Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Tabloid BOLA Tutup: Sebuah Afeksi dan Ungkapan Terima Kasih

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
19 Oktober 2018
A A
tabloid bola tutup MOJOK
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Tabloid BOLA tutup. Bentuk fisiknya akan hilang seiring waktu. Namun, ilmu yang saya dapat akan terus bertahan, dirawat, dan menjadi dasar.

Tahun 1984, saat itu hari Jumat, BOLA resmi terbit untuk kali pertama. Kini, tahun 2018, pada yang sama, Jumat, tabloid Bola tutup. Senjakala media cetak merek bilang. Boleh jadi betul. Roda besi bermerek zaman itu menggilas siapa saja. Terutama mereka kesulitan beradaptasi. Seperti hidup, ia bertunas, berbuah lebat, lalu mati pada saatnya.

Tidak ada yang abadi, demikian juga produk jurnalistik. Ia bisa bertahan hingga 10 atau bahkan 20 tahun. Namun pada titik tertentu, ujung lorong itu akan terjumpa pula. Pada saatnya, kita, anak-anak zaman yang mencicip buah kerja jurnalistik itu hanya bisa mengucapkan terima kasih dan mengenangnya sebagai asupan ilmu yang abadi.

Bagi anak-anak generasi 80an, para penggila sepak bola terutama, tabloid BOLA adalah kawan yang baik. Ulasannya jernih, mudah dipahami, bahkan oleh saya yang kala itu masih sekolah dasar ketika kali pertama membaca BOLA. Kakak dan saudara-saudara saya pembaca BOLA yang tertib. Ketika sudah terkumpul beberapa edisi, kumpulan tabloid itu lalu dikliping.

Piala Dunia 1994 adalah sebuah masa di mana tabloid BOLA menjadi rebutan olah kakak-kakak saya. Ketika sampai di tangan saya, kertasnya sudah lecek. Kadang di beberapa titip menjadi berminyak atau kena noda kopi. Saya tak memedulilkannya, asal bisa membaca soal Roberto Baggio dan Franco Baresi. Dua pemain legenda yang pertama saya gandrungi.

Apalagi, Piala Dunia 1994 itu sungguh berkesan. Timnas Italia memukau mata saya. Seiring kepopuleran Serie A, melihat Baggio dan Baresi di Piala Dunia sungguh membuat penasaran. Meski sayang, di laga puncak, Italia dikalahkan Brasil secara menyakitnya. Sakit, bukan hanya timnas Italia yang merasakannya. Tetapi hati saya juga, melihat Baggio gagal mengeksekusi penalti. Perasaan kecewa hadir dan diri ini menjadi murung.

Seiring usia, tabloid BOLA bukan hanya kawan yang baik. Ia malih rupa menjadi guru. Ulasan-ulasan Ian Situmorang, kalimat-kalimat Weshley Hutagalung, dan kosmopolitanisme Rob Hughes. Darmanto Simaepa, peneliti sekaligus penulis buku Tamasya Bola menyebut cita rasa yang dihadirkan Rob Hughes menjadi salah satu kekuatan Tabloid Bola.

“Teknik menulisnya menjadikannya istimewa, dan membuat ulasan-ulasan sepak bola yang ditulis wartawan Indonesia, koran mana pun terasa membosankan. Persepektif dan cara pandangnya terhadap bagaimana sepak bola harus dimainkan dan nilai-nilai olahraga harus diutamakan menarik hati,” tulis Darmanto dalam artikel berjudul “Tiga Tamasya Kecil Ke Masa Lalu Bersama BOLA” yang tayang di belakanggawang.blogspot.com pada tanggal 3 Januari 2016.

Ia seperti suar, menjadi pemandu bagi siapa saja untuk belajar tentang sepak bola. Tabloid BOLA juga yang menjadi penantang bagi diri saya ketika belajar menulis sepak bola. Salah satu artikel yang saya ingat punya judul “Gelombang Collymore”. Bukan isi atau penulis yang saya ingat, tetapi judul.

Namun, judul itu membekas. Ketika kesulitan membuat ide untuk tulisan, dua kata itu saya ingat kembali: “Gelombang Collymore”. Kreativitas memadukan dua kata yang sebetulnya tidak berhubungan menjadi satu kesatuan adalah pelajaran yang penting. Kelak, saya mengenalnya sebagai analogi. Tabloid BOLA yang mengajarkan ilmu itu secara tidak langsung.

BOLA juga yang kali pertama bersedia memuat tulisan untuk diunggah di sebuah media. Bangga sekali rasanya ketika tulisan opini pendek dengan judul “4-4-2 Indonesia” itu tayang. Beberapa hari kemudian, sebuah paket tiba di rumah. Sebuah kaos berwarna kuning cerah dengan desain Si Gundul, maskot Tabloid BOLA. Kaos itu dipakai ibu saya. Katanya bentuk kebanggaan tulisan anaknya tayang di sebuah media nasional.

Masa-masa bulan madu dengan Tabloid BOLA bertahan hingga saya kuliah. Rasa nyaman ketika memegang buku atau koran secara fisik beriringan dengan kebiasaan baru membaca ulasan sepak bola lewat internet. Pandifootball, Fandom, FourFourTwo menjadi jujugan baru. Lama kelamaan, niat membeli BOLA surut. Ilmu yang bisa saya dapatkan secara cepat dan murah membuat situsweb-situsweb menggantikan tabloid atau koran fisik lainnya.

Hingga pada titik itu. Titik di mana saat ini, hari penghabisan, hari tabloid BOLA tutup, kulit di jari-jari saya tidak lagi bersentuhan dengan tabloid itu. Ingatan akan lembar-lembar kertas itu tidak lagi terasa, namun ilmu yang tersaring bertahan abadi. Ilmu yang menemani saya ketika dipercaya menjadi editor Fandom.id, redaktur Football-Tribe.com, dan kini mengampu rubrik Balbalan di Mojok.

Ilmu itu seperti kenangan manis yang berusaha kita pertahankan. Berusaha kita rawat karena guna dan manfaatnya. Ilmu dari BOLA itu menjadi dasar pekerjaan dan sumber kehidupan saya saat ini.

Iklan

Tabloid BOLA tutup adalah titik hilangnya bentuk fisik. Bentuk cinta dan kenangan akan terus terjaga. Sebuah refleksi afeksi ini saya tuliskan dengan mengingat kembali aroma kertas tabloid BOLA yang masih baru. Aroma yang dinantikan setiap Selasa dan Jumat. Aroma yang mengingatkan saya untuk terus belajar. Pada akhirnya, terima kasih BOLA.

Terakhir diperbarui pada 19 Oktober 2018 oleh

Tags: bolakorantabloid bola
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Bukan Koran Kedaulatan Rakyat, Surat Kabar Pertama di Jogja Terbit 146 Tahun Lalu MOJOK.CO
Memori

Bukan Koran Kedaulatan Rakyat, Surat Kabar Pertama di Jogja Terbit 146 Tahun Lalu

6 Oktober 2023
Seorang Kakek 73 Tahun di Solo yang Setia Jualan Kliping Sumber Ilmu Pengetahuan. MOJOK.CO
Sosok

Seorang Kakek 73 Tahun di Solo yang Setia Jualan Kliping Sumber Ilmu Pengetahuan

23 Mei 2023
Kisah Loper Koran, Terus Bertahan Demi Sesuap Nasi Meski Sepi Pembeli. MOJOK.CO
Geliat Warga

Kisah Loper Koran, Terus Bertahan Demi Sesuap Nasi Meski Sepi Pembeli

6 Maret 2023
koran bisa dimakan mojok.co
Luar Negeri

Ada Koran di Jepang yang Bisa Dimakan, Bagaimana Bisa?

15 Desember 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.