ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Kilas

Mengenal NISM, Perusahaan Legendaris Milik Penjajah yang Jadi Pelopor Perkeretaapian Indonesia

Iradat Ungkai oleh Iradat Ungkai
31 Juli 2023
0
A A
NISM kereta api mojok.co

NISM kereta api (Photo by heritage.kai.id

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) memang perusahaan swasta milik penjajah. Namun, tanpa kehadirannya, Indonesia mungkin bakal kesulitan mengembangkan transportasi kereta api.

Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) atau dalam bahasa Indonesia berarti Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda adalah pelopor perkeretaapian Indonesia. Perusahaan ini berdiri pada 27 Agustus 1863 oleh orang Belanda bernama W. Poolman.

Permintaan pembangunan jalur kereta api di Jawa sebenarnya telah ada sejak 1842. Namun, baru disetujui di era kepemimpinan Gubernur Jenderal van de Beele. Singkat cerita, mulailah pembangunan jalur kereta api Semarang–Vorstenlanden (sekarang Solo–Yogyakarta).

Pada 10 Agustus 1867 jalur kereta api pertama di Indonesia mulai beroperasi dengan rute Semarang–Tanggung sepanjang 25 km. Setelah itu menyusul jalur percabangan dari Kedungjati ke Ambarawa yang rampung di tahun 1873. Di tahun tersebut, jalur kereta api sudah mulai beroperasi.

Pembangunan kantor NISM

Mulanya, NISM menjadikan Stasiun Semarang sebagai kantor utama. Seiring berkembangnya perusahaan, stasiun tersebut tidak mampu lagi menampung jumlah personel yang terus meningkat. Akhirnya mereka memutuskan membangun kantor baru.

Pinggiran Kota Semarang menjadi pilihan untuk menjadi lokasi kantor baru, tepatnya di dekat Wilhelmina Plein. Lokasi tersebut cukup strategis lantaran berada di simpul pertemuan jalur Bodjongweg (kini Jalan Pemuda) dengan Kendalweg.

Pemerintah kolonial menunjuk Prof. Jakob F. Klinkhamer di Delft dan B. J. Oundag menjadi arsiteknya. Uniknya, desain bangunan Hoofdkantoor atau kantor pusat ini pengerjaannya di Amsterdam sebelum kemudian gambarnya dibawa ke Semarang. Pembangunan kantor itu mulai 27 Februari 1904 dan rampung pada 1 Juli 1907.

Kantor ini menggunakan bahan baku bermutu tinggi yang secara khusus berasal dari Eropa yang kemudian dipadupadankan dengan beberapa bahan baku lokal.

Pada 1916-1918, NISM melakukan perluasan kantor mereka. Kalau bangunan utama berbentuk L, bangunan tambahan ini memanjang. Ciri khas kantor mereka adalah jumlah pintunya. Kantor NISM masih bisa kalian kunjungi saat ini dengan nama Lawang Sewu. Lawang berarti pintu, sewu berarti seribu.

Akhir 1918, NISM tercatat telah mengangkut 13,8 juta penumpang. Saat itu mereka memiliki 57 lokomotif dengan rincian 35 gerbong penumpang, 136 gerbong bagasi, dan 1.393 gerbong barang.

Kereta api diambil alih pemerintah Indonesia

Saat Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada 1942. Kemudian Negeri Matahari Terbit tersebut mengambil alih perkeretaapian dan berubah nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api).

Selepas Indonesia merdeka, pemerintah mengambil aset kereta api ini. Tepatnya 28 September 1945 yang kini diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia. Lantas, berdirilah Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI).

Seperti yang kita tahu dari pelajaran sejarah di sekolah, Belanda sempat kembali ke Indonesia pasca kemerdekaan. Upaya membentuk kembali perkeretaapian di Bumi Petiwi mereka lakukan. Langkah itu kemudian kandas setelah perjanjian damai Konfrensi Meja Bundar (KMB) pada Desember 1949. Semua aset pemerintah Hindia Belanda menjadi milik negara lewat perusahaan kereta api dengan nama baru Djawatan Kereta Api (DKA). DKA saat ini kita kenal dengan PT. KAI

Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Balai Yasa Yogyakarta: Bengkel Kereta Tertua dan Terbesar, Tempat Segala Penyakit Disembuhkan

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 31 Juli 2023 oleh

Tags: belandakereta apiLawang SewuNISM
Iklan
Iradat Ungkai

Iradat Ungkai

Kadang penulis, kadang sutradara, kadang aktor.

Artikel Terkait

KA Airlangga, kereta murah, surabaya.MOJOK.CO
Catatan

Coba-coba Naik KA Airlangga Jakarta-Surabaya: Bahagia Tiketnya Cuma Seharga 2 Porsi Pecel Lele, tapi Berujung Tak Tega sama Penumpangnya

12 Juni 2025
Pertama kali naik kereta api (KA) ekonomi setalah bertahun-tahun naik bus ekonomi. Rasanya seperti mimpi meski tak pernah pakai KAI Access MOJOK.CO
Ragam

Orang Desa Pertama Kali Naik Kereta Api Ekonomi: Banyak Gaya karena Bosan Naik Bus Ekonomi, Berujung Nelangsa Beli Nasgor di KAI

11 Juni 2025
Modal uang Rp3 ribu bisa naik kereta api dari Surabaya hingga Jakarta MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Nekat dan Penuh Siasat Naik Kereta Api, Modal Rp3 Ribu buat ke Berbagai Kota Tanpa Diusir

21 Mei 2025
Pengalaman malu-maluin pertama kali naik kereta api (KA) eksekutif dari Stasiun Tugu Jogja MOJOK.CO
Ragam

Pertama Kali Naik Kereta Api Eksekutif: Sok Kaya Berujung Norak dan Malu-maluin, Kena Tegur karena Gondol Selimut KAI

20 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Innova Zenix Tidak Otentik, Kalah Populer dari Innova Reborn MOJOK.CO

Innova Zenix Bisa Menjadi Penyesalan Toyota karena Melahirkan Mobil Tidak Otentik dan Ternyata Innova Reborn Belum Habis

16 Juni 2025
ide bisnis mahasiswa.MOJOK.CO

Ditolak Kampus PTN, Kini Malah Menciptakan Ide Bisnis Menjanjikan: Modal Iseng, Bisa Kantongi Rp50 Juta Pertama di Usia 20

17 Juni 2025
naik pesawat, pengalaman pertama naik pesawat.co

Pengalaman Pertama Naik Pesawat: Sok Berani padahal Takut Ketinggian, Berujung Malu dan Jadi Aib Tongkrongan

16 Juni 2025
Pengalaman pertama beli es krim di Tempo Gelato, Kaliurang Jogja. MOJOK.CO

Pertama Kali Anak Desa Nongki di Tempo Gelato Malah bikin Canggung karena Dikira Tempat Diskotik Sampai Pilih Varian Aneh

15 Juni 2025
Lomba Bidar Palembang Budaya Betulan, Bukan Sound Horeg MOJOK.CO

Saya Resah Melihat Palembang ketika Budaya Bodoh Bernama Sound Horeg dan Organ Tunggal Dianggap Pesta Rakyat Seperti Lomba Perahu Bidar

19 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.