait

Tepuk Sakinah saat bimbingan kawin bikin Gen Z takut menikah. Tapi punya pesan penting bagi calon pengantin (catin) sebelum ke jenjang pernikahan MOJOK.CO
Ragam

Terngiang-ngiang Tepuk Sakinah: Gen Z Malah Jadi Males Menikah, Tapi Manjur Juga Pas Diterapkan di Rumah Tangga

26 September 2025
jasa sewa iphone jogja.MOJOK.CO
Ragam

Rela Sewa iPhone Berhari-hari Sampai Habis Lebih dari Sejuta, Persewaan di Jogja Diburu Anak SMA sampai Orang Tua Demi Konten

9 Mei 2024
Saat Wisatawan di Jogja Kewalahan Hadapi Pengemis dan Pengamen yang Mengintimidasi. MOJOK.CO mahasiswa event kampus
Kampus

Mahasiswa Jogja Cari Dana Event Kampus dengan Mengamen: Tanda Kreativitas Mahasiswa Seret atau Dana Kampus yang Mepet Banget?

2 April 2024
Latah Gara-Gara Konser Taylor Swift di Singapura, Kenapa Indonesia Kaget?
Video

Latah Gara-Gara Konser Taylor Swift di Singapura, Kenapa Indonesia Kaget?

26 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.