Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Perempuan Sukses dalam Karier Katanya Lebih Mudah Selingkuh, Benarkah?

Audian Laili oleh Audian Laili
22 Desember 2018
A A
curhat pacar selingkuh harus ngapain kenapa perempuan selingkuh laki-laki selingkuh dengan atasan

curhat pacar selingkuh harus ngapain kenapa perempuan selingkuh laki-laki selingkuh dengan atasan

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Perempuan yang sukses dalam kariernya katanya memiliki kemungkinan selingkuh lebih tinggi. Jadi, lebih baik perempuan di rumah saja, fokus ngurus suami dan anak. Lebih barokah dunia dan akhirat.

Ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Joris Lammers, seorang professor dari Tilburd University di Belanda. Beliau menemukan bahwa perempuan yang berkarier apalagi menduduki jabatan tinggi, lebih tertarik pada tantangan dan risiko yang tinggi. Nah, salah satu hal yang dilakukan untuk memenuhi hasrat tersebut adalah dengan berselingkuh.

Ya, ya, ya, intinya penelitian ini seperti menunjukkan bahwa perempuan yang bekerja dan memiliki karier yang cukup sukses, dia lebih mudah berselingkuh atau justru meminta cerai. Hal ini kemudian seakan-akan dijadikan kambing hitam, bahwa akan lebih baik jika seorang perempuan tidak lebih sukses atau tidak berjabatan lebih tinggi dibandingkan suaminya. Atau akan lebih baik lagi, jika perempuan tidak perlu bekerja, di rumah saja, biar lebih manut sama suami dan nggak berbuat yang macem-macem.

Kamu pasti tidak asing, kan, dengan wejangan-wejangan yang memintamu—sebagai perempuan—untuk tidak berkarier atau berpendidikan lebih tinggi? Susah dapat jodoh katanya. Soalnya, hal ini bisa bikin para lelaki jadi keder di awal dan nggak berani mendekat apalagi melakukan penjajakan—karena takut dikuasai. Apalagi dengan tambahan penelitian terbaru tentang kecenderungan selingkuh tadi, Niscaya, mungkin ketakutan mereka berlipat ganda. Wah, coba kalau rasa takut bisa dijual….

Maka, tidak mengherankan jika ada anggapan bahwa sebaik-baiknya perempuan adalah yang tinggal di rumah saja, biar gampang diatur nggak selingkuh.

Tunggu dulu, tunggu dulu. Kok kesimpulannya jadi kayak gini, ya? Ini gimana ceritanya?

Sepertinya ada yang miss dengan pola pikir ini. Semuanya semacam disamaratakan dengan mudah. Kesimpulannya dibikin terlalu sederhana, jika A maka B. Tidak memberikan kesempatan adanya kemungkinan lainnya.

Begini, ketika seorang perempuan yang—anggap saja—berpendidikan tinggi dan atau bekerja, tidak serta merta dia pasti—bakal—selingkuh begitu saja. Jika kemudian para lelaki langsung membatasi kebebasan perempuan untuk menentukan hidupnya, tentu tidak dapat diterima. Pasalnya, ada faktor lain yang menyebabkan mengapa sebuah perselingkuhan itu terjadi.

Kita ambil perumpaan yang mudah saja, untuk menelaah hasil dari penelitian ini. Misalnya, seorang perempuan memiliki suami yang tidak bertanggung jawab, berlaku sewenang-wenang, apalagi—ternyata—punya istri lebih dari satu tapi tidak sanggup berlaku adil!!1!!! *sungguh sosok antagonis yang paripurna.

Mungkin bagi perempuan yang tidak memiliki berpenghasilan dan pendapatannya manut sama suami, dia tidak memiliki banyak pilihan, apalagi jika ia sudah memiliki anak. Pilihan untuk bercerai dirasa terlalu egois dan tidak memikirkan nasib anak-anaknya. Maka, tidak sedikit yang memilih untuk ‘lebih baik diam’ demi kelangsungan hidupnya serta—terutama—buah hati mereka.

Tentu saja, hal ini akan berbeda dengan seorang perempuan yang katanya ‘lebih punya power’, di mana ia memiliki penghasilan sendiri dan tidak terlalu menggantungkan hidupnya kepada suami. Ketika stimulus yang sama dia terima, ada respon berbeda yang dia berikan. Sebagai perempuan yang merasa lebih mandiri secara finansial, ia memiliki pertimbangan lain supaya tidak diperlakukan semena-mena. Bisa jadi, dia lebih memilih untuk berselingkuh, sebagai upaya untuk menunjukkan ‘power’-nya itu. Atau respon lebih lanjut, ia memutuskan lebih baik…

…berpisah saja. Toh, untuk urusah kebutuhan anak-anak, ia merasa yakin masih bisa memenuhinya tanpa harus bergantung pada suami.

Selanjutnya, masalah perempuan yang bekerja memiliki kecenderungan untuk selingkuh—menurut saya—tidak serta merta hal ini dikaitkan dengan jabatan yang mereka sandang. Misalnya ketika seorang perempuan jadi bos di kantor, tidak langsung mengindikasikan dia memiliki hasrat untuk selingkuh begitu saja.

Begini, ketika seseorang memutuskan untuk bekerja, tentu ia memiliki lingkaran hidup yang baru. Ia memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berinteraksi dengan orang lain yang memiliki kesamaan visi-misi, bahkan berpeluang untuk bertemu dengan orang-orang yang se-chemistry. Hal ini didukung dengan pertemuan-pertemuan yang cukup intens ketika menggarap sebuah proyek bersama—misalnya.

Iklan

Dari gambaran tersebut, yang membuat perempuan bekerja memiliki kecenderungan untuk selingkuh lebih tinggi, bukan sekadar jabatan yang ia sandang. Melainkan, karena ia berkesempatan untuk berinteraksi dengan lebih banyak orang.

Perempuan yang bekerja—sama seperti perempuan lainnya—tentu saja dapat menjaga komitmen pernikahannya, asalkan ia juga dapat menjaga interaksinya dengan lawan jenis. Pasalnya, di mana pun kita berada, kita selalu berpeluang bertemu dengan seseorang, kemudian merasa cocok, seakan-akan dia adalah yang kita cari selama ini, lantas cinta lokasi dengannya.

Oleh karena itu, sebaiknya kita nggak ngasal menggunakan bercandaan ‘ciye-ciye’, apalagi pada seseorang yang telah diikat dengan komitmen pernikahan. Kita tidak pernah dapat membayangkan kekuatan di balik ‘ciya-ciye’ yang katanya hanya bercanda itu. Kita tidak pernah tahu, apa yang terjadi di alam bawah sadar seseorang dengan stimulus tersebut—yang sebetulnya terlihat nggak niat.

Maka dengan hal ini, bukan artinya seorang perempuan yang memilih menjadi ibu rumah tangga atau bekerja dari rumah, ia tidak memiliki kemungkinan untuk berselingkuh. Keduanya memiliki kesempatan yang sama. Hanya saja, bagi seorang perempuan yang berkarier tinggi, ia memiliki kesempatan lebih besar karena selain merasa tidak terlalu bergantung pada suami perihal finansial, ia juga memiliki lingkungan pertemanan lebih luas yang memungkinkannya bertemu dengan seseorang yang nge-klik di rasa namun tidak secara hukum dan agama.

Terakhir diperbarui pada 24 Februari 2019 oleh

Tags: ibu rumah tanggaperempuan bekerjaperempuan suksesselingkuh
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

Derita Hidup Ibu Rumah Tangga yang Terjebak di 8 Pinjol MOJOK.CO
Ragam

Kisah Hidup Ibu Rumah Tangga yang Utang di 8 Aplikasi Pinjol

28 Januari 2024
pilot selingkuh.MOJOK.CO
Ragam

Memilih Selingkuh dengan Orang yang Lebih “Jelek” dari Pasangan Aslinya, Penyebabnya Impulsif hingga Butuh Variasi

8 Januari 2024
Refleksi Akhir Tahun: Kisah-kisah Move On Karena Cinta yang Kandas MOJOK.CO
Ragam

Refleksi Akhir Tahun: Kisah-kisah Move On dari Cinta yang Kandas

26 Desember 2023
Di Jogja, Tarif Ojol Sama Pentingnya seperti Harga Sembako MOJOK.CO
Esai

Buat Ibu-Ibu di Jogja, Tarif Ojol Itu Sudah Sama Pentingnya seperti Harga Sembako

21 Desember 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.