Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Kisah Mahasiswi yang Jadi Driver Gojek dan Kultur Mendewakan Manusia Ala Warga +62

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
11 Agustus 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Ada cerita perjuangan seorang mahasiswi yang jadi driver Gojek dan berhasil lulus cum laude. Keren, sih, tapi harus banget, ya, dielu-elukan berlebihan?

Lulus kuliah itu seksi, setidaknya bagi mereka-mereka yang berharap skripsi bisa mengerjakan dirinya sendiri. Saya pernah merasakan hal yang sama—capek nongkrongin pembahasan skripsi dan ingin cepat-cepat wisuda saja.

Tapi, berita yang beredar belakangan ini seolah menampar diri saya di masa lalu: Seorang mahasiswi di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) Semarang berhasil lulus kuliah dengan masa studi 3 tahun 9 bulan, membawa IPK 3,67 yang berarti cumlaude, dan—ini yang menjadi daya tarik bagi banyak pembaca—ia merupakan mahasiswi yang jadi driver Gojek sejak semester 5.

Namanya Leony, dan kisahnya menjadi viral setelah thread tentang dirinya diluncurkan di Twitter. Disebutkan, Leony adalah mahasiswi yang masuk Jurusan Hukum dan Masyarakat—yang merupakan jurusan dengan “kutukan” lulus paling lama—sekaligus mahasiswi yang aktif di organisasi dan lomba debat. Kesibukannya ini berlanjut dengan pekerjaannya sebagai driver, dan dia berhasil “membayarnya” tuntas dengan toga dan slempang cum laude.

Terdengar fantastis? Tentu saja.

Tapi, apakah hal-hal semacam ini baik untuk dielu-elukan? O, tunggu dulu.

Pola yang sering berulang di masyarakat kita adalah betapa cepatnya seseorang yang dianggap fantastis ini menaiki tangga kepopuleran. Karena dianggap hebat (meski tentu saja mereka hebat beneran!), semua orang jadi ingin mengulang kisahnya lagi dan lagi, termasuk pada kisah mahasiswi yang jadi driver Gojek di atas.

Apa yang kita temukan viral di media massa hari ini, bukan tidak mungkin bakal muncul di layar televisi tiga hari kemudian, lengkap dengan narasi yang spektakuler, bahkan kadang dikisahkan dengan sedikit dramatis.

Bahwa Leony si mahasiswi yang jadi driver Gojek itu berprestasi, saya setuju. Tapi, ayolah, kenapa sih kita suka sekali “mendewa-dewakan” manusia yang dianggap super berprestasi?

Maksud saya, tidakkah ini malah jadi “mengguncang” bagi sebagian orang?

Mereka yang seusia Leony mungkin sekarang justru sedang insecure atas kemampuannya sendiri. Apakah mereka yang masa studinya memasuki 3 tahun 10 bulan berarti tak bisa dianggap sehebat Leony? Apakah mereka yang tidak menyambi pekerjaan lain dan masih (terpaksa) bergantung pada orang tua tidak pantas diapresiasi atas nilai-nilai kuliahnya yang cemerlang?

Ada kasus mahasiswa-mahasiswa baru yang berusia 15 tahun, sedangkan kebanyakan dari kita masih duduk di kelas 10 SMA di usia yang sama. Selagi kita masih sibuk memikirkan jurusan sekolah dan mata pelajaran pilihan untuk UN, orang ini sudah sibuk dengan urusan ospek, dan tentu saja bergaul dengan teman-teman baru yang usianya 3 hingga 4 tahun lebih tua.

Karena kehebatannya pula, manusia-manusia berprestasi ini kerap menerima tekanan dan tuntutan dari masyarakat, tanpa sadar. Bukan tidak mungkin, dalam kasus Leony si mahasiswi yang jadi driver Gojek tadi, kita jadi berekspektasi ia bakal lolos beasiswa Master dan tetap bisa seimbang menjadi driver Gojek tanpa lelah sedikitpun.

Padahal, sekeras apa pun Leony bertekad dan berencana, ia berhak untuk menjalani hidupnya sendiri, tanpa dibebani ekspektasi yang berat dan menuntut.

Iklan

Hal yang sama berlaku pada mahasiswa-mahasiswa baru yang masih super muda di usianya yang 15 tahun. Selagi kita mengelu-elukannya dan mengirim doa (atau tuntutan) baginya untuk kuliah dengan sukses dan cemerlang, tidakkah mungkin ia sedang bertanya-tanya bagaimana serunya merasakan cinta monyet di SMA bareng teman-teman sebayanya? Atau, merokok diam-diam di belakang kantin setiap istirahat?

Apresiasi itu perlu—penting, bahkan. Tapi, ayolah, hati-hati. Jangan sampai harapanmu jadi ekspektasi berlebihan yang membebani orang tersebut, atau bahkan mengecilkan perjalanan orang lain.

Lagian, sebelum sibuk-sibuk mengelu-elukan dan mengapresiasi orang lain berlebihan, mbok kamu tu ngaca dulu: Kamu udah mengapresiasi diri sendiri belum hari ini?

Terakhir diperbarui pada 11 Agustus 2019 oleh

Tags: Fakultas Hukumlulus cumlaudemahasiswi yang jadi driver GojekUndipUniversitas Diponegoro
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Z sarjana ekonomi di Undip. MOJOK.CO
Kampus

Apesnya Punya Nama Aneh “Z”: Takut Ditodong Tiba-tiba Saat Kuliah, Kini Malah Jadi Anak Emas Dosen di Undip

27 November 2025
Program PIJAR sebagai upaya Pemerintah Kota Semarang atasi persoalan gangguan kesehatan mental remaja MOJOK.CO
Kilas

PIJAR: Gerakan agar Para Remaja di Semarang Tak Merasa Sendirian, Biar Tak Alami Gangguan Kesehatan Mental

15 Oktober 2025
Kinerja Wali Kota Semarang, Agustina diapresiasi akademisi Universitas Diponegoro MOJOK.CO
Kilas

Cara Pemkot Semarang Merespons Keluhan Masyarakat Jadi Sorotan, Diapresiasi tapi Tetap Introspeksi

26 Agustus 2025
Rasanya Satu Kelompok KKN dengan Anak Caleg, KKN Undip.MOJOK.CO
Kampus

Rasanya Satu Kelompok KKN dengan Anak Caleg, Semua Urusan Jadi Mudah Meski Suasana Bikin Tak Betah

14 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Omong Kosong Pemuja Hujan Musuh Honda Beat dan Vario MOJOK.CO

Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

27 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025
Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
Atlet pencak silat asal Kota Semarang, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, raih medali emas di SEA Games 2025 Thailand MOJOK.CO

Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

22 Desember 2025
Wisata Pantai Bama di Taman Nasional Baluran, Situbondo: Indah tapi waswas gangguan monyet MOJOK.CO

Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

25 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.