MOJOK.CO – Kata siapa berbadan tinggi itu seneng melulu? Setidaknya, 5 suka duka punya badan tinggi ini dikisahkan oleh mereka-mereka yang ditakdirkan menjadi tiang—eh orang dengan tinggi badan di atas rata-rata.
Sepanjang perjalanan hidup, tak pernah sekalipun saya dicap sebagai orang berbadan tinggi karena selalu ada yang jauh lebih tinggi daripada saya. Dulu, bagi saya, menjadi orang tinggi pastilah merupakan nikmat tak terperi. Yah, prinsip keinginan saya saat itu sedikit terpengaruh iklan di televisi: tumbuh itu ke atas, bukan ke samping!
Tapi ternyata, berbadan tinggi tak selamanya tentang bahagia. Berdasarkan keluh kesah beberapa pemilik badan tinggi, berhasillah saya menghimpun sejumlah suka duka punya badan tinggi.
Coba cek daftar di bawah ini, apakah kamu merasakan hal yang sama, Beb?
1. Disuruh Ikut PBB (Pasukan Baris-Berbaris) di Sekolah
Hal yang satu ini biasanya dimulai sejak hari pertama kamu resmi bersekolah di SMA. Kakak kelas dan pembina bakal mengadakan pemilihan cepat pada siswa baru untuk menjadi anggota PBB dengan cara…
…nyari yang tinggi-tinggi!!!
Kamu pun tak boleh menolak dan harus ikut ke lapangan. Selama beberapa hari kemudian, kamu mendapati diri sedang ikut baris-berbaris siang-siang. Hmm, mantap juga!
2. Jadi Petugas Upacara
Entah aturan dari mana, tapi dengan badan tinggimu ini, kamu berpeluang lebih besar untuk diminta jadi petugas upacara bendera. Selain pasukan pengibar bendera, kamu—terutama yang cowok—bakal sering dimintai menjadi pemimpin barisan atau pemimpin upacara.
It’s okay; dengan cara ini, kamu punya kesempatan lebih besar untuk dikenal guru-guru dan orang-orang di sekolah.
3. Berdiri di Barisan Depan saat Upacara, tapi Ada di Barisan Paling Belakang saat Foto Bersama
Kalaupun tidak menjadi petugas upacara, hidupmu tetap nggak tenang-tenang amat saat menjadi peserta upacara. Karena postur tinggi badanmu, kamu bakal didorong maju dan diminta untuk berdiri di barisan paling depan.
Tapi, lain upacara, lain pula foto bareng. Dengan alasan “agar semua orang bisa terlihat”, postur tinggi badanmu pun membuatmu harus rela berdiri di baris paling belakang.
Yah, sungguh suka duka punya badan tinggi yang sangat saling berlawanan, tapi nyata adanya~
4. Jalan (Sedikit) Membungkuk
Karena postur badanmu yang lebih tinggi daripada sebagian banyak orang, kamu jadi terbiasa untuk sedikit membungkuk agar lebih mudah berada di posisi setara dengan temanmu. Sayangnya, lama-kelamaan, hal ini menjadi kebiasaan dan—tanpa sadar—kamu berjalan dengan gaya yang khas, yaitu sedikit membungkuk.
Iya, tiba-tiba saja ketegapan badanmu di zaman ikut Pasukan Baris-Berbaris pun terkikis perlahan-lahan.
5. Diprediksi Jago Basket atau Renang
Entah bagaimana, gara-gara kamu tinggi, banyak orang yang dengan sotoy-nya akan berseru secara refleks, “Wah, kamu tinggi. Kamu pasti main basket, ya?”.
Jika kamu adalah pemain basket, tentu kamu bisa mengangguk bahagia. Namun, jika bukan, pertanyaan itu tak akan berhenti, justru malah berlanjut, “Oh, kamu biasa renang, ya?”
Hmmm, apakah manusia di dunia ini hanya bisa tinggi karena dua jenis olahraga tersebu??? Lalu bagaimana dengan mereka-mereka yang ijik-ijik tinggi aja, gitu—sedari lahir???
Saya rasa, masih banyak suka duka punya badan tinggi yang bisa kita bahas. Tapi, berhubung teman saya udah keburu pergi—disuruh ngambilin plastik gula di lemari atas di dapur—jadi ada baiknya jika kita sudahi sampai di sini.
Selamat tinggal, jiwa-jiwa yang kalau tidur kakinya melebihi kasur dan kalau nonton di bioskop dimintain tolong untuk agak nunduk gara-gara kepalanya ngalangin subtitle!