MOJOK.CO – Jika kamu sering menangis tiba-tiba apalagi tanpa sebab, coba cek, bisa jadi ada kehilangan mendalam atau masalah yang belum selesai dalam hidupmu yang sendu itu.
Menangis di kala musim hujan seperti ini, memang syahdu sekali. Ada greget perpaduan sedih dan rindu yang tak dapat dapat dijelaskan dengan kata-kata. Namun, akan berbeda jika tangis itu terjadi tiba-tiba, tanpa tahu kenapa. Suasana hati yang stabil, menjadi anjlok seketika. Langsung terasa ada yang kroak di dada. Padahal sebelumnya, kamu sedang tertawa bahagia dengan teman-temanmu. Ataupun sedang menonton sebuah drama korea film komedi yang nggak ada sedih-sedihnya sama sekali…
…lantas, tiba-tiba kamu mengeluarkan tangis begitu saja. Tanpa pernah sanggup untuk menahannya terlebih dahulu. Tangis keluar, membuatmu—malu—dan orang-orang di sekitarmu bingung. Ada apa dengan dirimu? Apa yang sebenarnya terjadi?
Menangis tiba-tiba ini bisa jadi, dikarenakan ada yang belum selesai dengan dirimu. Ada masalah besar yang sedang berusaha kamu abaikan. Namun ternyata, alam bawah sadarmu, tidak dapat mengabaikan hal tersebut. Semuanya masih bergejolak di dalam dada, meminta untuk diselesaikan.
Kalau kamu sering mengalami hal ini, bisa jadi disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya:
(1) Kamu memiliki masalah traumatis yang masih belum selesai. Seperti yang kita tahu, perasaan traumatis memang tidak dapat selesai dengan mudah, ada proses panjang dan perlahan di dalamnya.
(2) Kamu sedang mengalami rasa kehilangan yang cukup mendalam. Rasa kehilangan ini, bisa jadi kehilangan orang dekat yang sangat dicintai—orang tua, sahabat, pacar, atau hewan peliharaan. Ataupun kehilangan kepercayaan diri, maupun kehilangan kehidupanmu yang sebelumnya.
(3) Kamu adalah tipe orang yang terlalu sensitif—atau sensitifnya kebangetan. Sehingga jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan hatimu seupil aja, kamu langsung merasa kecewa, lalu sedih, lantas menangis. Misalnya, dibencandain sedikit, langsung tersinggung—dan nangis. Intinya, kamu mudah dalam kondisi, ‘senggol bacok’ meski lagi nggak nonton konser.
Kondisi menangis tiba-tiba ini, tidak dapat langsung dapat disamakan dengan bipolar. Ketika seseorang mengalami bipolar, dia akan mengalami dua kondisi fase yang berbeda, yakni mengalami fase manik dan depresi. Ketika suasana hati sedang manik, dia akan melakukan banyak hal—yang seringkali anti mainstream—dan merasa dirinya sebagai seorang yang hebat. Sebaliknya, ketika kondisinya sedang depresi, dia merasa sangat terpuruk dan putus asa.
Sedangkan pada kondisi sedih dan menangis tiba-tiba ini, dia hanya mengalami fase yang tiba-tiba merasa sangat sedih dan ingin menangis saja. Tanpa tahu kenapa.
Jika hal ini pernah terjadi padamu, bahkan—mungkin—sangat sering, sehingga semakin membuatmu bingung dengan dirimu sendiri, atau justru menganggu rutinitas keseharian—misalnya, pekerjaan, kuliah, hubungan sosial hingga ada masalah kesehatan—coba saja lakukan beberapa hal berikut,
Pertama, jujur kepada diri sendiri, bahwa dirimu tidak sedang baik-baik saja. Ada masalah dalam kehidupanmu yang perlu diselesaikan. Bukan justru diabaikan atau dihindari. Sebab, sesuatu yang sebenarnya belum selesai dan hanya berusaha dihindari, hanya akan menjadi semacam bom waktu. Meledak di saat kita tidak sedang mempersiapkan apa-apa. Seperti dia yang pergi pas lagi sayang-sayangnya.
Sehingga, berusaha jujur pada diri sendiri, adalah sesuatu yang perlu kamu lakukan lebih dulu. Berusaha masuk pada diri sendiri, bertanya pada diri sendiri. Apa yang sedang kamu rasakan? Apa yang sedang mengganjal? Terima semua perasaan tersebut pelan-pelan. Terima sesuatu yang memang tidak seperti harapanmu itu.
Tidak apa-apa, untuk menjadi sedang apa-apa, Ferguso!
Kedua, dengan masuk ke dalam diri sendiri, kamu pun telah memahami ada yang tidak beres dengan dirimu. Jika kamu merasa masalah tersebut tidak dapat kamu selesaikan seorang diri, jangan ragu untuk menceritakannya pada orang lain. Ceritakan pada siapapun yang memang kamu percaya. Jangan terlalu sombong pada diri sendiri, kita kan memang diciptakan sebagai makhluk sosial.
Kamu bisa menceritakan hal mengganjal tersebut kepada orang terdekatmu, orang yang sebenarnya nggak dekat-dekat amat sama kamu—misal Karjo atau Romlah, ataupun pada tenaga profesional semacam psikolog. Keluarkan hal-hal yang menyesak di dada pada orang yang kamu percaya. Pada orang yang kamu yakin, akan diterima apa adanya, dan tidak me-judge-mu dengan semena-mena. Sebab, penerimaan dari orang lain, dapat membantumu untuk lebih mudah menerima diri sendiri.
Ketiga, dalam keadaanmu yang masih labil, usahakan jangan terlalu sering berada dalam kesendirian. Jika, kamu memang belum benar-benar baik-baik saja, kesendirian hanya akan membuatmu menjadi overthinking. Lantas berimajinasi yang berlebihan, dan membuat berbagai kemungkinan.
Akan berbahaya jika kamu justru menikmati rasa sedih dan tangis itu berlama-lama. Misalnya dengan mendengarkan lagu-lagu melow—semacam Pilu Membirunya Kunto Aji ataupun Pamitnya Tulus—yang dirasa mewakili perasaanmu. Tolong, jangan lakukan itu.
Tidak perlu juga selalu berusaha berada di dalam sebuah pergaulan yang ramai dan tampak bercengkrama dengan kebahagiaan berlebih biar upload-able di Instragram Story. Cukup tidak sendiri, dengan ditemani dengan satu atau dua teman yang dapat membuatmu benar-benar diterima.
Keempat, hal selanjutnya yang dapat kamu lakukan, sesungguhnya bukan untuk menghindari atau mengabaikan masalah yang sedang kamu alami. Kamu bisa melakukan aktivitas positif yang dapat membuatmu bermanfaat dan berbahagia—misalnya nulis buat Mojok.co ataupun mantengin sosial medianya. Sambil perlahan-lahan kamu berusaha menyelesaikan permasalahanmu itu, bukan menghindarinya. Menghindar, tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali perasaan tertekan yang berkepanjangan.
Kelima, berdoa. Jangan abai pada Sang Pencipta! Jika kamu sudah berupaya keras supaya yang nggajel-ngganjel di hati dapat selesai, selanjutnya bertawakal-lah pada Tuhan. Memohon supaya semua permasalahanmu dapat dimudahkan, niscaya hatimu pun akan terasa dilapangkan. Aminnn….