Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Fenomena Askmenfess: Apakah Kita Se-desperate Itu Cari Lawan Bicara?

Audian Laili oleh Audian Laili
13 Juni 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Mengamati pertanyaan-pertanyaan di akun Twitter Askmenfess, kok akun ini baik banget, ya? Pertanyaan apa pun, tetap aja bakal di-share. Sampai jadi kayak nyampah di timeline~

Pertama kali tahu akun Twitter askmf (@askmenfess), saya menduga cara kerjanya pasti mirip-mirip sama aplikasi Askfm. Apalagi dari namanya, hanya dua huruf di belakang saja yang berkebalikan. Nyatanya, cara kerja keduanya memang agak berkebalikan. Jika Askfm si pemilik akun yang bakal ditanya-tanya, sementara di askmf si sender—lewat askmf—yang bertanya. Selain itu, jika di Askfm yang bertanya bisa bersembunyi dengan identitas anonimnya. Sedangkan di askmf, sender yang bertanyalah yang bisa ber-anonim ria.

Membaca pertanyaan-pertanyaan para netizen lewat akun Twitter Askmenfess, awalnya lumayan seru juga. Akan tetapi, itu betul-betul cuma awalnya doang. Lantaran, yang kemudian muncul di pikiran adalah: nih orang-orang yang tanya kenapa, yak? Mereka nggak tahu yang namanya “teknologi” bernama Google, po? Mereka ini males? Atau emang betul-betul nggak tahu, sih?

Ya, lagian ya, yang ditanya-tanya itu betul-betul “begitulah”. Yang mana, kita bisa menemukannya dengan mudah melalui mesin pencarian Google hanya dengan sekali memasukkan kata kunci. Jadi, ngapain harus ribet-ribet ngirim DM dulu? Terus nunggu waktunya si pertanyaan ini di-share. Iya, kalau langsung di-share, lah kalau pertanyaan yang masuk membludak? Nggak cukup sampai di situ, ketika di-share, masih harus nunggu lagi orang-orang untuk nanggepin. Gimana? Bukankah, akan lebih mudah kalau sampeyan-sampeyan ini langsung cari di Google saja? Yang jelas-jelas memangkas proses panjang kayak birokrasi pemerintah itu?

Ada pula sender yang minta di-share-in gambar wallpaper lucu dari para pembaca Askmenfess. Hadeeeh, harusnya nih, sender macam gini, nggak usah ditanggepin dengan dikirimin gambarnya. Langsung aja suruh dia download aplikasi yang namanya Pinterest di Playstore biar pinter. Mereka-mereka ini nggak tahu, po? Gambar unyu seperti itu, sungguh sangat mudah ditemukan di Pinterest, lagi-lagi dengan sekali memasukkan kata kunci seperti: cute wallpaper. Udah, langsung aja download semuanya sampai memori hapemu penuh. Mamam, tuh!

Belum lagi, ada juga yang bisa-bisanya dengan tanpa khawatir dan curiga meminta tolong suatu yang “genting” pada para stranger, follower Askmenfess. Semisal, ngajakin orang-orang yang berada di kota yang sama dengan sender untuk nonton bareng film Aladdin, karena dia nggak punya temen buat nonton. Atau ada pula yang lebih parah, dia ngaku diusir sama bapaknya kemudian tanya apakah ada dari pembaca yang bisa (((menampungnya?)))

Bayangkan, loh. Minta tolong orang asing buat nampung kamu? Apa, sih yang kamu pikirkan? Atau kamu nggak bisa mikir apa-apa saking budrek-nya? Iya? Hadeeeh, tolonglahhh~

Apakah para sender-sender Askmenfess yang bertanya hal-hal sungguh “begitulah”, mereka ini memang se-desperate itu ya untuk mencari lawan bicara? Atau sebetulnya merasa sangat tidak percaya diri dengan dirinya sendiri? Lantas memilih untuk bertanya ke orang asing—dengan identitas anonim lagi, dibandingkan bertanya pada para follower-nya sendiri di akun media sosialnya masing-masing.

Atau jangan-jangan memang follower akun media sosialnya memang sangat sedikit—lebih pada yang follow akun-akun olshop abal-abal. Atau sebetulnya, ya, lumayan banyak sih, tapi berkat “kesepakatan” #followforfollow. Jadi, engagement-nya kurang nendang. Oleh karenanya, kalau lagi nanya-nanya suatu hal, biasanya nggak ada yang nanggepin~

Maka, dengan kehadiran akun-akun macam Askmenfess ini, seolah menjadi oase mereka-mereka untuk (((merasa))) akhirnya ditanggepin oleh banyak orang, bahkan berpotensi bisa viral. Dengan—tentu saja—memanfaatkan keterkenalan akun ini dengan follower-nya yang puluhan ribu itu.

Eh, tapi nggak gitu juga, ding. Nggak gitu jugalah. Masak sih, sekadar memanfaatkan keterkenalan akun Askmenfess aja? Ini tuh sebetulnya soal kenyamanan mengobrol, tauk! Ya, pada dasarnya kan, kita memang lebih nyaman aja kalau ngobrol sama stranger gitu. Merasa lebih bebas tanpa terlalu takut-takut amat untuk di-judge. Iya, kan? Apalagi, kalau sama orang-orang baru ini, kita bodo amat kalau di-ghibah-in di belakang. Lha wong, kenal aja kagak~

Ya, kita terkadang memang butuh untuk didengarkan dan dikasih perhatian atas hal-hal yang “menimpa” kita. Lantas, Askmenfess hadir memberikan kebutuhan tersebut. Saking baiknya, akhirnya sampai pertanyaan-pertanyaan yang “begitulah” dari sender juga tetep aja di-share. Sepertinya, betul-betul nggak ada filter apa pun dari setiap pertanyaan yang masuk. Hal ini tentu saja, hanya untuk memenuhi dahaga kurang perhatian dari para sender di kehidupan nyata—atau bahkan di dunia mayanya.

Jadi, terima kasih Askmenfess. Jasamu akan selalu kami kenang~

Terakhir diperbarui pada 14 Juni 2019 oleh

Tags: anonimaskmenfessdesperateStrangertwitter
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

MISI MULIA ELON MUSK MENGURANGI KONTEN CABUL DI TWITTER!
Video

Misi Mulia Elon Musk Mengurangi Konten Cabul Di Twitter!

2 Agustus 2023
Logo Twitter Ganti X: Langkah Sinting dari Elon Musk MOJOK.CO
Konter

Logo Twitter Ganti X: Langkah Awal dari Orang Sinting Bernama Elon Musk Menciptakan Aplikasi Super

25 Juli 2023
Belajar dari Sejarah, Twitter Nggak Akan Mati Begitu Saja karena Threads. MOJOK.CO
Kilas

Belajar dari Sejarah, Twitter Nggak Akan Mati Begitu Saja karena Threads

7 Juli 2023
UGC, Pasar Besar yang Bakal Menjadi Pembeda di 2023 MOJOK.CO
Konter

UGC, Pasar Besar yang Bakal Menjadi Pembeda di 2023

29 Desember 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025
borobudur.MOJOK.CO

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

15 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

18 Desember 2025
Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.