MOJOK.CO – Susah juga punya nenek yang suka nonton sinetron, apalagi kalau tayangnya larut malam.
TANYA
Halo Mojok. Aku Bintang, cucu perempuan dari seorang nenek usia 77 tahun yang gemar menonton sinetron Orang Ketiga di SCTV. Bolehkah aku minta tolong? Bilang sama SCTV untuk mengubah jam tayang Orang Ketiga yang biasanya jam 22 menjadi jam 18, 19, atau 20. Pokoknya jangan sampai membuat nenekku begadang lagi sampai jam 24, kasihan kesehatan beliau. Ini sungguh meresahkan. Tolong ya~ Ataukah ada solusi lain, wahai Mojok panutanque? Terima kasih sudah sempat membaca curcolku, semoga Mojok hits selalu.
JAWAB
Hai Bintang, cucu perempuan yang perhatian banget sama neneknya. Dengan menayangkan curhatanmu ini, kami harap dapat membantumu untuk menyuarakan kepada SCTV agar mengubah jam tayangnya. Walau itu hanya sedikit kemungkinan dapat dikabulkan, melihat sepertinya rating sinetron Orang Ketiga tidak terlalu bagus, jadi tidak ditayangkan pada jam yang kamu inginkan itu.
Begini, Bintang. Sesungguhnya kami tidak tahu bagaimana cara yang paling tepat untuk menyelesaikan polemik permasalahanmu itu. Kami sudah coba cari di Google, berharap siapa tahu dapat menemukan caranya. Eh, ternyata solusi-solusi yang dimunculkan, justru tentang cara orang tua untuk menghadapi anaknya yang menonton sinetron. Seperti yang sering dikatakan, banyak cerita dalam sinetron yang tidak baik dan tidak masuk akal, tapi justru memberikan efek ketergantungan.
Efek ketergantungan ini kan, yang membuatmu resah dan marah? Tapi karena mau marah ke orang yang lebih tua nggak bisa, jatuhnya gregetan dan kesel-kesel sendiri. Iya kan? Mau bilangin kalau tidur larut malam itu nggak baik buat kesehatan, eh ternyata kitanya juga masih suka begadang. Sulit memang.
Tapi tenang, Bintang. Kami punya sebuah solusi. Kita akan coba bersama-sama mengatasi ini dengan salah satu pendekatan psikologi yakni teori behaviorisme. Teori ini percaya, dengan memberikan stimulus tertentu secara konsisten, maka ia pun akan terbiasa dengan respon tertentu.
Sehingga, sesuai acuan teori ini, jika kita ingin mengubah sebuah kebiasaan, maka kita juga harus mengubah stimulusnya dengan konsisten. Jadi, jika kamu ingin nenekmu tidak lagi tidur larut malam karena nonton sinetron, maka kamu dapat memberikan stimulus dengan melakukan beberapa hal di bawah ini.
Satu, setiap menuju jam 22.00 matikan listrik di rumahmu. Bertabahlah sejenak untuk menghentikan aktivitas sekitar jam ini yang menggunakan listrik. Salah satunya, terimalah rumah yang harus gelap-gelapan. Lakukan ini berulang-ulang hingga nenekmu—yang nggak bisa nonton sinetron itu—sudah mengantuk dan tertidur bahkan sebelum jam 22.00.
Dua, untuk sementara waktu, kondisikan supaya TV di rumahmu seakan-akan sedang rusak. Iya, pura-pura dirusak apanya, kek. Nah, jadi kan nenekmu nggak bisa nonton TV lagi tuh. Biar beliau nggak bosen, coba beri aktivitas lain untuknya yang membuatnya sedikit bergerak dan tidak hanya terduduk diam menerima informasi dari TV. Semisal merajut asa mungkin? Justru jika ini dapat berlanjut, bisa jadi nenekmu tidak akan lagi tertarik dengan TV karena asyik dengan mainannya sendiri.
Tiga, jika kamu memang tidak bisa pura-pura mengkondisikan TVmu sedang rusak, coba kamu atur supaya siaran yang muncul di TV-mu hanya dari stasiun TV luar negeri. Pasalnya, jika cuma SCTV saja yang dihapuskan, Nanti nenekmu juga bakal berpindah ke stasiun TV lainnya. Padahal kan, sinetron merupakan produk andalan di hampir semua stasiun TV kita. Woh jelas, demi rating, je!
Namun, kalau ternyata ketiga cara tersebut tidak sukses dilakukan karena nenekmu justru pergi ke rumah tetangga untuk ikutan nonton sinetron Orang Ketiga atau malah ketularan nonton sinetron lainnya. Ya sudah, mau gimana lagi. Itu coba kamu pikirkan sendiri. Yang penting kan, kami sudah berusaha mencarikan solusi. Wqwq.