Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

“Equal Game” Chelsea vs Arsenal ala UEFA yang Dikecam

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
26 Mei 2019
A A
Chelsea vs Arsenal MOJOK.CO_
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Final Liga Europa antara Chelsea melawan Arsenal dikecam banyak pihak. Mulai dari masalah politik, biaya perjalanan, sampai alokasi tiket untuk masing-masing fans.

UEFA punya gawe. Mereka punya kampanye yang diberi tajuk #equalgame. Buat kamu yang nggak tahu, kampanye ini punya arti sebagai berikut: “Semua orang harus bisa menikmati sepak bola. Tak peduli siapa kamu, dari mana kamu berasal, atau cara kamu bermain. Inilah Equal Game.” Sayangnya, kampanye itu berbalik menampar wajah UEFA yang bergurat korup itu.

Sebuah kampanye yang sebetulnya baik adanya. Tanpa memandang latar belakang, perbedaan fisik, sampai keturunan, kamu semua seharusnya bisa menendang bola yang sama. Mau pakai gawang besi, bermain di lapangan standar internasional sampai balbalan dengan gawang sandal jepit dan lapangan di atas tanggul pinggir kali. Semuanya sama.

Sayang, di sepak bola, bahkan di kehidupan nyata, kamu tidak akan bisa memuaskan semua pihak. Bahkan ketika niat sudah baik yang dilambari dengan tajuk yang ndakik-ndakik. Tak bisa disangkal, sepak bola adalah wajah kehidupan itu sendiri. Sepak bola tak usai selama 90 menit. Salah satunya, sepak bola tak lepas dari politik.

Final Liga Europa antara Chelsea vs Arsenal pun tak bisa menghindar dari kenyataan itu. Mulai dari pemilihan tempat laga final digelar, sampai kenyataan bahwa Henrikh Mkhitaryan tak bisa terbang ke Baku, Azerbaijan karena alasan politis.

Kita rembug pelan-pelan. Equal game memungkinkan siapa saja untuk “bermain”, atau kata ini bisa kita ganti menjadi “menikmati” sepak bola. Menikmati bisa diartikan menonton atau menjadi pihak yang menyediakan tempat. Jadi, jika Chelsea vs Arsenal digelar di Baku, Azerbaijan, justru sangat mendukung kampanye itu.

Seperti Piala Dunia, misalnya. FIFA memberi kesempatan negara-negara dari “dunia ketiga” untuk menjadi tuan rumah. Mulai tuan rumah bersama Korea Selatan dan Jepang hingga Afrika Selatan. Piala Dunia di Korea dan Jepang berlangsung mulus, mulai dari persiapan hingga paripurna karena dua negara itu sudah sangat maju dalam hal perencanaan hingga eksekusi.

Piala Dunia di Afrika Selatan adalah Piala Dunia penuh tantangan. Infrastruktur, hingga keamanan. Namun, FIFA tetap memberi kesempatan karena percaya juga dengan kampanye equal game ala EUFA.

Nggak cuma negara-negara mapan di Eropa yang bisa menjadi tuan rumah. UEFA memandang final Piala Europa antara Chelsea melawan Arsenal layak digelar di mana saja. Dan, Baku, sebuah kota di Eropa Timur, mendapat kesempatan. Perlu diingat, pemilihan tempat final ini sudah dilakukan sejak jauh hari, sebelum diketahui bahwa Chelsea akan bermain di final melawan Arsenal.

Atas dasar asas equal game, semuanya menjadi masuk akal. Namun, di sinilah masalah terjadi. Seperti yang saya sebut di atas, sepak bola dan politik seperti dua sisi di sekeping koin. Buat contoh, kita bisa melihat ke sepak bola Indonesia saja.

Ketika APBD masih boleh digunakan sebagai sumber biaya, adalah biasa ketika kepala daerah, bupati, walikota, gubernur, menjabat sebagai ketua umum klub. Bahkan ada yang menjadi manajer. Tujuannya untuk memudahkan aliran dana APBD tersebut.

Kamu tahu, tata cara pemilihan umum di Indonesia mengedepankan aspek popularitas (pemilihan langsung). Fakta itu mendorong para tokoh politik mendekati sepak bola. Sebagai olahraga paling populer, sepak bola menjadi kendaraan politik.

Menunggangi sepak bola, banyak tokoh yang tadinya kurang populer mendadak begitu dikenal. Mereka lebih mudah memperoleh ruang pemberitaan di media massa dan media sosial. Juga lebih mudah untuk menjumpai calon pemilihnya. Cukup dengan datang ke stadion, sudah bisa berjumpa dengan puluhan ribu calon pemilihnya.

Pola seperti ini yang bisa kita lihat dari sepak terjang Edy Rahmayadi. Edy pernah menjadi Pangdam Bukit Barisan dan menjabat Pangkostrad. Namun, Edy Rahmayadi sadar bahwa jabatan militernya itu tidak cukup mengangkat popularitas namanya dan bekal untuk masuk ke politik praktis. Selebihnya, kita tahu bagaimana kisah Bapak Edy.

Iklan

Kembali ke final Chelsea vs Arsenal, kondisi politik antara Azerbaijan dan Armenia membuat Mkhitaryan tidak mendapat “izin” datang. Bahkan ketika pihak pemerintah Azerbaijan siap menjamin keamanan, nuansa “permusuhan” membuat Arsenal dan Mkhitaryan mengambil langkah paling aman: si pemain menonton final Chelsea vs Arsenal di London.

UEFA dikecam dari dua sisi, pihak Chelsea dan Arsenal. Equal game dianggap tak punya taji, bahkan kampanye kosong belaka. Niat awal mengizinkan kota medioker untuk merasakan euforia sepak bola yang sama dengan “kota kelas satu”, menjadi sebuah bencana sosial yang mencoreng sepak bola itu sendiri.

Namun itulah kenyataan yang harus kita terima. Toh UEFA tak mungkin memindahkan tempat final begitu saja. Ya meskipun (sepertinya) bisa, langkah itu akan semakin memperburuk citra UEFA sebagai badan sepak bola yang seharusnya netral dan mengakomodir semua orang. Apakah Baku dan Azerbaijan akan diam ketika potensi “wisata” mereka dipangkasi begitu saja?

Kompromi harus dicapai, dan sekali lagi, kamu tak bisa memuaskan semua orang. Pun dengan fans Chelsea dan Arsenal yang harus menempuh 2.500 mil dari London menuju Baku, dengan biaya mencapai 1000 paun, dan waktu tempuh perjalanan sampai 20 jam. Fans Chelsea dan Arsenal Mengeluh? Fans sepak bola Indonesia sudah terlatih ketika harus away days ke Stadion Marora, mantan kandang Perseru Serui.

Saya tidak ingin mencoba bijaksana. Saya cuma berusaha menyajikan situasi nyata yang perlu kita pikirkan bersama. Meski protes dan mengeluh, toh Chelsea dan Arsenal tetap mengirim pemainnya ke Baku. Mau walk out? Ini bukan Liga Indonesia di mana walk out cuma dihukum kalah. Walk out di liga profesional bisa berbuntut panjang.

Terlepas dari UEFA yang dipandang korup dan segala keburukan itu, pada titik tertentu dalam hidup, yang bisa kita lakukan adalah berjalan ke depan. Pada titik tertentu juga, yang bisa kita lakukan, pendukung Chelsea dan Arsenal yang akan nonton dari layar kaca Indonesia, adalah memberikan doa dan tulisan penyemangat kepada para pemain lewat media sosial.

UEFA korup? Gusti Allah tidak tidur, my love~

Terakhir diperbarui pada 26 Mei 2019 oleh

Tags: ArsenalchelseaElLiga Europa
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Todd Woodward: Ketika Orang Nggak Ngerti Bola Megang Chelsea
Video

Todd Woodward: Ketika Orang Nggak Ngerti Bola Megang Chelsea

8 September 2022
Chelsea Kena Tikung, Cristiano Ronaldo Ditolak, Frenkie De Jong Menangis
Video

Chelsea Kena Tikung, Cristiano Ronaldo Ditolak, Frenkie De Jong Menangis

28 Juli 2022
Derby London Utara: Arsenal Atau Tottenham Hotspur, Siapa Lolos Ke UCL?
Video

Derby London Utara: Arsenal Atau Tottenham Hotspur, Siapa Lolos Ke UCL?

12 Mei 2022
Mesut Ozil Dibeli RANS FC Milik Raffi Ahmad? Ozil Bakal Merasa Pulang ke Rumah MOJOK.CO
Balbalan

Mesut Ozil Dibeli RANS FC Milik Raffi Ahmad? Ozil Bakal Merasa Pulang ke Rumah

10 Januari 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
Teknisi dealer Yamaha asal Sumatera Utara, Robet B Simanullang ukir prestasi di ajang dunia WTGP 2025 MOJOK.CO

Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

16 Desember 2025
ugm.mojok.co

UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

20 Desember 2025
Bagian terberat orang tua baru saat hadapi anak pertama (new born) bukan bergadang, tapi perasaan tak tega MOJOK.CO

Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega

18 Desember 2025
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Elang Jawa Terbang Bebas di Gunung Gede Pangrango, Tapi Masih Berada dalam Ancaman

13 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.