Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Hei Lelaki yang Suka Ngebut di Jalan karena Marah, Tolong Dengarkan Ini!

Audian Laili oleh Audian Laili
20 April 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kelakuan lelaki yang suka ngebut di jalan karena marah, betul-betul tidak bisa dipahami. Yang ada, malah membahayakan diri sendiri.

Hei, para lelaki di muka bumi. Ada pertanyaan yang sangat mengganjal bagi saya sejak dulu kala. Kalian-kalian ini, kenapa sih kalau lagi marah, memilih mengeluarkan emosinya dengan naik motor dan ngebut di jalan? Apa kalian-kalian ini nggak mikir, kalau itu sungguh berbahaya? Alasan kalian sebetulnya itu, apa? Pengin dikhawatirin gitu sama pasangannya? Atau, gimana?

Tak pernahkah kalian berpikir, bahwa tidak ada jaminan kebiasaan buruk ini bakal aman-aman saja? Kalau beneran terjadi kecelakaan, gimana? Kalau kamu sakit, orang lain juga yang repot? Lha, kalau kamu meninggal, apa ya kamu tega, bikin sedih orang-orang tersayang? Belum lagi, kalau malah mencelakakan orang lain yang nggak tahu apa-apa.

Okelah, kalau kamu nggak kenapa-kenapa dan cuma motornya yang rusak. Tapi, kalaupun cuma motornya yang rusak, tetep aja ngeluarin biaya lagi. Lha, kalau duitnya habis cuma buat benerin motor, terus nabung buat nikahnya kapan, Malih? Hmmm? Kapan???

Saya pernah punya mantan pacar yang hobi ngebut di jalan pakai motor setiap kali kami bertengkar. Saya nggak paham apa yang ada di pikirannya. Tetapi, alasannya ngebut adalah untuk melampiaskan emosi negatifnya. Saat saya menceritakan hal ini ke salah seorang teman perempuan saya, eh, ternyata pacar teman saya ini juga melakukan hal serupa dan melakukannya dengan alasan serupa.

Betul memang, mengeluarkan emosi adalah hal yang penting. Apalagi jika itu adalah emosi negatif. Akan tidak baik jika terus-menerus di tahan di dalam hati. Berpeluang bisa jadi penyakit suatu hari nanti. Tapi, apa iya, harus dengan ngebut di jalan? Di jalan umum loh, ini? Apakah para lelaki-lelaki ini nggak mikir, kalau yang namanya jalan umum, itu, ya, milik umum. Ada banyak pengguna lain yang juga punya hak yang sama untuk menggunakannya. Mereka juga punya hak untuk bisa berada di jalan dengan nyaman dan aman. Nggak diganggu dengan perilaku orang labil yang ugal-ugalan.

Apa sih, yang pengin kalian tunjukkan dengan marah sambil ngebut di jalan? Pengin kelihatan keren, gitu? Seperti, tampak kuat dan jago? Apa kalian ini nggak mikir? Tanpa kalian ngebut-ngebutan, jalanan itu sudah cukup mudah bikin orang lain emosi. Panasnya aspal itu bisa sebegitu menyebalkan, loh! Denger bunyi klakson kendaraan di belakang padahal jelas-jelas lagi lampu merah aja bikin kesel. Belum lagi banyak pengendara yang nyalain sein nggak jelas maunya belok mana. Eh, malah ada yang milih buat naik kendaraan ngebut.

Apa kalian ini nggak sadar, bunyi kendaraan yang ngebut di jalan aja, cukup bikin nggak nyaman di telinga? Belum lagi cara kalian berkendara kayak orang linglung nggak tahu tujuan gitu. Sungguh, ya, Mas. Emosi negatif yang kalian keluarkan untuk melegakan hati itu, sama sekali nggak barokah. Malahan, yang ada dapat pisuhan dari banyak orang, yang sangat terganggu dengan kelakuan kalian.

Gini deh, daripada saya dianggap ngomel-ngomel mulu tapi nggak ngasih solusi. Oke, saya kasih beberapa alternatif kegiatan supaya bisa mengeluarkan sesuatu yang nggerundel di hati, tapi tetap nggak menganggu kenyamanan orang lain.

Pertama, main games. Nah, kalau lagi emosi segera buka laptop atau hape masing-masing. Buka aplikasi games yang ada. Pastikan memang sudah punya aplikasinya, ya. Kalau nggak punya, ya, download dulu lah. Atau gimana, kek. Masak, gini aja harus diajarin. Lalu, mainkan game yang cukup bikin adrenalin kalian bekerja dengan maksimal. Keluarkan emosi kalian saat main game itu. Limpahkan kekesalan kalian dengan si musuh. Intinya, kalian harus menang melawannya. Keluarkan seluruh perhatian, tenaga, dan fokus untuk bisa memenangkan game tersebut. Jika perlu menggebu, menggebulah. Niscaya, ketika kalian sudah mengeluarkan emosi yang ada hingga kehabisan tenaga. Yang ada hanyalah sebuah kelegaan. Selanjutnya adalah ketenangan batin, yang membuat kalian mencukupkan kemarahan yang hanya menyesakkan itu.

Kedua, berolahraga. Pilih aktivitas yang biasanya kamu suka lakukan. Kalau biasa nge-gym, yaudah nge-gym aja. Kalau terbiasa lari, yaudah lari aja. Kalau biasanya cukup main lompat tali, yaudah lompat aja. Ya, intinya aktivitas olahraga yang sudah biasa kamu lakukan ajalah. Kalau itu aktivitas yang baru, takutnya kamu malah emosinya dobel-dobel, karena gemes nggak berhasil-berhasil mempelajari sesuatu yang baru. Pokoknya, luapkan emosi yang menggebu itu dengan melakukan aktivitas hingga lagi-lagi, kamu kehabisan tenaga.

Ketiga, bersih-bersih rumah. Jangan sepelekan aktivitas ini. Banyak orang memilih membersihkan rumah untuk mengontrol emosinya. Untuk mengeluarkan segala perasaan yang menggebu dan mengganjal di dada. Dibandingkan kedua aktivitas sebelumnya, kegiatan ini jauh lebih bermanfaat. Tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tapi juga ke orang lainnya. Apalagi, kalau kamu memilih membersihkan rumah si pacar yang bikin kamu marah itu. Huuu, dijamin. Hmmm, dijamin apa, ya? Pokoknya dijamin aja dulu. Gitu….

Masih banyak aktivitas-aktivitas lain yang jauh lebih bermanfaat dibandingkan marah-marah dengan ngebut di jalan, Malih!!1! Marah memang manusiawi. Mengeluarkannya juga penting supaya otak dan hati kita tetap waras. Tapi, memilih mengeluarkannya dengan aktivitas yang banyak mudharatnya, lebih baik jangan. Percayalah, sebagai lelaki dewasa, kamu punya kesempatan untuk melakukan sesuatu dengan lebih bijak.

Kalau cara untuk mengeluarkan emosi aja nggak bijak, mohon maaf, nih, gimana untuk urusan lainnya? Apa iya, bakal masih cukup pantas dipertimbangkan untuk bertahan di sisi seseorang?!!! Hmmm?

Terakhir diperbarui pada 19 April 2019 oleh

Tags: Kecelakaanlelaki marahmengeluarkan emosingebut di jalan
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

kecelakaan yang tak ditanggung BPJS Kesehatan. MOJOK.CO
Ragam

Sakit Hati pada Petugas Kesehatan, Pilih Rogoh Kocek Ratusan Ribu untuk Berobat Tanpa BPJS karena Sakitnya Sudah Tak Tahan

1 Juli 2025
Sudah Saatnya Menjauhi Bus Sinar Mandiri, Penumpang di Jalur Pantura Surabaya-Semarang Mending Naik Jaya Utama MOJOk.CO
Ragam

Bus Sinar Mandiri Surabaya-Semarang Mematikan Rezeki Sendiri, Armada Reyot Bikin Nyawa Penumpang Terancam

13 Februari 2024
jalan destinasi risata moloc.co
Kilas

Jalan Menuju Destinasi Wisata di DIY Banyak yang Ekstrem! Ini Rekomendasi KNKT

1 Desember 2022
kecelakaan beruntun tol pejagan mojok.co
Kilas

Asap Tebal Pembakaran Ilalang Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol Pejagan

19 September 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.