MOJOK.CO – Euro 2020 Grup C | Belanda sudah pasti lolos ke 16 besar, sementara Makedonia Utara pengin pulang dengan oleh-oleh berharga, yaitu kemenangan.
Nasrulloh Alif: “Kekalahan yang sudah ditakdirkan sejarah.”
Sepertinya mengaitkan atau membawa-bawa romantisme sejarah Makedonia Utara di tulisan kemarin adalah kesalahan fatal. Setelah saya baca kembali, jika kita mengikuti pola sejarah, maka semuanya akan berulang. Iya, sejarah itu berulang terus menerus dan ada polanya. Termasuk dalam kasus Makedonia Utara di Euro 2020.
Makedonia Utara memang dulu pernah berjaya di bawah kekuasaan Alexander The Great, seorang raja yang memiliki wilayah dari Balkan hingga Persia sana. Tapi, setelah kematiannya, Makedonia Utara is only a joke. Tak ada lagi raja segagah dan setangguh Alexander.
Makedonia Utara makin cemen, lalu dikuasai oleh Romawi dan berlanjut oleh Bizantium. Sampai abad ke-13 ketika Bizantium mulai melemah, Kekaisaran Bulgaria menguasai Makedonia Utara. Setelah itu, sejarah Makedonia Utara hanya menjadi wilayah yang selalu berganti penguasa.
Mulai dari kerajaan-kerajaan di Eropa, sampai akhirnya dikuasai oleh Turki Utsmani. Selepas Perang Balkan, wilayah dibagi-bagi kepada negara di sekitarnya, lalu selepas Perang Dunia I, masuk wilayah Kerajaan Yugoslavia dan selepas Perang Dunia II, masuk ke wilayah Republik Sosialis Yugoslavia di bawah kekuasaan Josep Broz Tito. Makedonia baru merdeka menjadikannya sebuah negara “kembali” pada 1991.
Makedonia Utara jaya pada masa Alexander The Great, seperti halnya sekarang yang mencoba mengulang kejayaan itu dengan sepak bola, mengalahkan banyak timnas sepak bola sampai raksasa sebesar Jerman pun dikalahkan dengan lahap. Tapi saya lupa, bahwa kejayaan yang diraih oleh Makedonia Utara hanyalah sebentar. Kemenangan demi kemenangan saat sebelum Euro 2020 itu hanya kemenangan sebelum kekalahan. Seperti halnya suasana tenang sebelum badai.
Mungkin ini menjadi tulisan terakhir saya di Euro 2020 Mojok. Sedari awal mendapatkan “anugerah” ini, saya sudah legawa dan nothing to lose saja. Walaupun ini tetap kesalahan panitia amatir!
(ya maaf < panitia amatir)
Saya cuman bisa ambil hikmahnya saja. Nggak apa tidak bertahan lama, setidaknya pernah menulis di Euro 2020 Mojok bersama pundit andal lainnya. Kalau menang, ya, mantap. Tapi, kemarin kalah terus.
Oh iya, kemarin ada yang bertanya juga kenapa namanya Makedonia Utara. Awalnya nama Makedonia cuman Makedonia aja, nggak pakai “Utara”. Itu karena sengketa dengan Yunani yang diselesaikan oleh referendum, tapi tetap saja kalah sama Yunani.
Sampai masalah identitas, yaitu nama negara sendiri, Makedonia Utara saja kalah. Dah lah. Selamat tinggal dan terima kasih. Kalau saya masih nulis lagi, tandanya itu sebuah keajaiban belaka saja. Bayangkan saja, melawan Belanda yang sebegitu hebatnya. Entah, mungkin Belanda mau berbaik hati mengalah dan rela dibantai oleh Makedonia Utara? Siapa tahu. Huhuhu.
Isidorus Rio: “Makedonia itu fana.”
Kalau saya jadi Frank de Boer (FdB), laga melawan Makedonia Utara malam ini tak akan terlalu mengusik pikiran saya. Apa pun hasilnya, Gini Wijnaldum dan kolega sudah pasti jadi juara Grup C.
Yang jadi soal kemudian, siapa lawan Belanda di 16 besar. Kalau lihat klasemen sementara, daftar lawannya lumayan bikin FdB pusing sekaligus nggreges juga.
Di bracket turnamen, Belanda akan menantang peringkat tiga terbaik dari Grup D atau E atau F. Begitu cek tabel klasemen, penghuni peringkat 3 sementara ini adalah Kroasia (D), Spanyol (E), dan Portugal (F).
Ya memang, komposisi ini masih sangat bisa sekali berubah tergantung hasil di matchday 3 pekan ini. Tapi, mempersiapkan lawan di babak gugur adalah strategi tersendiri buat bisa melaju sejauh mungkin, ya alhamdulillah bisa juara.
Jadi ya, prediksi saya, akan banyak pemain inti yang disimpan, tapi mungkin tidak akan masif seperti Italia waktu lawan Wales kemarin. Soalnya, pemain-pemain terbaik Belanda perlu dipanasi mesinnya. Ya kalau menurut saya mah, mumpung performanya lagi oke, mending dimainin aja daripada disimpan, jadi in form mereka bisa awet sampai babak gugur, meski risikonya ya cedera.
Pemain penting modelan Denzel Dumfries, Memphis Depay, sampai Wijnaldum kayaknya bakal tetap jadi starter lawan Makedonia Utara. Matthijs de Ligt juga sebaiknya diberi menit bermain karena baru mencicipi satu laga di Euro 2020.
Jadi ya, Makedonia Utara itu fana, karena fokus sejati Belanda kayaknya ada di calon lawan 16 besar. Karena siapa pun lawan Belanda di 16 nanti, bakal jadi kunci penting perjalanan mulus mereka ke babak semifinal. Kalau menang di 16 besar, di babak 8 besar, kemungkinan lawan Belanda adalah pemenang laga antara Wales dan runner up Grup B, yang kayaknya bakal diisi Rusia atau Finlandia.
Saran saya buat fans Makedonia Utara, enjoy saja. Anggap saja ini laga testimoni buat melepas Goran Pandev. Sekaligus kalau bisa menang, ya lumayan, setidaknya kalian bersedekah topik garapan buat jurnalis supaya bisa bahas kemenangan bersejarah Makedonia Utara fafifuwasweswos sampai keyword Makedonia Utara turun di Google Trends.
BACA JUGA Ukraina vs Austria Tentang Jadikan Aku yang Kedua Buatlah Diriku Bahagia dan ulasan Euro 2020 lainnya.