Kosongkan GBK: Di Batas Nasionalisme dan Tendangan ke Bokong PSSI - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
Home Balbalan

Kosongkan GBK: Di Batas Nasionalisme dan Tendangan ke Bokong PSSI

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
19 November 2018
0
A A
Kosongkan GBK MOJOK.CO
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Tagar kosongkan GBK ditentang banyak orang, meski memang yang mendukung malah lebih banyak. Apakah gerakan kritik ini tidak nasionalis?

Saya pikir ini adalah gerakan yang bagus. Tagar kosongkan GBK sempat mendominasi lini massa media sosial, terutama Twitter. Sebagai sebuah protes, gerakan ini harus ada. Bahkan bila perlu, terus dilakukan karena PSSI butuh “tendangan ke bokong mereka”. Meski memang, gerakan protes tak selamanya mulus saja.

Saya masih berpikir ini adalah gerakan yang bagus. Meski memang, mereka yang kontra jumlahnya sangat banyak. Lewat sebuah polling selama dua jam di Twitter yang diikuti 605 orang, sebanyak 16 persen menyatakan gerakan ini tidak nasionalis, alias tidak setuju. Sisanya, 84 persen, menyatakan setuju karena demi perubahan.

Saya berpikir ini gerakan yang bagus. Aksi protes memang harus diuji oleh dua sisi pendapat. Tanpa diskusi, aksi protes hanya akan menjadi sebatas teriakan tanpa makna. Dua sisi pendapat ini tidak ada yang salah. Keduanya punya nalar yang sama-sama kuat dan masuk akal. Yang perlu kita lakukan hanya terus bergandengan tangan, saling mengingatkan, karena muaranya sama, yaitu perbaikan sepak bola Indonesia.

Saya berpikir ini gerakan yang bagus. Dari sisi mereka yang tidak setuju, kosongkan GBK bisa dipandang sebagai aksi tidak nasionalis. Alasannya? Karena yang didukung adalah tim nasional. Pada titik tertentu, tim nasional tidak boleh dijadikan korban atas kebusukan pengurus sepak bola Indonesia. Mereka perwakilan negara ini.

Baca Juga:

PSSI: Grup Lawak Yang Mengalahkan Kelucuan Warkop DKI

5 Fakta Menarik Lolosnya Timnas Sepak Bola Indonesia di Piala Asia

Persebaya Hanya Kalah dari Orang Dalam dan Orang Gila

Bambang Pamungkas berkata bahwa kritik itu boleh dilakukan. Namun, sebaiknya, suporter tidak meninggalkan pemain sendirian. Mau bagaimana pun, mereka yang bertanding di lapangan mewakili dan memikul beban negara. Mereka membawa nama baik sepak bola Indonesia yang sudah tidak berbau sedap sejak lama.

Ketika kondisi liga semakin tidak menyenangkan, tim nasional menjadi satu-satunya unit yang masih menarik untuk ditonton dan didukung. Dan, tagar kosongkan GBK seperti menyerang greget ini. Sangat bisa dimaklumi, karena selama ini, hanya tim nasional yang bisa menyatukan suporter-suporter di Indonesia. Ini sebuah perayaan. Bahkan pada titik tertentu, dianggap ibadah.

Saya pikir ini pendapat yang bagus. “Jangan biarkan tim nasional sendirian,” kata orang-orang yang menolak tagar kosongkan GBK. Lantas, jika sebegitu luhurnya, mengapa tagar kosongkan GBK bisa sangat ramai didukung?

Ada beberapa alasan yang terlintas di benak saya ketika gerakan yang bagus ini dilakukan. Pertama, suporter harus punya satu aksi yang besar dan bisa bergaung selama mungkin. Jika selama ini protes kepada PSSI hanya sebatas “aksi kedaerahan”, tagar kosongkan GBK seperti menyatukan kesadaran akan sebuah “tendangan ke bokong PSSI”.

Dahulu, di pelajaran sejarah dijelaskan, salah satu sebab kegagalan perjuangan di daerah ketika melawan penjajah Belanda adalah karena gerakan itu sendiri terlalu bercorak kedaerahan. Tidak ada kesadaran kolektif untuk bergerak bersama-sama. Alhasil, penjajah Belanda bisa mempraktikkan politik divide et impera dengan membuat daerah-daerah saling berperang.

Kondisinya mirip. Suporter butuh sebuah pemikiran tunggal, yang disepakati bersama, untuk menyerang “kolonialisme sepak bola Indonesia”, oleh bangsanya sendiri. Sepak bola Indonesia, sebuah ladang subur, sumber dayanya diisap oleh segelintir orang jahat. Muaranya, tim nasional tidak pernah betul-betul berprestasi. Berprestasi? Bermain baik saja belum.

Memanfaatkan sebuah unit yang punya gaung luas, tagar kosongkan GBK berhasil mengusik nalar kita. Tim nasional adalah ujung tombak dari kerja profesional yang dilakukan para pengurus. Kalau liga tidak bagus, pembinaan omong kosong, manajemen tim nasional tidak sukses, performa di atas lapangan sudah cukup menunjukkan.

Kedua, ini sebuah gerakan yang bagus karena berusaha menyadarkan kita bahwa sudah saatnya kita bersatu untuk protes. Ini bentuk kepedulian kepada wajah sebuah negara. Kalau sudah begitu, bukankah tagar kosongkan GBK itu sangat nasionalis? Ya kamu boleh kok berkata bahwa gerakan ini masih berdiri di batas nasionalisme.

“Lantas, bagaimana dengan para pemain?” Kamu bertanya. Para pemain punya sebuah wadah sendiri bernama Asosiai Pemain Sepak Bola Profesional Indonesia atau APPI.

Apakah wadah ini sudah bekerja maksimal demi kebaikan para pemain? Apakah wadah ini sudah gencar “mengadvokasi” pemain-pemain di Liga 2 yang gajinya belum dibayar meski sudah tidak bermain di 16 besar? Apakah wadah ini sudah memerhatikan kesejahteraan pemain secara merata? Atau hanya berani maju ke depan menjadi tameng pemain-pemain di Liga 1 saja?

Dwi C. Prasetyo, salah satu followers saya berkata demikian: “Memang kita sepakat federasi harus wawas diri. Tapi di sisi lain, fans atau masyarakat kita secara keseluruhan, harus sama-sama wawas diri.” Wawas diri adalah sebuah aksi untuk mengoreksi diri sendiri secara jujur. APPI termasuk di dalam kotak “masyarakat” ini. Mereka pun harus introspeksi dengan bertanya, “Apakah saya sudah cukup adil mengadvokasi semua pemain di semua jenjang liga?”

Maka dari itu, gerakan kosongkan GBK bukan bentuk rasa tidak peduli kepada para pemain. Kalau gerakan ini tambah besar dan punya pengaruh, sebuah jalan perubahan pasti terbuka. Jika perubahan itu terjadi, pada ujungnya, para pemain juga merasakan nikmatnya. Tentunya bukan kamu-kamu semua, tetapi generasi mendatang yang harus bebas dari bobroknya federasi.

Kritik pasti tidak membuat nyaman mereka yang kena kritik atau para pendukungnya. Gerakan kosongkan GBK jangan disalahtargetkan. Gerakan ini masih di dalam batas nasionalisme. Kalau kamu tidak nyaman, ya tidak masalah. Toh beda pendapat tak selamanya harus berakhir dengan pelabelan yang menjemukan seperti Pilpres 2019. Sepak bola jangan sampai sebodoh itu.

Tagar kosongkan GBK adalah sebuah aksi mengusik nalar masing-masing, bukan untuk memuaskan hasrat tertentu. Nalar yang terusik, harusnya, menjadi bibit revolusi. Bibit perubahan yang tak kunjung terjadi di sepak bola Indonesia. Oleh sebab itu, saya pikir ini gerakan yang bagus.

Terakhir diperbarui pada 19 November 2018 oleh

Tags: kosongkan GBKLiga 1 IndonesiaPSSItim nasional
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

PSSI: Grup Lawak Yang Mengalahkan Kelucuan Warkop DKI

PSSI: Grup Lawak Yang Mengalahkan Kelucuan Warkop DKI

16 Juni 2022
timnas lolos piala asia marselino ferdinan

5 Fakta Menarik Lolosnya Timnas Sepak Bola Indonesia di Piala Asia

15 Juni 2022
Persebaya Hanya Kalah dari Orang Dalam dan Orang Gila MOJOK.CO

Persebaya Hanya Kalah dari Orang Dalam dan Orang Gila

5 Februari 2022
Haruna Out? Goodbye Shin Tae-yong, Revolusi PSSI Cuma Sebatas Angan

Haruna Out? Goodbye Shin Tae-yong, Revolusi PSSI Cuma Sebatas Angan

17 Januari 2022
PSSI Gugat Mata Najwa ke Pengadilan: Langkah Cerdik dari PSSI

PSSI Gugat Mata Najwa ke Pengadilan: Langkah Cerdik dari PSSI

5 November 2021
Menculik PSS Sleman MOJOK.CO

Manajemen PSS Sleman dan Kelakuan Aneh Orang Kaya di Dunia Sepak Bola

30 Oktober 2021
Pos Selanjutnya

Hukum D-M Bahasa Indonesia: Ini Penting dan Tidak ada Hubungannya dengan DM Instagram

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Kosongkan GBK MOJOK.CO

Kosongkan GBK: Di Batas Nasionalisme dan Tendangan ke Bokong PSSI

19 November 2018
Garuda Pancasila, Sudharnoto

9 Fakta Pencipta Lagu Garuda Pancasila yang Tersingkir dari Sejarah

26 Juni 2022
Lokasi 18 SPBU di Jogja untuk uji coba MyPertamina

Lokasi 18 SPBU di Jogja yang Jadi Tempat Uji Coba MyPertamina untuk Roda Empat

30 Juni 2022
kecurangan SBMPTN

Polisi Amankan 15 Pelaku Kecurangan SBMPTN di UPN Veteran Yogyakarta

28 Juni 2022
baskara aji mojok.co

Soal Jam Malam, Sultan Minta Menyeluruh di Jogja

24 Juni 2022
Pertamina dan aplikasi MyPertamina yang bikin ribet rakyat kecil! MOJOK.CO

MyPertamina dan Logika Aneh Pertamina: Nggak Peka Kehidupan Rakyat Kecil!

29 Juni 2022
Kasman Singodimedjo tagih janji ke Sukarno sial Piagam jakarta

Kasman Singodimedjo, Menagih Janji 7 Kata Piagam Jakarta pada Sukarno

26 Juni 2022

Terbaru

money heist korea mojok.co

3 Pemeran Money Heist Korea Ceritakan Tantangan dan Momen Paling Berkesan Saat Produksi

1 Juli 2022
Tjipto Mangoenkoesoemo [Bag.2]: Anti Raja dan Anti Kolonial

Tjipto Mangoenkoesoemo [Bag.2]: Anti Raja dan Anti Kolonial

1 Juli 2022
laman mypertamina eror mojok.co

Laman MyPertamina Eror, Sejumlah Warga Jogja Batal Daftar Pembelian BBM Subsidi

1 Juli 2022
provinsi baru mojok.co

Tiga Provinsi Baru di Papua Disetujui DPR, Persiapan Mulai Dijalankan  

1 Juli 2022
roy suryo mojok.co

Roy Suryo Diperiksa 3 Jam di Polda Metro, Bantah Akun Twitternya Disita

1 Juli 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In